Jumat, 18 September 2009

Kawasan Wisata Religi Akan Dikembangkan di Palu Barat

Palu - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berencana akan menjadikan Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, sebagai kawasan religi di Provinsi Sulteng. Hal itu dimaksudkan agar di Provinsi Sulteng memiliki ikon wisata religi yang dapat diperkenalkan kepada dunia luar, apalagi di Kecamatan Palu Barat secara historis sangat lekat dengan nuansa religius. Selain sebagai pusat salah satu organisasi keagamaan, wilayah Palu Barat dulunya merupakan pusat pengembangan ajaran agama Islam yang dibawa oleh ulama besar asal Sumatera Barat bernama Abdullah Raqi yang kemudian dikenal dengan nama Datokarama. Di Palu Barat juga terdapat dua masjid bersejarah, pertama Masjid Jami yang merupakan masjid tertua dan Masjid Agung Darusalam yang merupakan masjid terbesar.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulteng Drs H Suaib Djafar MSi mengatakan, rencana pengembangan wisata religi di Palu Barat terus dilakukan. Saat ini sudah mulai berjalan, salah satunya, kini Pemkot Palu berencana memperluas makam Datokarama yang akan dijadikan ikon wisata religi di kawasan itu.

Bukan hanya itu, selama bulan Ramadan tahun ini, nuansa religi di Palu Barat juga mulai tumbuh dengan sendirinya, salah satu buktinya adalah munculnya pasar tradisional musiman di kawasan jalan Sis Aljufri yang menjual berbagai pakaian muslim. Bahkan di sana terdapat pula warung makan masakan khas Arab. Pemprov Sulteng bersama Pemkot Palu berencana akan terus mengembangkan keberadaan pasar tradisional itu. Bukan saja pada bulan Ramadan saja, tetapi kedepan diupayakan setiap pekan, bahkan setiap hari ada pasar tradisional yang menjual berbagai jenis pakaian Muslim. “Kedepan akan dilakukan penataan, agar lebih rapi dan terlihat sempurna,” jelas Suaib kepada Radar Sulteng, kemarin.

Kata Suaib, pihaknya berupaya agar ketika orang luar daerah berkunjung ke wilayah Palu Barat, ada kesan kekhasan wilayah yang menjonjolkan budaya Islam. Seperti halnya ketika berkunjung ke salah satu kawasan yang ada di Kota Manado, Sulawesi Utara, yang dikenal dengan nama kampung Arab, dimana ketika memasuki kawasan itu, nuansa Islam cukup menonjol, sehingga terkesan menarik bagi para pengunjung. “Jika di Manado ada kampung Arab, tapi cakupan wilayahnya terlalu kecil, beda dengan di Palu, wilayah Palu Barat yang luas itu, seluruhnya dijadikan kawasan wisata religi,” jelasnya.

Selain itu, kedepan akan dibangun berbagai dialog-dialog yang bertemakan dunia Islam, yang dipusatkan di Palu Barat. Bahkan akan melibatkan berbagai organisasi keagamaan, seperti Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad dan lain-lain. Harapannya, terang Suaib, nuansa religi di Sulteng akan tampak dan menonjol, ikonnya ada di Kecamatan Palu Barat. Namun demikian, bukan berarti wilayah lain tidak dikembangkan, karena pusat-pusat peradaban Islam juga terdapat di kabupaten lain seperti Kabupaten Donggala dan Tojo Unauna.

Rencananya, juga tahun 2010, di Sulteng alan digelar Maulid Nusantara yang difasilitasi oleh Islamic Center Jakarta. Kegiatan itu akan menjadi embrio pengembangan wisata religi di Palu Barat, karena sebagian besar kegiatan Maulid Nusantara akan dipusatkan di Masjid Agung Darusalam, Palu Barat. (fer)