Minggu, 28 November 2010

Tengkuluk di Festival Melayu Jambi

Jambi – Masalah seni dan budaya mendapat perhatian khusus Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA). Salah satu tolok ukur kemajuan provinsi, menurut HBA, juga harus diikuti dengan kemajuan seni budayanya. “Karena itu saya sangat mendukung rencana Unja membentuk Fakultas Sastra,” ujar HBA saat membuka acara Festival Tradisional Melayu Jambi di Taman Budaya Jambi (TBJ), kemarin (22/11).

Dalam festival kemarin, diadakan berbagai kegiatan. Di antaranya lomba mendongeng atau bertutur yang dalam bahasa Jambi disebut kunun. Lainnya, teater tradisi yang menampilkan sejumlah ibu yang mengenakan tengkuluk, berkerudung, dan lainnya. Ada juga lagu daerah Jambi.

Penonton yang memadati ruangan gedung utama TBJ dibuat terpesona dengan keindahan budaya melayu Jambi. Sejumlah tari-tarian yang disuguhkan benar-benar menghipnotis penonton. Dalam kesempatan tersebut juga dipertunjukkan Tarian Merajut Kasih yang dipersembahkan Kelompok Tari Kajanglako di bawah binaan Lili Abdurrahman Sayoeti. “Dengan adanya festival seperti ini, maka diharapkan generasi penerus Jambi mengerti dan mengenali seperti apa budaya melayu Jambi itu sebenarnya. Saya berterima kasih kepada Unja sebagai penyelenggara acara ini,” ujar HBA.

Festival juga membuka stan makanan tradisional Jambi. Salah satunya, aneka dodol khas Kerinci. Kelompok Usaha Bersama (KUB) Jaya Bersama juga menghadirkan makanan ringan kreasi baru. Yakni, Rempeyek Aneka Dedaunan seperti keripik daun sirih dan daun melinjo serta daun ubi.

Evi Marlina, Direktur Art Davici yang juga mahasiswa Unja memanfaatkan momen ini untuk memamerkan kerajinan Suku Anak Dalam (SAD).

HBA dan rombongan menyempatkan diri mengunjungi stan yang ada dan membeli beberapa buah tangan khas Jambi yang dipamerkan dalam pameran tersebut. “Ini menunjukkan kreativitas yang tinggi, minat dalam berkreasi yang luar biasa,” ujarnya.

HBA menambahkan peminat ilmu seni dan sastra sangat banyak. Ini terlihat dari banyaknya anak-anak Jambi yang menuntut ilmu seni ke Fakultas Sastra di luar Jambi. “Saya menerima laporan bahwa tidak kurang dari 68 orang anak Jambi menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Ilmu Sastra (STIS) di Padang Panjang. Jadi mengapa mereka tidak kita tampung di Jambi dengan mendirikan Fakultas Sastra,” jelas HBA, lagi.

Dukungan serupa juga diberikan HBA terhadap Unbari yang juga memiliki wacana untuk mendirikan Fakultas Sastra. “Saya sudah bertemu dengan Rektor Unbari dan saya mendorong rencana tersebut,” ujar HBA.

Dengan memiliki ilmu dan keterampilan di bidang seni dan sastra, HBA mengharapkan agar masyarakat Jambi dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri. Artinya mereka tidak mengandalkan lapangan pekerjaan yang ada dan hanya mengandalkan menjadi tenaga kerja. Tetapi dapat membuka usaha sendiri dengan keterampilan dan ilmu yang mereka miliki.

Sementara itu, Rektor Unja, Kemas Arsyad Shomad mengatakan, akan melihat dulu sejauh mana minat masyarakat terhadap ilmu seni dan sastra. “Kalau memang besar, kita akan coba ajukan ke Dikti karena saat ini sudah banyak prodi yang kita punya,” ujarnya.(tya)

Sumber : http://www.jambi-independent.co.id