Minggu, 31 Oktober 2010

Wisata Sejarah Perlu Perawatan Serius


Palembang, Sumsel - Kondisi kawasan purbakala dan kearkeologian di Kota Palembang memprihatinkan. Bahkan, sebagian bangunan penunjangnya dalam keadaan telantar, rusak, dan kotor sehingga tidak menarik untuk dikunjungi.

Pemantauan hari Senin di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) di Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Gandus, Palembang, terlihat sejumlah bangunannya dalam kondisi tidak terawat dan rusak. Bahkan, tempat batu Prasasti Kedukan Bukit juga kotor dan menjadi tempat bermain anak-anak setiap sore.

Sementara kanal atau parit yang mengelilingi juga dalam kondisi kering dan dangkal. Padahal, sungai kecil di kawasan itu menjadi daya tarik untuk menyusuri taman itu dengan perahu.

Kondisi kurangnya perawatan dan perbaikan juga terjadi di Wisata Arkeologi Bukit Siguntang. Sejumlah jalan dan bangunan penunjang terlihat rusak. Padahal, kawasan ini menjadi tempat wisata religius bagi warga beragama Buddha setiap perayaan hari Waisak.

”Perbaikan memang ada, tetapi masih banyak kekurangannya,” kata Rusdi, penjaga makam-makam Raja Sriwijaya di taman wisata.

Bantuan pemerintah
Untuk memberdayakan kawasan wisata arkeologi ini, pemerintah memberikan bantuan pembinaan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) yang digulirkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Bantuan ini besarnya Rp 100 juta-Rp 150 juta per tahun selama tiga tahun dan akan digunakan untuk pengembangan tiga kawasan wisata. Di Kota Palembang, tiga kawasan wisata sejarah ini meliputi Kampung Kapitan, Sabokingking, dan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.

Menurut Bakri, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Destinasi Pariwisata di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, bantuan tersebut bertujuan untuk mengembangkan tiga kawasan wisata sebagai model atau percontohan PNPM Mandri di sektor pariwisata. Bentuknya desa atau kawasan wisata, dilengkapi dengan alur pengembangan ekonomi di sekitar obyek desa tempat wisata, serta kemitraan usaha pariwisata.

”Kami ingin ada pembangunan di sektor ekonomi bagi warga di kawasan itu bisa hidup sejahtera. Bantuan ini bisa diwujudkan dalam bentuk pembangunan kios cenderamata atau sejenisnya yang terkait dengan pemberdayaan ekonomi,” ujar Bakri.

Bakri hadir di Palembang untuk memimpin rapat Integrasi PNPM Pariwisata di Kota Palembang. Rapat ini dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang Baharuddin dan pejabat lainnya.

PNPM ini, lanjut Bakri, harus digunakan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan melalui usaha kepariwisataan, serta menciptakan iklim kondusif bagi berkembangnya kepariwisataan itu sendiri.

Di Indonesia, Bakri mengatakan, ada 200 desa dari 29 provinsi yang dapat bantuan itu pada tahun ini. Provinsi Sumatera Selatan mendapat bantuan di total 7 desa dan 3 desa di antaranya berada di Kota Palembang. Ini merupakan bantuan pertama untuk Kota Palembang. (FUL/ONI)

Sumber: http://cetak.kompas.com
Foto: http://www.flickr.com