Senin, 22 Februari 2010

Delegasi Solo Angkat Karakter Budaya Indonesia

Singapura - Delegasi Indonesia yang diwakili kelompok Solo Batik Carnival pada Parade Chingay di Singapura, 19-20 Februari 2010, mendapat sambutan hangat dan penilaian khusus karena dianggap mencerminkan karakter budaya Indonesia yang khas.

Parade Chingay yang mengambil lokasi di sirkuit balap mobil Formula 1 di Pantai Marina, Singapura, ditonton sekitar 70.000 orang, termasuk Presiden Singapura SR Nathan dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Pada malam kedua, mereka memberikan pidato di atas mobil hias—Presiden Nathan dalam bahasa Inggris, sedangkan PM Lee dalam bahasa Mandarin.

Parade Chingay merupakan perayaan menyambut Tahun Baru Imlek, tetapi mengesankan sebuah pesta nasional yang bersifat extravaganza, ingar-bingar oleh suara dentuman musik, mercon, dan pesta kembang api bagi rakyat Singapura. Selama dua malam itu warga tumpah ruah di lokasi parade. Mereka rela membayar tiket senilai Rp 300.000-Rp 500.000 per orang.

Penampilan Solo Batik Carnival (SBC) selama dua malam itu terasa unik karena desain kostumnya mendasarkan pada bahan dan pola batik tradisional. Parade selama 1,5 jam itu diikuti 40 kelompok dari beberapa negara, antara lain China, Malaysia, Indonesia, Jepang, Butan, Thailand, Taiwan, India, dan Brasil; di samping Singapura. Parade melibatkan 7.500 peraga serta 7.000 personel panitia pelaksana.

”Menurut saya, SBC merupakan kelompok yang unik karena menggunakan kostum yang didasarkan pada budaya etnik, yaitu batik,” kata Nah Juay Hng, Ketua Panitia Parade Chingay, Sabtu (20/2) petang.

Koordinator SBC, Heru Prasetya, menjelaskan, selain kostum berbahan baku batik, keunikan SBC karena mengangkat tema ”Sapujagad”, yaitu kepedulian terhadap lingkungan hidup yang desainnya diilhami bunga, tanaman, juga burung cendrawasih. ”Panitia dari Association’s People Singapura juga menyebutkan, SBC beda dengan samba atau gaya Brasil. SBC tampil dengan kekuatan etnik setempat,” ujar Bambang Suryono, koreografer SBC.

Delegasi Indonesia yang berjumlah 150 personel terdiri atas 60 personel SBC dari Kota Solo, didukung 15 siswa dari SMP Bhakti Mulya, Jakarta, serta 75 pelajar dan mahasiswa Indonesia di Singapura yang tampil tanpa kostum SBC. Personel SBC, yang sebagian besar terdiri atas pelajar dan mahasiswa, memperlihatkan semangat luar biasa untuk mengikuti Parade Chingay di Singapura. ”Ini pengalaman istimewa, luar biasa, dan bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk penyelenggaraan SBC ataupun event-event serupa lainnya di Solo,” ungkap Mayor Haristanto (50), salah seorang peraga, yang diamini rekannya, Ning Hadiyati (50), dosen di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Solo.

Wali Kota Solo Joko Widodo saat melepas rombongan pekan lalu menyatakan, Parade Chingay di Singapura punya nilai amat strategis untuk promosi pariwisata. Ia mengingatkan, posisi Singapura sebagai kota transit dalam pariwisata internasional akan memberi dampak promosi bagi pariwisata di Solo, Jateng, selain mengangkat Indonesia. (Ardus M Sawega dari Singapura)

Sumber: http://cetak.kompas.com

150 Pelajar Surabaya Ikuti Lomba Desain Batik

Surabaya - Sebanyak 150 pelajar SMP dan SMA di Surabaya, Minggu, mengikuti Lomba Desain Batik yang digelar Universitas Narotama (Unnar) Surabaya bekerja sama dengan OSIS SMA Negeri 16 Surabaya.

Lomba yang diselenggarakan di sebuah mal untuk merayakan Dies Natalis ke-29 Unnar itu juga dimeriahkan dengan lomba "Cari-Cari Presenter 2010" yang diikuti 250 peserta yang terdiri atas kategori anak, pelajar, dan umum (8 sampai 28 tahun).

"Kami juga ingin mengenalkan Helmy Yahya Broadcasting Academy (HBA) Unnar kepada masyarakat, sekaligus merayakan Dies Natalis ke-29 Unnar dan melestarikan budaya bangsa," kata Kepala Humas dan Marketing Unnar, Yaudin, AMd, S.Kom.

Oleh karena itu, katanya, lomba "Cari-Cari Presenter 2010" yang dilaksanakan sejak audisi pada Sabtu (20/2) dan final (21/2) itu melibatkan tim juri dari HBA dan Unnar serta pers.

"Lomba presenter untuk usia 8 hingga 28 tahun itu memang diikuti 250 peserta, tapi setelah diseleksi akhirnya hanya 75 peserta yang lolos ke babak final," katanya.

Ke-75 peserta di babak final itu terdiri atas 28 peserta untuk kategori Presenter Produksi Anak (PPA), 30 peserta untuk kategori Presenter Produksi Dewasa (PPD), dan 17 peserta untuk kategori Presenter News (PN).

"Untuk lomba desain batik, 150 peserta menggambar desain batik, kemudian hasilnya diwarnai. Hasilnya, pemenang akan mendapatkan hadiah dari HBA dan Unnar," katanya.

Ia menambahkan pihaknya sangat bangga dengan keterlibatan OSIS SMA Negeri 16 Surabaya dalam kerja sama penyelenggaraan lomba desain batik.

"Itu menunjukkan batik sudah mulai digemari anak-anak muda, baik pelajar SMP maupun SMA, karena itu pesertanya pun di luar dugaan kami," katanya. (E011/K004)

Sumber: http://www.antaranews.com

NTB Targetkan Sejuta Wisatawan pada 2012

PROVINSI Nusa Tenggara Barat menargetkan kunjungan sejuta wisatawan pada 2012. Target kunjungan sejuta wisatawan pada 2012 itu merupakan salah satu isi dari rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Provinsi NTB.

"Target kunjungan wisatawan tersebut jauh melebihi sasaran tahun 2009 sekitar 400 wisatawan," kata kata kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Gita Aryadi di Mataram, Sabtu (20/2).

Ia mengatakan target kunjungan sejuta kunjungan wisatawan tahun 2012 tersebut diyakini tercapai karena letak NTB berada pada jalur segi tiga emas, yakni sebelah barat Pulau Bali, sebelah timur Pulau Komodo, NTT dan sebelah selatah Tana Toraja, Sulawesi selatan.

Pembangunan bidang pariwisata yang memiliki daya saing internasional merupakan obsesi yang akan menempatkan NTB sejajar dengan daerah pariwisata lainnya di Indonesia bahkan dalam skala internasional seperti Thailand, Malysia dan Singapura.

Menurut dia dipilihnya tahun 2012 sebagai tahun kunjungan wisata NTB didasarkan pada asumsi bahwa beroperasinya Bandara Internasional Lombok (BIL) di Kabupaten Lombok Tengah akan menambah jumlah kunjungan wisatawan.

"Untuk mendukung kunjungan wisatawan ke NTB, salah satu faktor yang sangat menentukan adalah keberadaan Bandara Internasional Lombok di Tanak Awu, Kabupaten Lombok Tengah yang diharapkan rampung tahun 2010," katanya.

Ia mengharapkan berbagai jenis pesawat berbadan lebar akan mendarat di BIL dengan membawa wisatawan langsung dari negara masing-masing seperti Australia dan negara-negara di Eropa.

"Selama ini turis asing yang banyak berkunjung ke NTB berasal dari Belanda, Jerman dan Australia," katanya. (Ant/Ol-5)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Festival Layang-Layang Pecahkan Rekor Dunia

Sekitar 6.000 layang-layang diterbangkan serempak di Pantai Manggar, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, dalam Borneo International Kite's Festival 2010, kemarin. Acara itu mampu memecahkan rekor dunia dan dicatat dalam Guinness Book of Records.

"Acara ini adalah kado spesial untuk Balikpapan yang merayakan hari jadinya ke-113. Ini juga menjadi ajang pembuktian bahwa kota ini memiliki potensi wisata, dan mampu menggelar acara bertaraf internasional," kata Wakil Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.

Kegiatan bertaraf internasional itu diyakini sangat bagus untuk promosi daerah. Ke depan, pemkot berencana menggandeng pemprov serta kabupaten/kota lain di Kaltim jika Balikpapan dipercaya menggelar acara internasional. "Jadi yang dipromosikan tidak hanya Balikpapan, tapi juga daerah lain se-Kaltim.

"Borneo International Kite's Festival diikuti peserta dari 16 negara. Pemecahan rekor melibatkan pelajar dari 60 sekolah di Balikpapan serta warga Kota Balikpapan dan sekitarnya.

Ketua Panitia Festival Layang-Layang Alan Salehuddin mengatakan kegiatan itu dapat dijadikan awal memperkenalkan Balikpapan sebagai tempat ideal untuk menggelar acara internasional. "Mungkin awalnya layang-layang, tapi tidak menutup kemungkinan untuk mengadakan event permainan dunia lainnya." (SY/N-3)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Tamara Bleszynski Akhirnya Buka Suara soal Foto-foto Itu

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah lama menutup mulutnya terkait pernikahannya dengan Mike Lewis, model dan pesinetron Tamara Bleszynski akhirnya angkat bicara. Ia mengakui adanya pernikahan itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Tamara dan Mike menikah dalam sebuah prosesi pernikahan yang sangat tertutup di Bayuh Sabbha, Bali, pada 2 Februari 2010. Kabar pernikahan tersebut mulai terkuak ketika foto-foto pernikahannya beredar di situs jejaring Facebook.

Kepada wartawan yang menemuinya di JW Marriott, Jakarta Selatan, Senin (22/2/2010), bintang film Air Terjun Pengantin itu membenarkan bahwa foto-foto tersebut adalah foto pernikahannya.

Ia juga tak menampik kabar bahwa ia dan suami barunya telah menjual hak siar foto-foto momen bersejarah mereka kepada sebuah media online.

Menurut Tamara, keputusan itu ia ambil guna membantu Yayasan Maria Monique Lastwish di Jakarta. Mike merupakan donatur tetap dan aktif dalam kegiatan sosial di institusi tersebut sejak tahun 2007.

"Kami sampai punya ide dan konsep ini karena saya punya kepedulian dengan kondisi di sekeliling. Kami mau bantu, apalagi saya juga seorang ibu," ujar Tamara memberi alasan. "Saya mengerti perasaan ibu karena saya merasakan juga kehilangan anak dan belum bisa ketemu sampai saat ini. Jadi kami memberikan kasih sayangnya kepada anak-anak lain," lanjut Tamara.

Sementara itu, Mike menjelaskan bahwa foto-foto eksklusif pernikahan mereka dijual sebesar Rp 110 juta. Penjualan foto-foto itu, katanya, murni didasari untuk mewujudkan permintaan terakhir dari anak-anak asuhan yayasan tersebut. "Pernikahan adalah sesuatu yang membahagiakan dan enggak ada salahnya kami membantu sesama anak yang membutuhkan," ucap Mike.

Mengenai Bali sebagai lokasi pernikahan, Mike mengaku bahwa tempat itu dipilih lantaran mereka tak ingin melewatkan momen berharga dengan begitu saja. "Karena Bali adalah pulau paling indah di dunia, the most beautiful island in the world. Karena pernikahan itu penuh dengan cinta dan saya ingin merayakannya di tempat yang indah juga," ujar Mike. "Yang pasti bahagia karena menemukan suami yang saya cintai. Semoga terus bisa membahagiakan saya," sambut Tamara. (C9-09)

Sumber: http://entertainment.kompas.com

Pagaralam Diusulkan Jadi Daerah Cagar Budaya

Pagaralam - Banyak temuan peninggalan bersejarah dari zaman megalitik ribuan tahun lalu di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, yang jumlahnya mencapai ribuan menjadi bahan pertimbangan pengusulan kawasan itu sebagai daerah cagar budaya.

Informasi dari pemkot di Pagaralam, Sabtu (20/2/2010), menunjukkan bahwa dalam pertemuan anggota Komisi X DPR RI dengan jajaran Pemkot Pagaralam, mereka menyampaikan masukan untuk mengkaji dalam merevisi UU tentang Cagar Budaya, termasuk mempertimbangkan Pagaralam masuk sebagai salah satu daerah tersebut.

Anggota Komisi X DPR RI Juhaini Alie, Gede Pasa Suardika, Harbiah Salahuddin, Selina Gita, dan Raihan Iskandar beserta rombongan Ditjen Pariwisata dan BP3 Jambi beberapa hari lalu melakukan kunjungan ke sejumlah situs yang terdapat di Pagaralam.

Wali Kota Pagaralam Djazuli Kuris mengatakan, cukup banyak peninggalan sejarah yang dimiliki daerah ini tersebar di lima kecamatan wilayahnya.

Bahkan yang sudah terungkap, baik melalui mimpi maupun penemuan biasa, sudah cukup banyak. Menurut dia, semestinya hal itu akan menjadi kajian penting bila daerah Besemah dimasukkan dalam UU Cagar Budaya itu.

"Peninggalan bersejarah bukan hanya menjadi aset bagi daerah, tapi hendaknya bisa masuk aset nasional yang tidak akan habis sepanjang masa. Namun, perlu dukungan pemerintah pusat dalam pendanaan pemeliharaan dan pelestariannya," ujar dia.

Bukan hanya peninggalan pada masa kerajaan, melainkan bahkan benda yang umurnya sudah 4.000 tahun sebelum Masehi juga cukup banyak.

Dia menyebutkan, saat ini yang sudah ditemukan berupa arca, rumah batu, lesung, lumpang, menhir, dolmen, dan masih banyak situs lainnya.

"Aset budaya yang banyak ditemukan di Pagaralam ini tentunya akan menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi DPR RI untuk memasukkan Pagaralam menjadi kawasan cagar budaya," kata dia.

"Melalui pertemuan dan mencari masukan dengan berbagai elemen masyarakat di Pagaralam, hal itu akan menjadi pertimbangan dalam membahas revisi UU Cagar Budaya, termasuk mengkaji sejumlah daerah di Sumsel yang banyak peninggalan sejarahnya," kata Ketua Rombongan DPR RI dari Komisi X, Juhaini Alie, dalam pertemuan dengan Pemkot Pagaralam itu.

Dia menyatakan, peninggalan bersejarah yang merupakan aset bernilai cukup tinggi tidak akan habis sepanjang masa. Bila dikelola dengan baik, hal itu akan menjadi penghasil uang. (JY)

Sumber: http://oase.kompas.com

Pengembangan Wisata Taman Nasional Perlu Dukungan Semua Pihak

Tapaktuan - Untuk pengembangan sektor pariwisata, terutama dalam kaitan pemanfaatan taman nasional sebagai objek wisata, diperlukan dukungan semua pihak, termasuk peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pers.

"Ini juga memerlukan terbosan-terobosan sehingga sektor ini tidak hanya dapat memberikan kontribusi pendapatan asli daerah (PAD), tapi juga mampu mensejahterakan masyarakat yang hidup di sekitar objek wisata," kata Kabid Wilayah I Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Tapaktuan, Rusman, Jumat (19/2).

Pemanfaatan kawasan taman nasional sebagai objek kunjungan wisata, menurut Rusman, merupakan salah satu peluang yang tersedia dalam upaya pihak TNGL membina masyarakat di desa-desa yang berada di dalam kawasan TNGL. Pembinaan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa-desa tersebut dengan berpegang pada prinsip "masyarakat sejahtera lingkungan terpelihara".

Dikatakan, ada tujuh desa di Aceh Selatan yang berada di dalam kawasan TNGL, yaitu Pasie Lembang di Kecamatan Kluet Selatan, Pucuk Lembang, Tanah Munggu, Durian Kawan di Kluet Timur, Menggamat di Kluet Tengah serta Ujung Mangki dan Seneubok Keranji di Kecamatan Bakongan.

Potensi Luar Biasa
Seperti diberitakan sebelumnya, sebagian besar wilayah TNGL membentang di Aceh Selatan dengan potensi luar biasa jika dikembangkan sebagai objek kunjungan wisata. Namun hingga kini Aceh Selatan belum memanfaatkan potensi tersebut sehingga daerah maupun masyarakat belum mendapat keuntungan dari kekayaan yang dimilik di sektor ini.

Menurut Rusman, di Aceh Selatan sebetulnya banyak objek andalan yang dapat dikembangkan untuk meraup penghasilan dari sektor wisata dengan keaneka ragaman nuftah dan sumber daya hayati. Seperti di Danau Laut Bangko, Kecamatan Bakongan, dikenal antara lain sebagai habitat buaya putih disamping keunggulan lain yang tersimpan di sana.

Di Aceh Selatan juga terdapat stasiun penelitian orangutan di kawasan Suak Belimbing Pucuk Lembang yang merupakan satu dari sedikit stasiun penelitian orangutan yang ada di Sumatera. Suak Belimbing merupakan habitat orangutan dengan tingkat kecerdasan lebih tinggi dibanding makhluk yang sama yang terdapat di Aceh Tenggara.

Sementara itu, 15 kilometer ruas jalan lintas Aceh-Sumut membentang di kawasan inti TNGL, yaitu di Rantau Sialang wilayah Kluet Selatan dan Bakongan, juga terdapat berbagai objek menarik, seperti monyet jinak. Dan disepanjang pesisir yang bersisian dengan ruas jalan negera itu juga merupakan habitat makhluk langka yaitu penyu belimbing.

Hutan Cemara
Hanya beberapa kilometer di luar Rantau Sialang, sebut Rusman, tepatnya di Pasie Lembang Desa Ujung Padang terdapat hutan cemara di pinggiran pantai dengan danau-danau kecil yang membentang di pinggiran jalan raya. Semuanya tinggal dipoles dan dikelola sebagai objek kunjungan wisata. "Di daerah lain, potensi yang ada di taman nasional sudah dimanfaatkan sebagai sumber pemasukan," katanya.

Ditambahkan, karena potensi wisata di Aceh Selatan cukup bagus dan diperhitungkan memiliki prospek jika dikelola secara profesional, pihaknya juga tengah mempertimbangkan kemungkinan untuk mengusul dibentuknya masyarakat bina wisata memprioritaskan keterlibatan masyarakat yang ada di desa-desa di dalam kawasan TNGL.

"Agar masyarakat bisa sejahtera melalui dengan sumber penghasilan dari sektor pariwisata maupun hasil hutan non kayu lainnya. Lagi pula merekalah yang paling tahu situasi di kawasan sekitarnya," kata Rusman seraya menambahkan, dalam upaya inilah diperlukan keterlibatan semua pihak serta terobosan-terobosan yang bijak sehingga masyarakat bisa sejahtera dan hutan terpelihara. (ma)

Sumber: http://analisadaily.com

Minggu, 21 Februari 2010

Walhi Desak KPK Periksa Gubernur Riau Rusli Zainal

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) bersama Komite Anti Penghancur Hutan Indonesia (KAPHI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera memeriksa Gubernur Riau Rusli Zainal. Desakan tersebut terkait indikasi korupsi penerbitan izin Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP).

Desakan tersebut dicetuskan dalam aksi ujuk rasa di depan gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (19/2). Mereka menilai, Rusli harus ikut bertanggungjawab atas kerusakan hutan dengan menerbitkan izin ilegal usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman (IUPHHK-HT) untuk perusahaan kayu di Riau.

"Kami menduga kuat telah terjadi gratifikasi dan kolusi terhadap keluarnya izin lahan konsesi HTI di Riau tersebut. Oleh karena itu, KPK harus memeriksa Rusli Zainal atas dugaan kejahatan kehutanan ini," cetus koordinator aksi Dedi Ratih dalam orasinya.

Selain mengusut Rusli Zainal, para pengunjukrasa juga mendesak agar MS Kaban yang saat itu menjabat Menteri Kehutanan dan sejumlah pejabat terkait lainnya untuk diusut.

Ia menjelaskan, dalam SK no 327/Menhut II/2009 yang diterbitkan pada Juni 2009 disebutkan, MS Kaban selaku Menteri Kehutanan menambah izin dari 235.000 hektare yang sudah ditandatangani sebelumnya menjadi 350.165 hektare. Izin yang dikeluarkan Menhut tersebut ternyata sebagian besar berada di atas lima kawasan hutan lindung.

Kawasan tersebut meliputi kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baliung, Suaka Margasatwa Tasik Pulau Padang, Suaka Danau Besar, Suaka Tasik Belat dan Taman Nasional Tesso Nilo. "Izin juga ditandatangani sebelum diukur. Ini diterangkan dalam surat keputusan tersebut, dijelaskan luasan areal pembukaan akan dilakukan pengukuran," ungkapnya. Tindakan itu berakibat terjadi selisih 7 ribu hektare. (NJ/OL-03)Nurulia Juwita Sari

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Pemberantasan Korupsi: Sebanyak 145 Kasus Harus Selesai Tahun Ini

Jakarta - Sebanyak 145 kasus tindak pidana korupsi, sebagaimana tertuang dalam lampiran Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010, harus sudah dapat diselesaikan sampai akhir Desember 2010. Penanggung jawab penuntasan tindak pidana kasus korupsi tersebut adalah Kejaksaan Agung dan Kepolisian Negara RI.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, ketika ditanya pers, saat mendampingi Wakil Presiden Boediono dalam keterangan pers di Gedung II Istana Wapres, Jakarta, Jumat (19/2).

Dalam acara itu hadir Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Deputi Menko Kesra Sujana Royat yang mewakili Agung Laksono, Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto, serta pejabat lain.

”Penyidikan perkara tindak pidana korupsi yang harus diselesaikan pada tahun ini dalam inpres tersebut sebanyak 145 perkara. Akan tetapi, nanti akhir tahun dilihat lagi berapa yang bisa diselesaikan Kejaksaan Agung dan berapa Kepolisian Negara RI. Selain 145 perkara, juga ada perkara rutin tindak pidana korupsi lain yang harus diselesaikan instansi penegak hukum lainnya,” ujar Djoko.

Djoko tidak mau merinci kasus-kasus tersebut. Namun, saat ditanya apakah terdapat kasus pajak, Djoko mengatakan, ”Secara makro, itu masuk, ya. Namun, identifikasi kasusnya nanti akan ditangani secara sektoral di bidang-bidangnya.”

Djoko juga menyatakan, meski pada awal pemerintahan kedua ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak menerbitkan Inpres Percepatan Pemberantasan Korupsi, seperti pada awal pemerintahannya periode pertama tahun 2004, inpres itu harus tetap berjalan.

”Yang harus dikerjakan adalah satu tahun ini harus bisa diidentifikasi jumlah perkara yang selama ini masih tertunggak dan belum bisa diselesaikan. Itulah yang harus menjadi prioritas, selain kasus-kasus rutin yang muncul,” kata Djoko.

Sebelumnya, Wapres Boediono menyatakan, Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010 merupakan penguatan atas rapat kerja pemerintah tahun 2010 yang diselenggarakan di Istana Presiden di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, awal Februari lalu.

Inpres itu juga merupakan penegasan butir strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014. Inpres ini memprioritaskan 11 prioritas nasional, ditambah tiga kelompok sektoral. Prioritas tersebut akan dijabarkan dalam 155 rencana aksi atau program yang terbagi dalam empat tipe tindakan, yaitu percepatan pembangunan fisik (42 rencana aksi), perbaikan infrastruktur lunak (64 rencana aksi), penguatan infrastruktur sosial (41 rencana aksi), serta pembangunan kreativitas dan inovasi (8 rencana aksi). (HAR)

Sumber: http://cetak.kompas.com

Jumat, 19 Februari 2010

Wisatawan MV World Bangga Singgah di Jateng

Semarang - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo menjamu sekitar 107 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke provinsi ini dengan menumpang kapal pesiar MV World, Rabu (17/2/2010) malam.

Kapal pesiar yang mengangkut wisatawan asal Amerika Serikat, Asia, serta berbagai negara di Eropa ini singgah di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada Rabu pagi.

Kapten MV World, Dagsverik menyatakan kebanggaannya singgah di Jawa Tengah. Menurut dia, para wisatawan yang menumpang kapal ini mendapat keramahan saat berkunjung ke berbagai lokasi wisata di provinsi ini.

Sementara itu, Gubernur Bibit Waluyo mengharapkan para wisatawan mencanegara ini dapat menikmati berbagai objek wisata yang ditawarkan.

Ia juga mengharapkan para wisatawan dapat kembali berkunjung ke Jawa Tengah di masa yang akan datang. "Sekembalinya ke negara masing-masing, saya harapkan keragaman objek wisata di Jawa Tengah dapat disebarluaskan," katanya.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng, Budiyanto mengatakan kapal pesiar itu singgah selama dua hari di Semarang. Menurut dia, para wisatawan mancanegara tersebut telah mengunjungi berbagai objek wisata di antaranya Candi Borobudur dan Prambanan.

Budiyanto menambahkan, setelah kunjungan kapal ini, masih terdapat sejumlah kapal pesiar yang dijadwalkan singgah di Tanjung Emas.

Sumber: http://travel.kompas.com

ISI Denpasar Siap Jadi Kunjungan Wisata

Kampus Institut Seni Indonesia Denpasar sebagai kantong kesenian menargetkan menjadi salah satu tujuan wisata dunia. Siaran pers Hubungan Masyarakat ISI Denpasar pada Kamis (18/2) menjelaskan, saat ini kunjungan wisata itu sudah menjadi program bulanan ISI Denpasar.

Bahkan, dalam dua bulan terakhir, sudah ada tiga kali program kunjungan wisatawan asing ke kampus tersebut secara berombongan. Para wisatawan mendapatkan suguhan beberapa tarian Bali, di antaranya tari penyambutan atau Pendet, Selat Segara, dan tari Topeng Tua.

Pada kunjungan wisatawan asing, Rabu (17/2), Ketua Darma Wanita ISI Denpasar I Gusti Ayu Srinatih, MSi memberikan lokakarya tari dan tabuh Bali kepada sekitar 40 wisatawan asing yang sebagain besar dari negara-negara di Benua Australia.

Di lokakarya itu wisatawan mendapatkan wawasan dan pengetahun baru tentang dasar-dasar tari dan tabuh Bali. Pada kesempatan tersebut wisatawan yang rata-rata sudah berusia lanjut sangat antusias menyimak beberapa paparan Gusti Ayu Srinatih.

Selain mengikuti lokakarya, para wisatawan juga bisa menyaksikan kesenian Bali secara menyeluruh dengan mengunjungi museum seni milik ISI Denpasar yang terletak di gedung Lata Mahosadi. (Ant/OL-08)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Festival Bahari Raja Ampat Targetkan 1000 Wisatawan

Jakarta - Festival Bahari Rajaampat 2010, di Papua Barat ditargetkan mampu menarik 1.000 wisatawan berkunjung ke wilayah itu. "Kami sudah menyiapkan dana dari APBD sebesar Rp3 miliar, untuk mendukung pelaksanaan festival ini," kata Bupati Rajaampat, Provinsi Papua Barat, Marcus Wanma dalam jumpa persnya di Jakarta, Kamis (18/2).

Ia mengatakan, festival bahari di Rajaampat itu bertujuan untuk lebih memperkenalkan Kabupaten Rajaampat yang amat potensial sebagai tujuan wisata baru. Rajaampat menawarkan beragam alternatif wisata mulai panorama alam yang indah, terumbu karang langka, budaya, adat istiadat yang khas, hingga lezatnya kuliner yang hanya bisa didapatkan di wilayah itu. "Melalui festival ini, kami ingin memperkenalkan diri baik secara nasional maupun internasional," katanya.

Sejak dikembangkan sebagai kabupaten tersendiri, Rajaampat yang tahun ini genap berumur tujuh tahun memang dikembangkan dan difokuskan sebagai kabupaten potensi wisata. Festival bahari kemudian digelar, untuk mendukung promosi wisata kawasan tersebut. "Di dalamnya akan kami sajikan beragam seni dan budaya khas Rajaampat," katanya.

Sebanyak enam tontotan andalan akan dipersembahkan masyarakat Rajaampat kepada wisatawan, yang hadir yakni parade alat transportasi tradisional khas Rajaampat yang hampir punah, seni ukir dan lukis dari berbagai bahan baku tradisional dan alat tangkap ikan. Hal yang lain adalah, ragam kuliner dari berbagai daerah di Rajaampat terutama dari empat pulau terbesar, seni budaya atraksi, dan olah raga air.

Festival Bahari Rajaampat 2010 akan dilaksanakan pada 2-7 Mei 2010, dan direncanakan akan dibuka oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik. Rajaampat telah berkembang menjadi tujuan wisata baru dengan akses penerbangan yang mudah melalui beberapa rute yakni Jakarta-Makasar-Sorong-Rajaampat, Jakarta-Denpasar-Sorong-Rajaampat dan Jakarta-Manado-Sorong-Rajaampat. "Dari Sorong menuju Rajaampat dapat ditempuh dengan menggunakan kapal sekitar 2,5 jam," katanya.

Dukungan "hospitality" kawasan itu semakin memadai, dengan hadirnya lima resort yang siap menampung kedatangan wisatawan. Pada 2008, jumlah wisatawan yang bertandang ke wilayah itu sebanyak 1.000 orang. Setahun berikutnya pada 2009, jumlah wisatawan yang melancong melonjak menjadi 4.600 orang. "Pada 2010, kami targetkan jumlah wisatawan akan naik menjadi sekitar 6.000 orang," demikian Marcus Wanma. (Ant)

Sumber: http://www.tvone.co.id

Kamis, 18 Februari 2010

Pelajari Bahasa dan Budaya Sebelum Traveling

Oleh Adinda Putri

Pergi ke sebuah negara yang budaya, adat istiadat serta bahasanya berbeda dengan negara asal merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan. Jika Anda memiliki kesempatan untuk kedua kalinya kesana, Anda akan merasa lebih bersentuhan dengan masyarakat dan budaya lokal.

Berikut adalah beberapa ide untuk Anda mulai merealisasikan keinginan Anda tersebut.

Di rumah
-. Buatlah catatan kecil dan pasang di sekitar rumah (misal: pintu kamar, kaca kamar mandi, pintu kulkas) dengan kata-kata yang pasti sering diucapkan ketika Anda ke sana.

Contoh, jika Anda akan berkunjung ke Prancis, pelajari kata-kata seperti: pintu (la porte), jendela (fenêtre), sepatu (souliers), kemeja (chandail), apel (pomme), dan lainnya.

-. Mintalah kepada seluruh keluarga untuk terlibat dalam program pembelajaran bahasa. Selain itu, pergilah ke toko buku dan perpustakaan lokal untuk mendapatkan pilihan buku yang mencakup CD atau kaset belajar bahasa asing.

-. Ambilah keuntungan dari banyak belajar bahasa gratis dari situs di internet. Beberapa situs bahkan akan menghubungkan Anda dengan orang lain di seluruh dunia yang akan berbicara dalam bahasa yang akan Anda pelajari.

-. Membeli beberapa buku resep dalam bahasa yang Anda pelajari. Sering kali, buku memasak tidak hanya memberikan resep, tetapi juga menceritakan tentang budaya negaranya.

-. Cobalah untuk berbicara satu sama lain dalam bahasa tersebut di sekitar rumah. Kosakata dan frasa akan tumbuh secara perlahan.

-. Beli travel guide di toko buku langganan Anda. Pelajari tentang berbagai tempat yang rencananya akan Anda kunjungi.

-. Apakah Anda memiliki keluarga atau teman di negara tersebut? Berkomunikasilah menggunakan telepon atau email adalah cara sempurna untuk mempraktekkan bahasa.

Di luar lingkungan rumah
-. Selama perjalanan Anda di dalam pesawat, manfaatkan waktu yang ada untuk terus mempelajari bahasa dengan mendengarkan CD atau kaset panduan.

-. Jika Anda tidak ingin kerepotan dengan membawa CD atau kaset panduan secara bersamaan, masukkanlah musik, cerita dan belajar bahasa ke dalam iPod agar mudah Anda membawanya kemanapun akan pergi.

-. Biasakan diri Anda dan keluarga untuk makan di sebuah restoran tujuan. Ini akan menyenangkan untuk membaca menu dalam bahasa lain. Lakukan yang terbaik saat berbicara kepada pelayan.

-. Kunjungi museum seni lokal dan berkonsentrasi pada karya-karya seniman asing.

-. Cari tahu apakah masyarakat memiliki klub budaya lokal untuk negara tersebut. Jika demikian, mereka tentu saja memiliki kegiatan bertamasya bersama keluarga yang tentu saja akan memberi Anda kesempatan untuk mengenal dan berbicara dengan penduduk asli.

Ketika Anda pergi
Kebanyakan penduduk lokal sebuah negara sangat bangga dengan warisan, budaya dan bahasa yang mereka miliki, sehingga ketika Anda berkunjung kesana persiapkan diri semaksimal mungkin agar dapat membuat perjalanan Anda jauh lebih menyenangkan.

Orang-orang akan sangat menghargai upaya Anda untuk mencoba berbicara menggunakan bahasanya, dan Anda akan menerima lebih banyak kenikmatan dari interaksi yang dilakukan dengan orang-orang asing tersebut. (*/OL-5)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Afgan Tak Merasa Tersaingi

Jakarta - Afgan Syah Reza (20) mengaku tak merasa terganggu oleh vokalis mana pun yang meniru cara bernyanyi dan gaya penampilannya.

Menurut Afgan, setiap penyanyi memiliki ciri sendiri. "Dari gaya panggung, musik, suara, sudah beda. Kami punya ciri khas yang beda. Kami enggak pernah bersaing. Kami melihat dari sisi baiknya saja," tutur Afgan, yang tampil dalam Konser Mega Cinta di studio 4 RCTI, Jakarta, Selasa (16/2/2010) malam.

Afgan mengaku pula tak jarang memerhatikan aksi panggung para penyanyi pendatang baru. "Aku suka melihat penyanyi yang enjoy ketika di atas panggung," ucap pelantun lagu-lagu populer "Sadis", "Terima Kasih Cinta", "Bukan Cinta Biasa", dan "Wajahmu Mengalihkan Duniaku".

Dengan bermunculannya penyanyi dan band baru dalam industri musik Indonesia, Afgan menganggap itu bukan persaingan. Ia menyambut mereka yang ingin berkreasi di dunia tarik suara. "Banyaknya penyanyi solo, terus terang aku ikut senang. Maksudku, yang muda-muda jadi berkreasi," tuturnya lagi. (C9-09)

Sumber: http://entertainment.kompas.com

Gita Gutawa Tertular Ayahnya

Jakarta - Penyanyi Gita Gutawa tertular oleh ayahnya, pemusik Erwin Gutawa. Itu bukan tentang penyakit atau kebiasaan buruk, melainkan soal menggelar konser.

Gita mengaku, keinginannya untuk membuat konser tunggal perdananya muncul gara-gara ia sering melihat ayahnya membikin konser tunggal untuk artis-artis musik lain. "Aku sering lihat Papa latihan dan buat konser. Dari situ aku sudah mempunyai ide untuk membuat konserku seperti apa nanti," tutur gadis kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1993, ini.

Terang vokalis yang juga bisa bermain piano dan gitar ini, konser selama kira-kira dua jam tersebut akan bermuatan nyanyian; musik, termasuk yang dimainkan oleh orkestra remaja putri; tari; adegan; serta dilengkapi dengan dandanan para penampil dan tata panggung. "Pokoknya, lengkap," ujarnya. "Ide itu aku kumpulkan dan aku bendung dulu dan sekarang baru terwujud," tuturnya lagi.

Konser Gita itu, yang akan diselenggarakan pada 25 Februari 2010 malam di Balai Sarbini, Jakarta, diberi judul Konser Kotak Musik Gita Gutawa. Judul tersebut diambil dari buku pertama Gita, Kotak Musik Gita Gutawa. "Dalam konserku nanti banyak cerita tentang aku, persahabatan, percintaan, dan cinta keluarga," katanya. "Nanti akan ada kotak yang mengeluarkan musik," lanjutnya.

Gita akan menyuguhkan 20 lagu, termasuk yang dimedleykan. Untuk itu ia sudah menyiapkan diri dan konser tersebut selama kira-kira tiga bulan. "Sampai sekarang sudah maksimal. Aku menyadari masih banyak yang belum sempurna. Aku siapkan stamina, vokal, menari, adegan," kata dara yang rutin menjalani olahraga fitness dan latihan pernapasan.

Ia juga akan mengundang bintang tamu. "Untuk bintang tamu, ada deh. Kalau aku cerita sekarang, enggak akan ada kejutan," katanya lagi.

Gita, yang menggelar konser itu untuk menyapa para penggemarnya, menganggap bahwa konser tersebut merupakan sebuah tantangan untuk mengulang keberhasilannya dengan lagu-lagunya yang menduduki peringkat atas tangga-tangga lagu Indonesia. "Aku ingin selalu mencoba yang baru dan tantangan. Konser ini kuanggap sebagai tantangan. Mudah-mudahan dengan konser ini aku bisa membuktikannya sebagai tantangan dan mendapatkan pengalaman baru," ujarnya. (C9-09)

Sumber: http://entertainment.kompas.com

Naomi Campbell Menyentuh Hati untuk Haiti

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Naomi Campbell (39) sedang menikmati sukses acara fashion show amal yang diprakarsainya, Jumat pekan lalu di New York. Dia berencana membuat acara serupa untuk London Fashion Week yang berlangsung mulai Jumat (19/2/2010).

Supermodel kelahiran Inggris ini menggelar acara Fashion for Relief Haiti sebagai bagian dari New York Fashion Week untuk menggalang dana bagi pemulihan gempa Haiti. Dia menggandeng pesohor, seperti Chris Brown dan Malin Akerman, di acara itu. Kini dia berencana menggelar acara serupa untuk menggalang dana bagi para ibu dan bayi yang baru lahir di Haiti.

”Saya sangat sedih dengan tragedi yang melanda Haiti. Banyak sekali korban yang meninggal dan terpaksa menderita. Perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang paling rentan saat bencana terjadi. Fashion bersifat universal, pribadi, dan menyentuh setiap orang,” ujar Campbell.

Campbell menggandeng produsen mobil mewah, Lotus, yang telah mendesain 8 mobil dengan nama Naomi for Haiti. Satu mobil akan dilelang selama fashion show, sisanya dijual secara online mulai Jumat.

”Saya gembira Lotus mendukung Fashion for Relief. Saya yakin kebaikan hati para dermawan akan menambah dana untuk menyelamatkan hidup perempuan dan anak-anak,” ujar Campbell. (CONTACTMUSIC.COM/DOE)

Sumber: http://entertainment.kompas.com

Kapal Pesiar AS akan Singgah di Baubau

Kapal pesiar Clipper Odyssey asal Miyami, Amerika Serikat, yang sedang melakukan perjalanan wisata internasional, akan mampir ke Kota Baubau pada Maret 2010.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Baubau Muhammad Djudul mengatakan pihaknya sudah melakukan konfirmasi dengan pihak pengelola kapal pesiar Clipper Odyssey akan singgah dan sandar di Pelabuhan Murhum Kota Baubau pada 12 Maret 2010.

"Kapal pesiar ini akan menyinggahi beberapa daerah wisata di Tanah Air, termasuk di Kota Baubau. Para wisatawan akan menikmati beberapa objek wisata budaya di kota ini," kata Djudul di Baubau, Senin (15/2).

Menurut Djudul, kapal pesiar AS singgah di Baubau dalam rangka tur wisata dunia. Mereka mendapat informasi bahwa Kota Baubau memiliki objek wisata sejarah benteng terluas dan terpanjang di dunia yaitu Benteng Keraton Buton.

"Selain Benteng Keraton Buton, mereka (wisatawan-red) juga akan mengunjungi beberapa tempat wisata lainnya. Oleh karena itu, kami sudah mempersiapkan berbagai acara kegiatan seni budaya untuk menyambut kedatangan rombongan turis tersebut," tambahnya.

Ia juga menjelaskan, seluruh kegiatan penyambutan kedatangan turis penumpang kapal pesiar tersebut akan digelar di Benteng Keraton Buton, dan usai penyambutan di Pelabuhan Murhum Baubau, sekitar 80 orang rombongan wisatawan itu akan diantar menuju Benteng Keraton yang merupakan pusat kebudayaan Pulau Buton.

"Jumlah wisatawan yang turut serta dalam kapal pesiar tersebut sekitar 250 orang. Namun laporan pihak pengelola kapal pesiar itu, turis yang akan turun di pelabuhan hanya sekitar 80 orang," ujarnya seraya menambahkan, kapal pesiar tersebut akan sandar di Pelabuhan Murhum Kota Baubau selama satu hari.(Ant/*/OL-5)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Kibar Budaya Betawi Akan Digelar di Monas

Jakarta - PT Semen Gresik bekerjasama dengan Lembaga Kebudayaan Betawi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta, Pemkot Kakarta Pusat dan tokoh seni dan budaya lokal akan menyelenggarakan kibar budaya dengan tema "Cinte Betawi" pada 21 Februari 2010.

Semen Gresik, dalam siaran persnya, Selasa, menyatakan kibar budaya Betawi ini ini melengkapi kegiatan yang pernah diselenggarakan di lima kota di Jawa.

Kibar budaya yang akan diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas) Jakarta ini akan diisi penampilan seni dan budaya Betawi yang dikemas dengan kegiatan jalan sehat, parade seni budaya Betawi, pagelaran kolosal seni Budaya Betawi, pengenalan sejarah dan tokoh-tokoh Betawi, sajian kuliner khas Betawi, permainan keluarga dan pemecahan rekor Muri.

Untuk acara jalan sehat yang diikuti sekitar 10.000 puluhan atraksi kesenian Betawi juga ikut mengiringi sekaligus pemecahan rekor Muri penggunaan iket kepala (stangan) sebagai salah satu budaya busana Betawi yang harus dilestarikan.

Semen Gresik sengaja menyodorkan tema pemakaian Iket Kepala Betawi motif batik Betawi (Jengger Ayam) terbanyak, dengan pertimbangan bahwa budaya tersebut telah lama ditinggalkan sehingga perlu disosialisasikan dan diperkenalkan kembali ke masyarakat Jakarta dan Betawi khususnya.

Tujuan dari acara ini untuk mendukung program pemerintah 100 persen Cinta Indonesia.

Untuk penampilan budaya Betawi akan menampilkan budaya asli Betawi, dikemas melalui parade dilanjutkan dengan aksi kolaborasi budaya di panggung.

Personel atraksi budaya sekitar 400 orang terdiri dari unsur adat Betawi Palang Pintu dan Shalawat Dustur, unsur Tari (ondel-ondel, tari Cokek, tari None Tugu), unsur Musik dan Lagu Betawi (Tanjidor, Gambang Kromong, Marawis), unsur seni pencak silat dan unsur busana (Ngarak Penganten Betawi, Abang None Jakarta, serta pembawa ornamen Kembang Kelapa).

Selain itu juga diselenggarakan kaleidoskop unsur budaya perwakilan dari "road show" Kibar Budaya Semen Gresik, yang telah terselenggara di lima kota sebelumnya di Monas.

Kaleidoskop ini akan menampilkan budaya dari Klaten (Topeng Ireng), Solo (Solo Batik Karnival), Jogja (Jathilan), Semarang (Topeng Grasak) dan Bandung (Sisingaan dan atau Tari Topeng). (JY)

Sumber: http://oase.kompas.com

Kirab Boyong Kedaton Meriah

Solo - Kirab Boyong Kedaton memperingati HUT ke-265 Kota Solo, Rabu, tampak mendapat sambutan secara meriah dari berbagai kalangan warga setempat.

Masyarakat memadati sepanjang tepi kanan dan kiri Jalan Slamet Riyadi Kota Solo untuk menyaksikan kirab tersebut.

Walikota Surakarta, Joko Widodo, dan Wakil Walikota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, tampak mengenakan pakaian adat Jawa turut dalam kirab itu dengan menunggang kuda. Para peserta kirab tampak menari-nari di sepanjang jalan itu.

Seorang penonton kirab itu, Agus Suparno, mengaku, tidak bisa menikmati event itu karena terlalu banyak warga memadati tepi kanan dan kiri jalan itu, bahkan beberapa di antara mereka berdiri di badan jalan sehingga mengganggu kirab.

Petugas, katanya, juga tampak membiarkan saja warga yang berdiri di badan jalan saat menyaksikan kirab tersebut. "Kalau ada kirab lagi, panitia juga harus memperhatikan masalah pengaturan penonton, sehingga event bisa lebih menarik untuk dinikmati dan bahkan bisa dijual kepada wisatawan," katanya.

Ketua Panitia Kirab Boyong Kedaton, Bambang Suhendro, mengatakan, pihaknya telah merencanakan pengaturan penonton dan menempatkan deretan kursi di pinggir jalan khusus untuk tamu undangan dengan penjagaan oleh aparat linmas dan pramuka. "Tetapi memang pelaksanaan pengaturannya belum sesuai dengan harapan," katanya.

Ia menjelaskan, kirab itu antara lain merefleksikan kepindahan Keraton Kartasura ke Desa Sala dan nilai budaya luhur bangsa yang berkembang sejak zaman dahulu hingga saat ini.

Kirab, katanya, memang tidak dimulai dari Kartasura tetapi dari Kota Barat dan berakhir di Balaikota Surakarta.

Berbagai karya seni dipentaskan dalam kirab itu oleh kalangan pelajar berasal dari berbagai sekolah, mahasiswa dan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, serta seniman berasal dari sejumlah sanggar seni di Kota Solo.

Peserta kirab juga mengusung antara lain Gamelan Sekaten, Gamelan Cara Balen, Gamelan Monggang, Gamelan Kodok Ngorek, Gamelan Slendo dan Pelog.

Berbagai gamelan itu ditabuh secara bergantian untuk memeriahkan suasana kirab. Sekitar seratus penari bedoyo dan 50 pasang pengantin yang lengkap dengan pakaian dan berbagai perlengkapannya ikut dalam kirab itu.

Terlibat pula pada kirab itu sekitar 80 penari dan 100 santri yang memainkan musik rebana, pembawa wayang kulit, dan penari topeng.

Empat simbol utama Keraton Kasunanan juga dikirab dengan mobil hias yakni Gunungan Perempuan dan Laki-Laki, Panggung Songgobuwono, Mahkota Keraton dan Canting Raja Mala.

Sebuah kereta keraton dinaiki pemeran permaisuri raja dan para putri Paku Buwono II diikuti "pengageng" keraton seperti Pangeran Mijil, Pangeran Buyut, Patih Pringgoloyo, Ki Buyut Kalipak, dan Ki Ageng Solo. (jy)

Source: http://oase.kompas.com

Museum Nasional Gelar Acara untuk Anak Muda

Jakarta - Museum Nasional menggelar berbagai acara dan kegiatan untuk kalangan anak muda yang bersifat kontemporer guna meningkatkan jumlah pengunjung serta mendukung program "Visit Museum 2010".

"Program acara ini maksudnya kegiatan budaya yang bisa diadaptasi oleh anak muda, tapi tidak keluar dari koridor budaya yang sudah lama," jelas Humas Museum Nasional, Ferlian Putra, di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, program-program yang dimaksud misalnya pertunjukan teater wayang yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu dengan mengkolaborasikan antara wayang klasik dengan wayang modern (tayangan digital video).

Pengemasannya pun, katanya, dilakukan dengan cara modern, dengan menggabungkan musik dari alat musik tradisional gamelan dengan musik modern dari keyboard, gitar, dan drum.

"Dalam acara tersebut, kolaborasi dilakukan oleh seniman tradisional Bali I Made Sidia serta sutradara dan koreografer ternama Jay Subiyakto," ujar Ferlian.

Rencananya, katanya, pihak museum juga akan mengadakan acara perlombaan desain grafis untuk mahasiswa dan lomba melukis di media alternatif untuk siswa Sekolah Dasar. "Waktu penyelenggaraan masih bersifat tentatif," katanya.

Namun, pihak museum mengaku terus melakukan program-program guna meningkatkan jumlah pengunjung secara kualitas, bukan dari segi kuantitasnya saja.

Ferlian menyatakan dalam upaya mendukung program pemerintah "Visit Museum 2010", bukanlah dengan hal-hal yang bersifat seremonial, tetapi dengan cara-cara yang mudah masuk ke generasi muda.

Pengembangan juga terus dilakukan pihak museum dengan penataan barang koleksi yang lebih baik. Penataan koleksi dilakukan secara tematik di gedung baru Museum Nasional yang berlantai tujuh.

"Tiap lantai berbeda-beda tema koleksinya. Lantai I bertema manusia dan lingkungan, lantai 2 bertema ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi. Lantai 3 bertema organisasi sosial dan pola pemukiman, dan lantai 4 bertema khasanah dan keramik. Sementara lantai 5 masih direncanakan bertema religi dan kesenian," kata Ferlian.

Penataan baru pada gedung baru Museum Nasional itu diharapkan dapat membuat pengunjung merasakan kenyamanan di museum, tidak seperti penataan pada museum gedung lama yang diisi terlalu penuh dengan koleksi yang tidak ditata secara apik. (JY)

Sumber: http://oase.kompas.com

Tarian Kisar Meriahkan Sail Banda

Ambon - Tarian khas dari Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), akan memeriahkan peluncuran Sail Banda di Ambon pada April 2010, kata Asisten Tata Pemerintahan Pemprov Maluku, Pieter Norimarna.

"Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu telah mengarahkan, bahwa tarian khas Kisar harus ditampilkan saat peluncuran Sail Banda, agar dunia internasional yakin bahwa sebenarnya daerah ini memiliki aset budaya yang besar guna mendukung sektor pariwisata," katanya kepada ANTARA, di Ambon, Rabu (17/2).

Kisar tempo dulu pernah dikuasai Portugis, sehingga memiliki perpaduan kebudayaan unik. "Kebudayaan masyarakat Kisar dan MBD secara umum juga satu rumpun dengan Timor Leste yang secara geografisnya letaknya berdekatan," ujar Norimarna.

Dia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan penjabat Bupati MBD Frangky Renjaan, untuk mempersiapkan tarian yang akan digelar saat peluncuran Sail Banda di Ambon, menyusul di Jakarta pada 3 Februari 2010.

"Kami akan optimal mempersiapkan kebudayaan dan kesenian khas Maluku guna digelar, baik saat peluncuran maupun puncak Sail Banda yang dijadwalkan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 3 Agustus 2010," kata Pieter Norimarna.

Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Maluku, Florance Sahusilawane mengatakan, untuk memeriahkan Sail Banda, juga akan digelar pameran kepurbakalaan di Ambon dan Banda, Maluku Tengah.

Materi pameran di Ambon dan Banda akan sama yakni Ambon dan Banda di abad ke-17. Bedanya, di Ambon lebih banyak menyuguhkan foto-foto dan dokumentasi, sedangkan di Banda diselingi dengan ilustrasi dan cerita yang disutradarai Des Alwi.

"Kalau di Banda, selain di Istana Mini kegiatannya juga akan berlangsung di Benteng Belhica dengan suasana abad ke-17 dan disutradarai Des Alwi," katanya.

Florance berharap pameran itu akan membuat pengunjung bisa memperoleh gambaran tentang situasi Kota Ambon dan Banda pada abad itu. Selain itu, rangkaian kegiatan juga akan diisi dengan parade armada kora-kora, yakni satu laskar perahu berbagai ukuran dan bentuk yang datang dari Banda menuju Ambon.

"Nanti juga akan ada parade armada kora-kora yang kami rancang bersama Taman Budaya Maluku," ujar Florance.

Ia menambahkan, parade armada kora-kora merupakan puncak acara yang dijadwalkan berlangsung pada 3 Agustus 2010, bertepatan dengan kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (Ant/OL-03)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Pemuda Rumania Piawai Mainkan Gamelan Bali

London - Pemuda Rumania yang tergabung dalam grup musik Jepun Bali memukau pengunjung dengan kepiawaian memainkan gamelan Bali dan musik angklung pada pagelaran "Darmasiswa Scholarship Evening" di Opera Studio, Universitas Nasional Musik Bucharest (UNMB), Rumania.

"Sembilan pemuda Rumania yang memainkan gamelan dan musik angklung itu menampilkan lagu Indonesia, Barat, dan Rumania, sehingga mengundang tepuk tangan penonton," ujar Sekretaris Tiga Pensosbud KBRI Bucharest, Widya Airlangga, kepada koresponden ANTARA London, Rabu.

Ia mengatakan kesembilan anak muda Rumania yang piawai memainkan gamelan Bali itu merupakan mahasiswa aktif dan lulusan universitas negeri khusus musik ternama di Rumania.

"Kiprah pemuda Rumania tersebut tidak lepas dari peran aktif Lucian Zbarcea, alumni UNMB, lulusan program Darmasiswa tahun 2006/2007, sebagai pemimpin grup musik Jepun Bali," ujarnya.

Menurut dia, Lucian mendapat beasiswa dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) bersama Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) yang memberikan beasiswa kepada mahasiswa asing yang tertarik belajar kebudayaan Indonesia yakni beasiswa Darmasiswa.

"Kecintaan Lucian pada kebudayaan Indonesia terlihat saat kembali ke Rumania pada tahun lalu dengan membawa seperangkat gamelan Bali ke Bucharest dan mengajarkan kepada remaja Rumania," katanya.

Kedutaan Besar RI di Bucharest menggandeng Lucian serta grup musiknya untuk mempromosikan beasiswa Darmasiswa kepada mahasiswa Romania dalam pagelaran "Darmasiswa Scholarship Evening."


"Soft diplomacy"

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Bucharest Hadi Sufri Yunus mengatakan meskipun secara geografis terbentang jarak yang jauh antara Indonesia dan Rumania, namun pendekatan kebudayaan mampu menghilangkan perbedaan jarak tersebut.

"Kami percaya pendekatan `soft diplomacy` melalui pertukaran kebudayaan akan meningkatkan hubungan antarnegara melalui pendekatan antar manusia (people-to-people basis)", ujar Hadi Sufri Yunus.

Selain gamelan dan musik angklung juga ditampilkan tarian tradisional seperti Tari Cenderawasih, Tari Payung, Tari Pakarena, dan Tari Legong yang dibawakan pelatih tari asal Bali Ni Pradnyani Dewi serta kelompok tari Rumania-Indonesia yakni Romina.

Para pengunjung mendapat sajian makanan ringan khas Indonesia sambil menikmati pameran foto hasil karya Alexandru Popescu dan Raluca Venescu, yang menampilkan keindahan dan keragaman Nusantara mulai dari Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, hingga ke Maluku.

"KBRI Bucharest mencatat adanya peningkatan jumlah peminat program Darmasiswa di Rumania dan Republik Moldova berkat strategi jemput bola, antara lain langsung ke kalangan mahasiswa, universitas dan Kementerian Pendidikan," kata Widya Airlangga.(ZG/K004)

Sumber: http://www.antaranews.com

Rabu, 17 Februari 2010

Diduga, Dana P2SEM Sidoarjo Mengalir ke Partai Politik

Sidoarjo - Dana Program Penanganan Sosial dan Ekonomi Masyarakat (P2SEM) diduga mengalir ke salah satu partai politik (parpol). Dana itu mereka gunakan untuk biaya sosialiasi ke masyarakat.

Fakta itu terungkap saat sidang perdana kasus korupsi yang mengadili tiga terdakwa pengurus Panitia Pelayanan Kesehatan, Peningkatan Kehidupan Keagamaan, dan Pengabdian Masyarakat Desa Ketegan, Tanggulangin, di PN Sidoarjo, Selasa (16/2). Terdakwa yang diadili M Furqoni Azizi, 33, Abdulloh, 24, dan Moh Ali Mahrus.

Di depan majelis hakim yang diketuai P Partogi H Sitorus, Jaksa Agus Wibowo S membacakan dakwaannya setebal 15 halaman. Selain menjelaskan awal mula lembaga itu menerima dana P2SEM senilai Rp 200 juta, jaksa juga membacakan sejumlah penggunaan dana yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan tidak disertai bukti pendukung.

Dalam salah satu poin dakwaan, disebut jika dana itu dicairkan dua kali, masing-masing Rp 50 juta dan Rp 150 juta. Namun dana itu dipakai terdakwa M Furqoni secara melawan hukum karena diperuntukkan di luar rencana anggaran biaya (RAB). Salah satunya dengan menyerahkan uang Rp 140 juta ke saksi AM, Ketua DPC PKNU Sidoarjo.

Uang ini lalu dibagi AM ke sejumlah ketua PAC PKNU yang berada di bawah kepengurusan PKNU tingkat kabupaten. Sejumlah ketua PAC PKNU tercatat menerima dana mulai Rp 5 juta, Rp 10 juta, hingga Rp 72, 5 juta. Dana itu dibagi dalam beberapa kali pencairan. Total dana itu berjumlah Rp 163.950.000. “Tidak dilengkapi bukti-bukti pendukung yang sah,” kata jaksa dalam dakwaannya.

Tak hanya diduga untuk membiayai kegiatan partai, dana P2SEM ini juga disebut dipakai untuk membeli seperangkat komputer senilai Rp 5 juta. Komputer ini dipakai untuk operasional sekretariat DPC PKNU Sidoarjo. Saat penyidikan, kejaksaan telah menyita barang tersebut sebagai alat bukti.

Kuasa hukum tiga terdakwa, Muflihul Hadi mengatakan, masih menunggu fakta persidangan berikutnya. Yang jelas dia akan menyiapkan pembelaan bagi kliennya. “Kami akan beber bukti nantinya jika klien kami tidak bersalah,” katanya.

Sekretaris DPC PKNU, M Kaiyis, membantah partainya menerima dana P2SEM. “Dakwaan jaksa tidak cermat,” katanya.

Kata Kaiyis, para pihak yang menerima dana itu selaku pribadi, bukan atas nama institusi partai. Sebab tanda terima dana berupa kuitansi terbukti tidak ada stempel partai dan penyebutan nama PKNU.

Bahkan tak sepeserpun ada nominal dana yang diterima melalui rekening PKNU. “Kalau dikatakan PKNU menerima dana jelas tidak tepat,” tegasnya seraya menyerahkan bantahan dakwaan itu kepada kuasa hukum para terdakwa.nain

Sumber: http://www.surya.co.id

PN Tanjungkarang Berhak Sidangkan Gugatan terhadap BPKP

Bandar Lampung - Majelis Hakim menolak keberatan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Lampung terkait dengan gugatan perdata Bupati Lampung Timur Satono.

"Eksepsi BPKP Lampung ditolak. Dengan demikian, sidang dilanjutkan dengan agenda pembuktian dari para pihak," kata Ketua Majelis Hakim Sahlan Efendi pada sidang putusan sela gugatan terhadap BPKP Lampung oleh Bupati Lampung Timur Satono di Pengadilan Negeri (PN) Tanjungkarang, Selasa (16-2).

Dalam pertimbangannya, Sahlan Efendi mengatakan laporan hasil audit BPKP Perwakilan Lampung bukan merupakan putusan Tata Usaha Negara, melainkan merupakan perbuatan materiil dari Tata Usaha Negara (materiil daat).

"Karena hasil audit BPKP Perwakilan Lampung, termasuk perbuatan materiil, maka Pengadilan Negeri Tanjungkarang berwenang mengadili perkara gugatan ini," ujar hakim Sahlan.

Sidang tersebut dihadiri A. Kohar dan Yuniawati jaksa pengacara negara dari Kejati Lampung selaku kuasa hukum pihak tergugat BPKP Lampung. Dari pihak penggugat hadir Sopian Sitepu, Nuki, Kabul Budiono, dan Sumarsih dari LBH Nasional.

Selain itu, Sahlan mengatakan laporan hasil audit BPKP Perwakilan Lampung bersifat informasi atau data yang akan digunakan dalam rangka penyidikan perkara korupsi.

Untuk itu, Pengadilan Negeri Tanjungkarang mempunyai kewenangan atau kompetensi menyidangkan perkara gugatan terhadap BPKP dan menolak eksepsi kuasa hukum tergugat yang menyatakan PN Tanjungkarang tidak memiliki kompetensi dan menyatakan Pengadilan Tata Usaha Negara Lampung yang memiliki kewenangan atau kompetensi.

"Dengan demikian eksepsi kuasa hukum tergugat mengenai kompetensi pengadilan atau kewenangan mengadili ditolak. Dan sidang dilanjutkan dengan agenda berikutnya," ujar Sahlan.

Sidang dilanjutkan Selasa (23-2) dengan agenda pembuktian dari para pihak.

"Hasil audit BPKP Perwakilan Lampung memang bukan merupakan putusan Tata Usaha Negara dan tidak final," kata Sopian Sitepu usai sidang.

Sementara Nuki mengatakan pada persidangan berikutnya pihaknya akan menunjukkan hasil audit pembanding yang dilakukan akuntan publik untuk membandingkan audit yang dilakukan BPKP Lampung.

Selain itu, pihaknya juga akan menunjukan aturan-aturan hukum yang menyatakan BPKP tidak berwenang melakukan audit.

BPKP Lampung digugat karena dinilai tidak berwenang melakukan audit khusus terhadap kasus-kasus tidak lancarnya pelaksanaan pembangunan dan diperkirakan mengandung penyimpangan yang merugikan keuangan negara/daerah, termasuk audit terhadap APBD Kabupaten Lampung Timur.

Beberapa waktu lalu Sopian Sitepu menyatakan dasar BPKP Lampung dalam melakukan audit khusus dan menyimpulkan perbuatan penggugat telah merugikan keuangan daerah Kabupaten Lampung Timur sebesar Rp119,448 miliar adalah Pasal 3 huruf n Keputusan Presiden (Keppres) No. 31/1983 tentang Pembentukan BPKP. Padahal keppres ini telah dicabut dengan Keppres No. 42/2001.

Selain itu, ujar Sopian, BPKP tidak pernah meminta data atau keterangan apa pun kepada Satono sehingga laporan hasil audit BPKP merupakan audit yang tidak valid dan tidak objektif atau tidak memiliki dasar data serta dokumen yang jelas.

Dengan demikian, surat Kepala BPKP Perwakilan Lampung No. S-1859/PW.08/5/2009 berikut lampirannya berupa laporan hasil audit perhitungan kerugian keuangan daerah atas dugaan tindak pidana korupsi dalam penempatan/penyimpanan dana kas daerah Pemerintah Kabupaten Lampung Timur di BPR Tripanca Setiadana tahun anggaran 2005--2008 yang ditujukan kepada Kapolda Lampung, tidak dapat dipergunakan sebagai dasar menentukan kerugian negara/daerah. n MG17/K-1

Sumber: http://www.lampungpost.com

Ketua TPK PNPMMP Tamanggus Diduga Gelapkan Dana Pembangunan Jembatan

Wonosobo - ketua tim pengelola kegiatan (TPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMP) Pekon Balak, Wonosobo, Tanggamus, diduga menggelapkan dana pembangunan jembatan gantung sebesar Rp221.369.000.

Diketahui, sesuai usulan, dana PNPMMP tersebut akan digunakan untuk membangun jembatan gantung yang menghubungkan sejumlah dusun di Pekon Balak. Karena dananya digelapkan Bys, pembangunan jembatan gantung tersebut tak selesai dikerjakan.

Akibat perbuatannya, warga berencana menempuh jalur hukum. "Kami berencana melaporkan yang bersangkutan, bila jembatan gantung ini tidak segera dikerjakan," kata Rasyid, tokoh masyarakat Pekon Balak kepada Lampung Post, Selasa (16-2).

Dugaan penggelapan dana PNPM Pekon Balak mulai terkuak dari laporan hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Tanggamus Nomor 700/KPG/LHP/II/19/2009, tanggal 2 Juni 2009. Di mana proyek pembangunan jembatan gantung tersebut baru mencapai 30% atau senilai Rp66.410.700. TPK telah mencairkan dana sebesar Rp221.369.000.

Sedangkan limit waktu pengerjaan sampai pada Desember 2009. Tetapi, sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan dikerjakan. "Ini masuk dalam pelanggaran pidana," kata Bunyamin, warga lainnya.

Mulai Dikerjakan
Setelah mendapat tekanan bertubi-tubi dari sejumlah pihak, akhirnya TPK mulai melakukan pembangunan, meski baru pada membangun fondasi jembatan. Ironisnya, kegiatannya kembali terhenti karena alasan dana sudah habis.

Mengetahui hal itu, warga mendesak pihak terkait dalam hal ini kepolisian dan kejaksaan untuk memeriksa Bys untuk dimintai pertanggungjawabannya.

Dugaan penggelapan dana PNPM MP oleh Bys dikuatkan oleh Budi Leksono, penanggung jawab Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) PNPMMP Kecamatan Wonosobo.

Kepada Lampung Post baru-baru ini, Bys selaku ketua TPK Pekon Balak telah beberapa kali dipanggil, bahkan Camat Wonosobo Khairudin Usman telah memintanya menyelesaikan pembangunan jembatan gantung tersebut. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Tanggamus juga telah melayangkan surat peringatan.

"Tapi, Ketua TPK Pekon Balak tetap membandel, dan tidak melanjutkan pembangunan jembatan sebagai tanggung jawabnya. Kami tidak tahu permasalahannya apa, karena kegiatan di lapangan itu menjadi tanggung jawab TPK bersama fasilisator teknis," kata Budi.

Dengan ditelantarkannya pembangunan jembatan gantung tersebut, warga kesulitan untuk berhubungan dengan dusun induk dan mengangkut hasil pertanian dan perkebunan.

Selama ini, dusun itu terisolasi akibat berada di seberang sungai yang membelah dusun tersebut dengan dusun lainnya, hingga sulit untuk dilalui kendaraan. Saat kini untuk menyeberangi sungai yang memiliki arus cukup deras itu, warga membuat jembatan terbuat dari bambu. Jembatan itu sangat membahayakan bagi warga, terutama siswa sekolah setiap kali mneyeberangi jembatan itu menuju sekolah mereka.

"Kami minta Pemkab Tanggamus segera merealisasikan pembangunan jembatan gantung. Sebab jika mengharapkan dari dana PNPM sudah tidak mungkin lagi karena uangnya sudah habis ditilap pengurus TPK," kata Ibrahim, warga lainnya. n UTI/D-1

Sumber: http://www.lampungpost.com

Kejati Sumatera Barat Tahan Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Solok

Padang - Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat menahan Naspi, mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Solok, Senin (15/2/2010) sekitar pukul 15.30 WIB.

Naspiyang sekarang Sekretaris DPRD Kabupaten Solok ditahan terkait penetapannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan komputer untuk SD dan SMP di Kabupaten Solok melalui APBD 2007.

Kepala Seksi Penegakan Hukum dan Humas Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat Koswara mengatakan, Naspi dalam kegiatan pengadaan komputer tersebut menjadi Kuasa Pengguna Anggaran ketika menjabat Kepala Dinas Pendidikan.

Dalam kegiatan pengadaan 75 unit komputer dengan anggaran Rp370 juta tersebut, diduga merugikan keuangan negara Rp74 juta.

"Nilai kerugian merupakan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sumatera Barat," katanya.

Selain Naspi, Kejaksaan juga sudah menahan tiga tersangka lain, Ardonis, Refridon dan Adriadi. Ketiganya akan dilimpahkan Kejati kepada Kejari Solok.

Dugaan korupsi pengadaan komputer, kata Koswara, terletak pada perbedaan harga dan spesifikasi barang. Naspi ditahan, katanya, untuk memperlancar proses penyidikan. (j/s)

Sumber: http://www.padangkini.com

Buntut Pengungkapan Kasus Pemerasan Aktivis Antikorupsi Didatangi Preman

Kepala Kejaksaan Negeri Makassar Yusuf Handoko mengatakan tidak ada bukti penyerahan dan penerimaan uang.

MAKASSAR - Karena mengungkap kasus dugaan pemerasan oleh jaksa, Ashari Setiawan mengaku didatangi sejumlah preman. Kampus Universitas 45 Makassar, markas aktivis Gerakan Mahasiswa Antikorupsi Sulawesi Selatan itu, pada Senin lalu digeruduk belasan orang yang mengklaim suruhan seorang jaksa.

Ashari menduga kedatangan gerombolan orang tak dikenal itu berkaitan dengan upayanya mendampingi Ina, istri terpidana kasus narkoba yang diperas oknum jaksa di Kejaksaan Negeri Makassar. "Mereka bilang disuruh oleh seorang jaksa," ujar Ashari kemarin.

Menurut dia, sebelum mendatangi kampus Universitas 45, para preman mendatangi rumahnya di Jalan Sultan Abdul Raya Satu, Makassar. "Saat itu saya dan teman-teman sedang berkumpul di kampus. Tiba-tiba belasan orang datang sambil berteriak agar saya tidak melanjutkan kasus jaksa," kata Ashari.

Syamsul, salah seorang aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas 45, menyaksikan kedatangan para preman tersebut. "Mereka membawa dua mobil dan beberapa sepeda motor. Mengancam jika kasus jaksa diteruskan, mereka siap tabrakan di lapangan," ujar Syamsul.

Maksud tabrakan, menurut Syamsul, mereka akan mencederai anggota aktivis Gerakan Antikorupsi. "Satu orang mengaku bernama Haji Amir dan beberapa temannya bertato," katanya. "Kami tidak takut. Ini cara preman menggertak, tapi kami tidak perlu melayani," kata Syamsul.

Ashari menambahkan, ia memang sedang mengurus dugaan pemerasan oleh jaksa Andi Muhammad Dachrin kepada terpidana narkoba Teksdianto. Modus pemerasannya, sang jaksa minta uang Rp 60 juta. Jika tidak diberi, kata Ashari, Teksdianto akan dituntut hukuman lima tahun penjara.

Saat sidang vonis 9 Februari lalu, Teksdianto--yang ditangkap pada 30 September tahun lalu--dihukum 1 tahun 6 bulan. "Padahal janji jaksa Andi Dachrin kepada Ina, istri terpidana, suaminya hanya akan dihukum 6 bulan penjara," papar Ashari.

Selain dirinya dan teman aktivisnya, Ashari mengatakan, istri Teksdianto diintimidasi orang suruhan jaksa. "Ibu Ina diminta untuk tidak membesar-besarkan kasus itu. Jika dilakukan, hukuman terhadap suaminya akan diperberat lagi. Caranya, putusan pengadilan yang memvonis Teksdianto 1 tahun 2 bulan, jaksa akan mengajukan banding," kata Ashari.

Sebelumnya, Kepala Kejaksaan Negeri Makassar Yusuf Handoko mengatakan sudah memanggil jaksa Andi Dachrin. "Saya meminta dia menyelesaikan dugaan pemerasan dengan keluarga terpidana," kata Yusuf seraya menegaskan tidak ada bukti penyerahan dan penerimaan uang. IRWAN

Sumber : http://korantempo.com Edisi 17 Februari 2010

KPK Dalami Pilgub Jatim

Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan ada indikasi korupsi dalam pemilihan gubernur Jatim 2008 yang dimenangi Soekarwo. Namun, KPK menegaskan terlalu dini menyimpulkan siapa yang bersalah dalam kasus tersebut.

’’Memang ada indikasi korupsi dalam kasus ini,’’ ujar Wakil Ketua KPK M Jasin ketika dihubungi Surabaya Post di Jakarta, Rabu (17/2) siang tadi.

Jasin menyatakan, kasus ini masih dalam penyelidikan. Pihaknya sudah memeriksa mantan anggota dan staf KPU Jatim serta beberapa saksi lainnya. ’’Terlalu dini menyimpulkan siapa yang bersalah. Hasil penyelidikan belum maksimal. Masih perlu pendalaman. Yang jelas ada indikasi korupsi,’’ ujarnya.

Seperti diberitakan Surabaya Post edisi Selasa (16/2), mantan anggota KPU Jatim Didik Prasetyono telah diperiksa KPK di Jakarta pada 14 Februari lalu. Didik mengatakan, KPK menyelidiki dugaan mark up logistik Pilgub Jatim 2008 senilai miliaran rupiah yang diduga mengalir ke salah satu calon gubernur saat itu.

Mark up yang diusut adalah pada pengadaan surat suara yang tendernya dimenangi PT Temprina Media Grafika (percetakan grup Jawa Pos) dan pengadaan kartu pemilih (formulir A) yang dimenangi PT Jasuindo. Dugaan mark up itu diketahui setelah KPK membandingkan pengadaan logistik serupa dalam pilgub Jateng dan Jabar.

Didik memang tidak menyebut nama cagub yang diduga menerima aliran dana mark up tersebut. Namun calon gubernur yang dibidik KPK ditengarai adalah Soekarwo yang akhirnya terpilih pada Pilgub Jatim. Sebab, Soekarwo menjabat Sekdaprov Jatim yang notabene ketua tim anggaran yang punya wewenang mengatur penggunaan APBD Jatim – sebelum maju sebagai cagub.

Wakil Kepala Bidang Pemasaran PT Temprina Media Grafika, Mashud Yunasa, mengakui sudah dipanggil KPK untuk dimintai keterangan beberapa waktu lalu. Dia ditanya soal pengadaan kertas suara.

’’Saya sudah dimintai keterangan oleh KPK, kapan tepatnya Sampeyan tanya ke KPK,” kata keponakan Dahlan Iskan, mantan Chairman Grup Jawa Pos yang kini menjadi Dirut PT PLN Persero.

Namun, ia enggan menyebutkan hari dan tanggal pemanggilan KPK. Yunasa juga enggan menjelaskan secara detail terkait materi pemeriksaan yang dilakukan KPK kepada dirinya. Dia hanya mengatakan, proses lelang dan pengadaan kertas suara tersebut sudah melalui tahapan-tahapan yang diatur panitia lelang.

’’Bisa dicek di panitia lelang, mulai siapa saja peserta lelang, dan kami menang di urutan keberapa. Kami juga mengikuti proses mulai penentuan PAGU, jenis kertas, sampai penawaran seperti peserta lainnya,” ujar Yunasa.

Disinggung adanya indikasi dugaan mark up anggaran pengadaan kertas suara seperti yang diendus KPK, Yunasa mengatakan, anggaran pengadaan kertas suara di Jatim tidak dapat dibandingkan dengan daerah lain seperti Jateng dan Jabar.

Yang membedakan anggaran pengadaan surat suara, kata Yunasa, yaitu jenis kertas dan seberapa urgen pembuatan surat suara. Menurut dia, selisih anggaran untuk pengadaan surat suara yang diduga oleh KPK ada mark up anggaran untuk pengadaan surat suara tidak benar. ’’Kalau surat suara di Jatim menggunakan kertas HVS jenis security, ini kualitasnya paling bagus,” terangnya.

Dihubungi terpisah, Mantan sekretaris Desk Pilkada Jatim, Sukardo, mengatakan, penyelenggaran Pilgub di Jabar dan Jateng tidak bisa disamakan dengan di Jatim. Di Jatim, Pilgub dua putaran ditambah pemilihan ulang dan penghitungan ulang. ”Ya memang tidak bisa dibandingkan. Saya yakin, pertanggungjawabannya bisa dicek.”

Yayuk Wahyunengseh, anggota KPU Jatim, juga mengakui telah diperiksa KPK di Jakarta sekitar dua minggu lalu. Sayang ia bungkam soal materi pemeriksaan. ’’Iya, saya sudah diminta datang ke KPK dan diperiksa. Tapi maaf saya tidak bisa menjelaskannya lebih detail,” ujarnya dan mengaku datang ke KPK sendirian, tanpa didampingi anggota KPU Jatim lainnya.

Pemprov Membantah
Sementara itu, mantan ketua pelaksana harian Desk Pilkada Jatim, Chusnul Arifin Damuri, mengaku hanya sebagai fasilitator dalam Pilgub 2008. Pertanggungjawaban dana hibah sepenuhnya merupakan tanggung jawab pihak yang menerima dana hibah, dalam hal ini KPU Jatim.

”Kalau itu sudah teknis sekali, saya tidak tahu-menahu. Ya tanyakan saja ke KPU Jatim sebagai penerima dana hibah,” kata Chusnul Arifin Damuri yang saat itu menjabat sebagai Asisten 1 Setdaprov Bidang Pemerintahan.

Chusnul menjelaskan, penerima dana hibah sebelumnya harus menyerahkan Rancangan Anggaran Belanja (RAB). Setelah diverifikasi dan disesuaikan dengan kekuatan APBD Jatim yang ada kemudian RAB tersebut diajukan ke gubernur, selanjutnya diajukan ke DPRD untuk digedok dan dimasukkan ke dalam APBD Jatim tahun anggaran 2008.

”Pemberian dana hibah yang sudah disetujui tersebut diberikan secara bertahap. Itu yang saya ketahui, selebihnya saya tidak tahu,” tegas pria yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jatim itu.

Hal yang sama diungkapkan mantan sekretaris Desk Pilkada Jatim, Sukardo. Sukardo mengatakan, selaku Biro Pemerintahan waktu itu, dia mengetahui perihal dana hibah itu langsung diberikan ke penyelenggara Pilgub, yaitu KPU Jatim, Panwaslu Jatim, serta pihak Polda Jatim dan Kodam V/Brawijaya.

”Tidak ada dana yang turun ke salah satu pasangan calon peserta saat itu, oleh Biro Keuangan dana hibah itu langsung diberikan ke pihak penerima hibah melalui Bank Jatim,” jelas Sukardo yang kini menjabat kepala Biro Organisasi Setdaprov Jatim ini.

Menanggapi dugaan mengalirnya dana mark up ke salah satu calon sebagai dana kampanye, Sukardo menjelaskan untuk kampanye pihaknya hanya sebatas memfasilitasi. Untuk dana hibah kampanye, masing-masing penerima hibah sudah melampirkan rancangan anggaran biaya (RAB), mulai perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasinya.

Sabron, ketua Komisi A DPRD Jatim, membenarkan adanya dana hibah APBD Jatim untuk proses Pilgub senilai Rp 850 miliar. Pihaknya hanya mengawasi dan mengesahkan penyaluran dana tersebut. Sedangkan untuk teknisnya, diserahkan sepenuhnya kepada pihak yang menerima hibah. “Sebagai legislatif kami hanya sebagai pengontrol saja, untuk teknisnya kami tidak ikut-ikut,” katanya. wid, sms, sis, fqi

Sumber : http://www.surabayapost.co.id Rabu, 17 Februari 2010 | 13:09 WIB

Kejaksaan Sidoarjo Kehilangan Jejak Buronan Kasus Korupsi PIA Jemundo

Sidoarjo - Kejaksaan Negeri Sidoarjo kehilangan jejak terpidana kasus korupsi Pasar Induk Agrobisnis (PIA) Jemundo Jakoeboes Moesa. Jaksa dan polisi belum menemukan petunjuk lokasi persembunyian Jakoeboes yang ditetapkan sebagai buronan sejak 10 hari lalu. "Jaksa akan terus melakukan pencarian," kata Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Sidoarjo, Sugeng Riyanta, Selasa (16/2).

Untuk mengejar pengusaha ini Kejaksaan meminta bantuan kepolisian setempat. Selain itu, Kejaksaan Agung juga telah menyebarkan identitas Jakoeboes sebagai daftar pencarian orang ke seluruh kejaksaan di Indonesia.

Jaksa eksekutor terakhir menemukan jejak Jakoeboes tengah melakukan perjalanan bisnis di Papua. Namun, belakangan jaksa kehilangan jejak orang telah merugikan keuangan negara hingga Rp 56 miliar ini. Sejumlah kerabat dan keluarganya juga mengaku tak mengetahui jejak Jakoeboes yang juga pemilik lahan yang digunakan pembangunan PIA Jemundo.

Wakil Kepala Kepolisian Resor Sidoarjo, Komisaris Deny Nasution mengaku kesulitan melacak Jakoeboes lantaran tak memiliki foto profilnya. Padahal, foto merupakan petunjuk penting untuk melakukan pencarian.

Sejauh ini, kata dia, polisi telah mengantongi alamat, ciri-ciri khusus dan vonis yang dijatuhkan kepadanya. "Data itu untuk mempermudah pencarian," katanya.

Pencarian, katanya, akan difokuskan di kawasan tempat tinggalnya serta keluarga terdekat. Sebab, diduga Jakoeboes masih berada di sekitar Sidoarjo. Namun, untuk mencegah pelarian ke luar negeri Direktorat Jenderal Imigrasi telah mengeluarkan cegah bagi Jaboeboes.

Sesuai keputusan kasasi Mahkamah Agung, Jakoeboes dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dalam kasus korupsi pengadaan lahan Pasar Induk Agraria Jemundo. EKO WIDIANTO

Sumber: http://www.tempointeraktif.com

Kasus Korupsi Gedung DPRD Sulbar: Kejaksaan Tunggu Penghitungan

Makassar - Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Barat menyatakan pengusutan dugaan korupsi pembangunan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Barat masih berlanjut. Saat ini pihak Kejaksaan Tinggi sedang menunggu hasil penghitungan Dinas Tata Ruang dan Permukiman terhadap tiang pancang bangunan, yang diduga digelembungkan anggarannya.

"Dinas Tata Ruang telah berjanji kepada Kejaksaan Tinggi akan menyerahkan hasil penghitungan mereka terhadap 60 lebih tiang bangunan gedung DPRD Sulbar, yang diduga bermasalah," kata juru bicara Kejaksaan Tinggi, Irsan Djafar, di Makassar kemarin.

Pembangunan gedung DPRD Sulbar, yang menggunakan dana Rp 11,635 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2007, diduga terjadi markup. Dana untuk pembangunan tahap pertama telah habis, sedangkan pekerjaan belum rampung.

Pihak Dinas Tata Ruang dan Kejaksaan Tinggi, yang memeriksa pembangunan tersebut beberapa waktu lalu, menduga penggelembungan terjadi pada pembangunan tiang pancang gedung. Karena itu, Dinas lalu mengecek tiang beton.

Menurut Irsan, penghitungan yang dilakukan Dinas diperkirakan selesai akhir Februari ini. Setelah penghitungan diterima, Kejaksaan Tinggi akan meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan melakukan audit. "Agar kita mengetahui berapa besar kerugian negara yang ditimbulkan dari pembangunan kantor DPRD Sulbar," katanya.IRWAN

Sumber: http://www.korantempo.com

Sidang Korupsi Dana Korban Gempa Digelar

PEKANBARU (RP) - Sidang dugaan korupsi dana bantuan gempa Sumbar senilai Rp500 juta, dengan terdakwa Humizri Husein kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru. Sidang kali ini masih dalam agenda pemeriksaan para saksi.

Salah seorang saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Zukilfi SH, Ivan SH dan Jendra SH adalah Joko, Bendahara Badan Kesejahteraan Sosial (BKS) Provinsi Riau. Sebelum mendengarkan keterangan dari saksi, terlebih dahulu majelis hakim yang dipimpin Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru, Karel Tuffu SH MH itu dilakukan pengambilan sumpah.

Dalam keterangannya, Joko mengaku menjabat sebagai bendahara di Badan Kesejahteraan Sosial (BKS) Provinsi Riau sejak 2003 lalu.

Pada 2007, Gubernur Riau mengalokasikan dana APBD sebesar Rp1 miliar, dari dana tak terduga itu selanjutnya diberikan kepada BKS Riau untuk membantu para korban gempa yang terjadi di dua provinsi, yakni Provinsi Bengkulu dan Sumatera Barat. Dana sebesar Rp1 miliar itu disimpan di Bank Riau.

Pada Oktober 2007, Joko mengaku pernah diperintahkan oleh terdakwa Humizri yang saat itu menjabat sebagai Kepala BKS Riau, untuk menerbitkan dua lembar cek di Bank Riau. ‘’Soal penerbitan dua lembar cek di Bank Riau itu memang saya akui dan itu adalah atas perintah terdakwa,’’ ungkap Joko.(lim)

Sumber: http://www.riaupos.com

Hiwang, Salah Satu Kesusastraan Lampung

Oleh Irfan Anshory

“HIWANG” (SYAIR RATAPAN), SALAH SATU BENTUK KESUSASTRAAN LAMPUNG

Ditranskripsikan dari naskah abad ke-19
beraksara “ka-ga-nga”
oleh DRS. H. IRFAN ANSHORY
(BATIN KESUMA NINGRAT)
Penyimbang Pekon Sukabanjar, Gunung Alip, Kab.Tanggamus


H I W A N G (I)
Perahu anak cina, perayayi gumpeni, tangisku di dunia, hiwang kusanik nyanyi, naris nyak hilang nyawa, disan luhku tihili, budidayaku bela, pedomanku mak lagi, tepik pai kandang marga, nyak lapah dang peduli, hiwangku di duwara, amit di lawangkuri, lijung lain hak suya, ngandankon retok hati, kipak pekon kutangga, mak buguna di kuti, nyak buwok belah siwa, bitah di tengah resi, acak nyimbin dipa ya, nutuk nahasni rani, lapah pudaya-daya, wai robok kugindami, mak gegoh rik keduwa, wat kodo hulun redi, ramik rompok ngewada, lamon sai ngagi-agi, ratong segala cuba, sakik semanjang hari, mak nemu sari gula, wai kusangka tengguli, luh tumban mak kurasa, tulung umatmu nabi, ki pagun reji juga, repa haga lajuni, nyumang jak indai kanca, mak ikin tipubiti.

Anak murip cakak bang, hulun ngelajar ngaji, kayu ranting tikambang, kilu hidup nyak puwari, rena huwongni bawang, lagi wat sai ngimani, najin nayah sai malang, mak sampai injuk nyak ji, miwang nyak saradedok, naku luh netos tanggai, kada nyak radu titok, tikambang tumbankon pai, injuk lonok di huwok, nampit kidang kabilai, ngehanja unyin rompok, dalih lalang ngelahai, haga dipa nyak segok, malu putungga indai, luh bela badan langok, manuk lebon kelabai, alam pangkuan batin, puteri simbur cahya, ramik nihan perwatin, kidang mak guna diya, sakikni diri miskin, sedih seribu laksa, di dunia tisimbin, hurik mak ngedok daya, rompok ngelahai unyin, ngewada bujang papa, santor nyak ngaji yasin, ngembaca allahumma, hiwang mak pandai balin, segala serba tuna, bulayar nutuk angin, sai kuancam humbak bena.

Nutuk gindamni bulan, ginjarni matarani, diri mawat sai ngiman, tepik mak kena cari, radu bulimban jaman, makkung wat injuk reji, mulang mak bujenganan, turui di biding heni, sinjang burak keimbunan, kain mak nyangu lagi, haga ngangas mak ngasan, haga mengan mak bumi, nginum lain pemampan, akik wai rasa ruwi, mandang wai delom taman, gagit munih nyak lawi, lijung induh harungan, mampir dipa do diri, ramik sai nyuya badan, rompok beji sunyinni, kemarau pitu bulan, ditiup labung pagi, kena hujan kebiyan, kati layauni hati, sakikku lain hanggan, rawang luh mak buhinti, tikas tali cancanan, nyemberang patoh titi, mak dapok kupabanggan, mena luhku tihili, jak lunik sumban-umban, asing rang purarepi, budu’a jama tuhan, allahumma ya rabbi, hambamu kilu andan, serah sekujur diri.

H I W A N G (II)
Tengis pai nyak bubanggan, kemalanganni diri, sejar guai bitian, rompok parda ngedengi, anggop panas kebiyan, bang labung tegi rani, niku sumang haluan, mak seteguh di janji, matti mudah bulimban, tunai mutuskon tali, hamu mak ngiri nganan, bang kirani sebudi, ingok ram setunggaan, niku mulang jak mandi, nyelinggomkon basohan, ngimbangkon culuk kiri, niku senyum nyangkiman, lesung pipit di pipi, jak isan hati nakan, dundom mawat sintani, sampai mak bangik mengan, pedom mak lelop lagi, dawah jadi pikiran, debingi kuhanipi, kinandi siri nihan, nenggarah matarani, niku yu mas berlian, nyak kindo kawak besi, manjau nyak di perugan, niku rambak nyangkeli, kuruntakon kicik’an, repa inda-indani, ki nyak numpang labuhan, ram nyambung tali hati, kantu wat ranting dahan, burung numpang budandi, nyak harap kilu andan, pubandung diku lawi, nyak haga kehurik’an, haku lagi sekeji.

Api timbalmu ading, lagi kala dinana, ram nyirokkon kagering, peparda ngandan cinta, munyai kelawan maring, santor pubandung kita, sanajin bumi gincing, hurik mati jejama, rena do hamu ading, janjimu waktu sina, bang kirani ngegunting, mak sepegung di cawa, bawak siang jak daging, nyak ngedengi berita, kita urung pusanding, niku pindah ranglaya, hamu ram mak sebanding, bang seucak di bangsa, gegoh ngembelah pering, tiangkat nyin binasa, daikin dipusahing, kalah nyak radu nyata, nyak tungkah niku gading, nyak lesom niku gula, ibarat nanjak tebing, cakak pugapa-gapa, jak tengah haguk biding, mak tantu inda-inda, sipa alam kutinding, sipa bumi kutangga, asing rang panas cuping, nengis rompok ngehanja, kapan do hati hening, radu genok derita, ki wat sepahmu ading, nyak kilu guai bura.

Injuk mak haga lipang, gegoh mak haga reji, sakik lipang jak kundang, gegoh mati puwari, nyak ditahkon di rangrang, kuk dirilong mak lagi, niku mak temon sayang, ngampalaju nyak lawi, senginahni nyak lalang, ducakkon bangik hati, padahal hati cadang, susah haga kubiti, mengan mi rasa pahang, nginum wai rasa ruwi, kusonkon luhku miwang, pakai kulamku mandi, sangun riya ki malang, lelakun tiperinci, badan mak nungga senang, sakik mampir di diri, kidang kayak ram lipang, jak ki nyak sakik hati, mak nyesol nyak dibuang, ki cintamu mak lagi, kekalau nyak mak bimbang, hatiku tetop bani, mak urung kuterajang, sanajin kuta besi, budu’a rik sembahyang, allah tuhanku rabbi, jak kelom jadi terang, ki sabar di takdirni.

H I W A N G (III)
Pungguk kebunyi debi, miwang narindu bulan, tanjor turun di bumi, bang reji punyandangan, moloh mak dapok lagi, anggok mak seralisan, mula pagun kubiti, mak ngedok seraduan, radu janji rupani, bagian mula riya, suratan jak ilahi, takdirni sai kuasa, mengan debi mak pagi, pedom dimaling mata, mit di sai purarepi, mak ngedok sai ngiman ya, allah tuhanku rabbi, tubat gantungan nyawa, nalikut niku diri, bupengatu di sapa, nyak numpang kehurik’an, sapa kuti sai sudi, mulang dipa do jengan, lijung dipa do sungi, lamban cadang perugan, cincin cabut jak jari, nyak nyandang kemalangan, sara mawat buhinti, hariyuk sanding hujan, runih metu debingi, dang dicancan nanggungan, acak kaskon sekali, dang niku miwang badan, suratan gegoh reji, tetop-tetop buiman, dang ginjang-ginjuh lagi.

Pusikam sikinduwa, pusibanni melayu, tangisni diri papa, pusiang mari radu, turiyang metah huma, teretuhni pembuyu, ratong segala hanja, tingkok segaga guyu, segara lenak-lenau, laok tengkadak pagi, ginalah tisambayau, mawat inggonku lagi, labung neda kemarau, luh jatuh kanan kiri, jak redik kisir andau, ya do lelakunku ji, robok kuanggop rilau, ngembabang nawai diri, gedahni hati layau, malang turun di bumi, jak lunik sinjang lilik, balak nanggung celaka, mak kukelimak hurik, lain setahun ruwa, jaoh kelawan redik, nyak sarat bukakira, jahat kucakkon betik, rena ki hati suya, susahku lain hanggik, mak pandai parda-parda, kinandi liwan sakik, kebuang mak budusa, kapan do nungga bangik, malu nyak dindai kanca, sengsara anjak lunik, matti salah ranglaya.

Sanak pungaji surat, permulaan kaganga, induh kapan ya tamat, hiwangni bujang papa, mak kalipin ki hajat, nyebut kelawan du’a, radu habis piyasat, butulak busesangga, pengatu kilu tulung, sapa kuti sai rila, pinsan pindua makkung, mentelu tangih nana, lapok mak jadi untung, luang mak jadi tuna, teretuh lambung bulung, tumban mawat buguna, bulayar luah tanjung, nyirang segara bena, ratong humbak gumulung, jung kasat mak ketimba, bintang sayukku lawi, bulan mak payu bara, samang handak kebunyi, murai gading nyuwara, nyawa mak nekon diri, mak temon di haringa, mak sampai rasan hati, najin nyepok mak mansa, sedih mawat buhinti, rambak luh miwang juga, debingi dawah rani, payah delom dunia, dang diperingoh lagi, haga tiapikon diya, bagian mula reji, dipapa sai kuasa.

H I W A N G (IV)
Bismillah kalam gincing, nulis laluwang cina, sakik diriku ading, nyandang papa dunia, ibarat bulung kering, haga tikebang dipa, nyak harap kilu bimbing, nyin hatiku nerima, bulung layu di batang, asing pikku ji tuna, niku yu kumbang ralang, nyak numpang rindu bunga, kidang timbalmu kundang, lagi kala dinana, niku mak terus terang, halus nihan rusia, kita pusimbat kicik, jamonjom tontong muka, peparda haga betik, hurik kilu sangkuta, ana pakat ram adik, bang ganta api rupa, niku milih sai hanggik, sama timbang di bangsa, kuruk di bulan ruwah, luah di bulan haji, api lagi tipenah, bulan sipa sai tianti, mulani kupabalah, mak ginjangni sengaji, bunuh ganta nyak kidah, nyin hak mati sekali, cawamu di nyak adik, bujang mati meranai, niku ngerubah kicik, andai-andaimu sampai, sai demon diku ramik, radu saka nyak pandai, niku tepik mak bangik, nyak tumban dipukacai.

Nyak harap kilu tawai, guai sibirni hati, nasib ram sapa pandai, induh rangni tihili, sakikni ram pucerai, mawat dapok kubiti, ginalahku lain sai, mak nemu hening lagi, ki dapok rilongi pai, ki wat kasihmu lawi, mawat dapok kubagai, malangni diri sinji, kidang nyak mawat rabai, sabar dalih pastiti, jemoh kelawan sawai, kekalau sugih diri, perahu layar cambai, anak kuda melayu, sai ganggu kindo tunai, sai betik mak dihalu, banjir balak niku wai, nyak hanyuk dipulaju, cawamu nengguli wai, budimu numor satu, remok buwok dipakai, remok bamban sai dianggu, tehanyuk lain di wai, nyak kena di hakalmu, labung sai nerai-terai, ngelitoh paku layu, niku lalang ngelahai, nyak miwang nampon dagu, punyanamu mak pandai, radu saka nyak tahu, yu payu kusandang pai, sinji sai pembagimu.

Daikin haku gila, pagun mak juga hamu, api rupani ganta, guai main-mainmu, kuteduh kumbang hara, kirani bunga tebu, kuteduh temon haga, kirani ngampalaju, sangun haku jak saka, daikin tipulaju, kantu mak temon cinta, layau sasar diriku, ganta buktini nyata, cawamu na ngangguyu, kebuang do nyak ganta, cadang angon andahmu, sakik mak ngedok timbang, miwang api gunani, asing rang pukakebang, lalayang putus tali, nyak yu keliang habang, huwok tirahmu napi, bujang papa tikambang, mak patut rangmu mati, helu mak temu lesung, yu payu kuterima, sasar ram ki pubandung, beringin banjar capa, nyak bukit niku gunung, kita sumang dunia, kantu ram parda langsung, masing-masing ranglaya.

H I W A N G (V)
Nyumbah sikindua pun, tuhanku sai kuasa, mahap kelawan ampun, diriku mandi dusa, kantu salah lelakun, gelarni manusia, hambamu kilu santun, rabai kuruk neraka, tangis kusanik pantun, tejang jadi cerita, ki malang santor pagun, asing rang sasar daya, bela bulan rik tahun, genok segala cuba, mak gegoh injuk hulun, nyumang jak indai kanca, awi pisah jak rumpun, buluh mak ngedok rega, lapah putembuk tundun, ninggalkon kandang marga, sangun radu suratan, matti sakik kinandi, bagian anjak tuhan, sinji janjimu hani, kekalau teguh iman, lelakun numpu diri, lumapah tudung tangan, haga dipa nyak lawi, ralik lamban bidang jan, mak taru walawiri, dipa pok kemanoman, disan jengan buhinti, mejong di penyiringan, mengan saguni punti, hinekan buah runtan, sai kuinum imbun pagi, puwari rik kemaman, mak ngiman di nyak lagi, induh lajumu badan, asing rang hulun beji.

Asing niat mak sampai, sipa hajatku tuna, muluk lindung delom wai, dipa ya haga mansa, mak ikin tipubagai, sakik selama-lama, pangretisanni tanggai, kebuang induh dipa, badan mawat sai ngungai, rompok ngojok ngewada, gumindam luh narenai, batui mak pandai bela, jukuk tuwoh di heni, sangsang nebak ranglaya, surau lebon santeri, pekon mak bupunggawa, nenggarah bintang pagi, pelita kurang cahya, kumbangku mekar debi, layu mawat buguna, sakik do niku diri, tubuh kurungan nyawa, tirajuh munih hati, cawa temon dihada, takung bandung di mayang, kayu nangga duwara, tandang mak dapok mulang, kipak mati mak haba, kubabangkon di lalang, sanajin hati papa, mak taru rambak hiwang, mak tintang luh di mata, injuk keliang habang, hambor mak ngedok daya, induh sungi tikambang, harunganku mak nyata.

Tepik pai niku pekon, nyak lapah ngumban diri, minak muwari lamon, kidang api gunani, ramik kurasa hiyon, hurik samar di mati, badan mak bupenganton, liom mawat timbangni, segalani mak temon, ranggom ki beji hati, kayak diriku lebon, mak buguna di kuti, reji ki diri malang, sengsara mak buradu, acak nyak lapah midang, kekalau tungga guru, alam sipa kusirang, tujuan makkung nantu, nyemberang laok bandang, induh dipa ya laju, layar kubabar pinsan, mawat kugulung lagi, layau do niku badan, titok mak kena cari, ngeliak diri tumban, lalang waya do kuti, mak ngedok sai nemadan, heni hilang sangbiji, nyebut pai nama tuhan, ya amantu billahi, kugantungkon harapan, allahumma ya rabbi.

H I W A N G (VI)
Nyalinggar bunyi canang, perintahni penghulu, cempala dang ticapang, nanti tulahan kantu, wai turun jak pematang, humara sai dituju, hana-hanani kundang, kupetunggal di niku, nenggarah bulan terang, halinumu teliyu, lapah nyak sanga jimpang, mak lupa di janjimu, jejama ngandan sayang, kekalau jadi judu, bang kindo nyak dibuang, niku goi ngampalaju, payu kidah ram lipang, lajukon do rasanmu, mak ngeba nyak tikambang, lungah rusing ga niku, kekalau niku senang, tagan diya sai radu, niku tisasah lalang, nyak layau mak bunantu, ranting serkah jak pampang, buwok jatuh jak hulu, asing rang pukakebang, sara mak taru-taru, salesok’an nyak miwang, mejong di lambung batu, burak sinjang sarilang, pengipus luh di dagu, batui mak pandai luang, matti sakik tinemu, nyak harap kilu babang, mid dipa bupengatu.

Nyak tepik di ranglaya, reji kodo padahni, dipupuh nasib papa, wai di lambung keladi, cawamu helau nana, hamu lagi sekeji, ngandan kumbang jejama, haga dang lipang lagi, kagering kita ruwa, mak ngedok anti kari, tilekokkon di dada, tisirokkon di hati, mula kutunggu juga, kekalau rasan jadi, imbun jadi humara, hanau jadi tengguli, bang niku nipu daya, ngampalaju nyak lawi, ninggalkon kulam tuna, ngembedak batangari, niku mudah tikena, tunai ngerubah janji, keguda andah harta, niku ngembuang diri, tawaimu di nyak repa, timbalmu di nyak api, mak nihan kahantara, matti nalom ngembudi, yu payu kuterima, acak nyimbin karnani, kantu niku hina ga, ki nyak tindihmu mati.

Jukung pepahni runtan, sampan kandas di heni, tikacah niku badan, ngelimak niku diri, genokni tinanggungan, ginalah injuk reji, titok mawat sai ngiman, bela luh mak gunani, niku balin pilihan, mak liwih di nyak lagi, mak watir di nyak tumban, mak haba di nyak mati, judu ram mak kasiwan, pulipang mak sintani, bang lebon di kebiyan, betik ram selama ji, kabar jak kiri kanan, beritamu kudengi, niku mena bulamban, cakak di pancaniti, radu ngalih jenganan, radu pindah nenggeri, kagering putus pinsan, mit di nyak mak peduli, acak do kaskon hanan, nyin hak lebon jak bumi, bitah tinggal di huyan, kebuang mak bureti, magoh nyak delom pulan, ngindayi burung debi, halok mak kehaluan, hunjak munih sakikni, sembahyang di pangkalan, sujud di tengah bingi, budu’a jama tuhan, sinji hambamu rabbi, kilu munyai merawan, mak gambang tahan uji, kekalau kedoloran, nyak nemu lesai hati.***

Sumber: http://irfananshory.blogspot.com

Harta Karun di Perairan Cirebon

Oleh Bambang Budi Utomo

Dari Timur Dekat Ke Asia Tenggara Tenggelam Di Perairan Cirebon

Samudera luas tepiannya indah.
Semangat bahari menentang maut.
Pabila nafsu menguasai kaidah.
Habis sudah kekayaan laut

Pengantar
Harta Karun, demikian populernya untuk menyebut Benda Berharga Muatan Kapal yang Tenggelam (BMKT). Kedua sebutan ini salah, setidaknya menurut pandangan para purbakalawan atau kalangan ilmuwan arkeologi dan sejarah. Sebutan yang sudah kadung “merakyat” ini seharusnya “Benda Cagar Budaya”, sebutan untuk benda tinggalan budaya masa lampau yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Selama dipandang sebagai Harta Karun atau BMKT (Sunken Treasures), maka penjualan melalui proses pelelangan akan terus berlangsung dengan tidak mengacuhkannya nilai-nilai ilmu pengetahuan. Itulah yang akan dan sedang terjadi pada Benda Cagar Budaya yang ditemukan di wilayah perairan Cirebon!

Pekerjaan pengangkatan kargo kapal yang tenggelam dilakukan oleh PT Paradigma Putra Sejahtera bekerjasama dengan Cosmix (Belgia) dimulai pada April 2004 dan berakhir pada Oktober 2005. Kargo kapal yang tenggelam di perairan sekitar 70 km dari pantai Cirebon jumlahnya 490.000 buah, terdiri dari keramik, glassware, stoneware, perhiasan, dan barang-barang dari logam. Artefak-artefak tersebut dua bulan lagi akan dilelang dengan nilai jualnya ditaksir sekitar US $ 40.000.000,-

Pedagang Islam
Ada suatu hipotesa bahwa Islam berkembang di Nusantara (Indonesia) melalui jalur-jalur perdagangan. Para saudagar Islam berniaga ke Nusantara sambil menyebarkan agama Islam. Dalam pandangan agama Islam, setiap insan termasuk para pedagang Muslim mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Islam kepada siapapun sesuai dengan cara yang baik dan persuasif.

Sumber-sumber sejarah yang merupakan catatan harian dari orang-orang Tionghoa, Arab, India, dan Persia menginformasikan bahwa tumbuh dan berkembangnya perdagangan melalui laut antara Teluk Persia dengan Tiongkok sejak abad ke-7 Masehi, disebabkan karena dorongan pertumbuhan dan perkembangan imporium-imporium besar di ujung barat dan ujung timur benua Asia. Di ujung barat terdapat emporium Islam di bawah kekuasaan Khalifah Bani Umayyah (660-749 Masehi) kemudian Bani Abbasiyah (750-870 Masehi). Di ujung timur Asia terdapat kekaisaran Tiongkok di bawah kekuasaan Dinasti T’ang (618-907 Masehi). Kedua emporium itu mungkin yang mendo¬rong majunya perdagangan Asia, tetapi jangan dilupakan peranan Śrīwijaya sebagai sebuah emporium yang menguasai Selat Melaka pada abad ke-7-11 Masehi. Emporium ini merupakan kerajaan maritim yang menitik beratkan pada pengembangan pelayaran dan perdagangan.

Nama Persia yang sekarang disebut Iran, menurut catatan harian Tionghoa adalah Po-sse atau Po-ssu yang biasa diidentifikasikan dengan kapal-kapal Persi. Sering pula diceriterakan sama-sama dengan sebutan Ta-shih atau Ta-shih K’uo yang biasa diidentifikasikan dengan Arab. Po-sse dapat juga dimaksud¬kan dengan orang-orang Persia, yaitu orang-orang Zoroaster yang berbicara dalam bahasa Persi, orang-orang Muslim asli Iran. Mereka dapat juga digolongkan pada orang-orang yang disebut Ta-shih atau orang-orang Arab. Orang Zoroaster dikenal oleh orang Arab sebagai orang Majus yang merupakan mayoritas penduduk Iran setelah pengislaman.

Kehadiran orang-orang Po-ssu dan Ta-shih di bandar-bandar sepanjang tepian Selat Melaka, pantai barat Sumatera, dan pantai timur Semenanjung Tanah Melayu sampai ke pesisir Laut Tiongkok Selatan diketahui sejak abad ke-7 Masehi. Mereka dikenal sebagai pedagang dan pelaut ulung. Sebuah catatan harian Tionghoa yang men¬ce¬riterakan perjalanan pendeta Buddha I-tsing tahun 671 Masehi dengan menum¬pang kapal Po-sse dari Kanton ke arah selatan, yaitu ke Fo-shih (Śrīwijaya). Kemudian pada tahun 717 Masehi diberitakan pula tentang kapal-kapal India yang berlayar dari Srilanka ke Śrīwijaya dengan diiringi 35 kapal Po-sse.

Hubungan pelayaran dan perdagangan antara bangsa Arab, Persia, dan Śrīwijaya rupa-rupanya dibarengi dengan hubungan persahabatan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya beberapa surat dari Mahārāja Śrīwijaya yang dikirim¬kan melalui utusan kepada Khalifah Umar ibn ‘Abd. Al-Aziz (717-720 Masehi). Isi surat tersebut antara lain tentang pemberian hadiah sebagai tanda persahabatan.

"Muatan kapal yang tenggelam di perairan Cirebon dapat menunjukan asalnya, genta, wajra, dan arca dewi mungkin dari India."

Bukti-bukti arkeologis yang mengindikasikan kehadiran pedagang Po-sse di Śrīwijaya dan Mālayu adalah ditemukannya artefak dari gelas dan kaca berbentuk vas, botol, jambangan dll di Situs Barus (pantai barat Sumatra Utara) dan situs-situs di pantai timur Jambi (Muara Jambi, Muara Sabak, Lambur). Barang-barang tersebut merupakan komoditi penting yang didatangkan dari Persia atau Timur Tengah dengan pelabuhan-pelabuhannya antara lain Siraf, Musqat, Basra, Kufah, Wasit, al-Ubulla, Kish, dan Oman. Dari Nusantara para pedagang tersebut membawa hasil bumi dan hasil hutan. Hasil hutan yang sangat digemari pada masa itu adalah kemenyan dan kapur barus.

Hubungan politik bahkan hubungan keluarga antara Śrīwijaya dan Matarām di Jawa agknya cukup erat. Pada sekitar abad ke-8-9 Masehi di kedua kerajaan itu berkuasa dinasti Śailendra. Tidak mustahil hubungan perdagangan melalui laut juga berlangsung. Hingga saat ini belum diketahui pelabuhan-pelabuhan di Pulau Jawa ketika dinasti Śailandra berkuasa. Pada relief Candi Borobudur digambarkan jenis-jenis alat angkutan air, mulai dari sampan sampai kapal samudra. Penggambaran ini jelas menunjukkan bahwa Matarām sebagai kerajaan agraris juga memperhatikan perdagangan melalui laut.

Jauh sebelum Matarām, sebuah berita Tionghoa menyebutkan: Jawa atau Holing pada tahun 674 diperintah oleh seorang ratu yang bernama Simo. Pemerintahannya sangat tegas. Barang yang jatuh di jalan tidak ada yang berani mengambil. Berita tentang Ratu Simo terdengar oleh seorang Pangeran Ta-shih (Arab). Ia dengan sengaja menjatuhkan sekantung emas di jalan. Beberapa lama sekantung emas tersebut masih ada, sampai akhirnya secara tidak sengaja putra sang Ratu menendangnya. Oleh sang Ratu putranya kemudian dihukum dengan memotong ibu jari kakinya. Mendengar berita itu, Pangeran dari Ta-shih menjadi takut dan tidak jadi menyerang Holing.

Dari berita itu dapat diketahui bahwa di Jawa pada abad ke-7 Masehi sudah ada orang Arab. Kedatangan mereka sejalan dengan aktivitas perdagangan pada masa itu. Meskipun demikian, hingga kini belum diketahui di mana lokasi pelabuhan Matarām pada masa itu. Ada yang menduga di daerah sekitar Pekalongan, karena di daerah itu ditemukan prasasti keluarga Śailendra tertua yang berbahasa Melayu kuna.

Keberadaan kerajaan Matarām di Jawa Tengah berlangsung hingga abad ke-10 Masehi. Sebagai akibat bencana alam meletusnya Gunung Merapi, pusat pemerintahan Matarām dipindahkan ke Jawa Timur. Pada masa pemerintahan di Jawa Timur, Dinasti Śailendra tidak berkuasa lagi. Sebagai gantinya yang berkuasa adalah Dinasti Iśana dengan pendirinya Sindok. Pada masa sebelum pemerintahan Airlangga, di Jawa Timur telah dikenal pembagian fungsi pelabuhan sesuai dengan kedatangan kapal. Pelabuhan Hujunggaluh yang merupakan pelabuhan sungai (Sungai Brantas) letaknya di sekitar Mojo¬kerto diatur untuk pelabuhan antar pulau, sedangkan pelabuhan Kambangputih yang letaknya di pesisir Tuban diatur untuk pelabuhan antarbangsa.

Jalur Pelayaran
Aktivitas niaga dari orang-orang Timur Dekat diketahui sejak sekitar abad ke-6-7 Masehi. Mereka angkat sauh dari pelabuhan-pelabuhan di Siraf, Musqat, Basra, Kufah, Wasit, al-Ubulla, Kish, dan Oman dengan membawa barang dagangan dari tempat asalnya, misalnya gelas/kaca Persia serta manik-manik kaca dan batu.

Di sepanjang jalur pelayaran menuju Asia Tenggara, mereka singgah di pelabuhan-pelabuhan Gujarat, Arikamedu (Pondicherry, India Selatan), Kalah (Kedah, Malaysia), dan terus menuju perairan Nusantara. Pada pelabuhan yang disinggahi mereka menjual barang-barang dari tempat asalnya. Dari pelabuhan yang disinggahi mereka juga membeli produk setempat untuk dijual di pelabuhan berikutnya. Ada juga muatan yang bukan barang dagangan, misalnya barang-barang untuk keperluan upacara keagamaan. Karena itulah kargo kapal isinya bermacam-macam termasuk keramik sebagai barang dagangan.

Persia dikenal sebagai negeri yang banyak menghasilkan produk dari bahan kaca, seperti wadah dan manik-manik kaca. Barang-barang wadah yang dibuat dari kaca dapat dikatakan langka. Mungkin karena mudah pecah (fragile) jumlahnya sangat terbatas. Di beberapa situs arkeologis, barang-barang kaca Persia sangat jarang ditemukan. Pada kargo kapal yang ditemukan di perairan Cirebon, barang-barang kaca ini jumlahnya cukup banyak, terdiri dari bentuk-bentuk vas, botol, dan jambangan kecil. Sebagian besar ditemukan dalam keadaan pecah.

Pada salah satu pelabuhan di India agaknya kapal tersebut memuat manik-manik, batu permata, dan benda-benda upacara agama Hindu (arca, lonceng, dan wajra). India juga merupakan tempat penghasil manik-manik, baik manik-manik kaca maupun manik-manik batu (agate dan carnelian). Kota pelabuhannya antara lain Cambay dan Arikamedu (Pondicherry). Manik-manik carnelian banyak ditemukan di situs-situs arkeologi di pantai barat Semenanjung Malaysia (Situs Sungai Mas, Kedah) dan pantai timur Sumatra (Situs Karangangung dan Air Sugihan, Musi Banyuasin).

Mengenai manik-manik yang sebagian besar berbentuk bulat, diduga merupakan manik-manik untuk tasbih. Kawasan Timur Dekat (Irak dan Iran) juga menghasilkan manik-manik dari bahan kaca. Bentuknya bulat dan berwarna-warni. Ada juga manik-manik yang di bagian dalamnya terdapat lapisan emas.
Barang-barang tembikar yang juga termasuk muatan kapal adalah barang dagangan. Pengapalannya dilakukan di pelabuhan Arikamedu. Dari tempat ini sejak abad pertama masehi sudah dikenal sebagai pelabuhan tempat pengapalan barang-barang tembikar. Tembikar dari Arikamedu juga ditemukan di situs-situs pantai timur Sumatra, pantai utara Jawa Barat, dan pantai utara Bali.

Kekaisaran Tiongkok mulai mengeksport barang keramik secara besar-besaran sejak masa Dinasti T’ang (618-907 AD). Kapal yang tenggelam di perairan Cirebon sebagian besar muatannya barang-barang keramik. Terdiri dari tempayan, mangkuk, buli-buli, piring, dan kendi. Bentuk dan asal kendi yang ditemukan juga mempunyai keragaman. Kendi jenis Kundika dengan cucuk (corot) yang melengkung ke atas dari Tiongkok, dan jenis kendi putih Thailand selatan. Mungkin barang-barang keramik ini dikapalkan di pelabuhan Guangzhou atau pelabuhan-pelabuhan di Tiongkok Selatan. Atau bisa juga dari salah satu pelabuhan di Semenenjung Tanah Melayu, sebelum melanjutkan pelayarannya ke Jawa.

Hubungan perdagangan antara Arab, Persia, India dengan Tiongkok sudah berlangsung lama. Pelabuhan di Tiongkok Selatan yang cukup dikenal pada masa itu adalah Guangzhou. Dari pelabuhan ini barang-barang produk Kekaisaran Tiongkok dikapalkan. Sebagai sebuah pelabuhan yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai bangsa, tidak mustahil berkembang pula kebudayaan dari bangsa pendatang. Demikian juga karena ada kontak dagang dengan kerajaan yang sudah memeluk Islam, tidak mustahil di Guangzhou hidup kelompok masyarakat yang beragama Islam.

Melihat kargo dan tempat tenggelamnya, agaknya kapal tersebut hendak menuju ke Jawa bagian tengah atau timur. Hingga kini belum diketahui di daerah mana di Jawa Tengah lokasi pelabuhan. Dapat berlokasi di daerah Pekalongan, dan dapat pula berlokasi di daerah sekitar Gunung Muria hingga Lasem. Gunung Muria pada sekitar abad ke-9 Masehi masih berupa sebuah pulau. Mungkin kapal-kapal yang menuju ke arah timur dapat melalui selat yang memisahkan daratan Jawa dan “Pulau Muria”. Di Jawa bagian timur pelabuhan antarabangsa yang cukup ramai adalah pelabuhan Kambangputih. Sebagian besar masyarakat Jawa pada masa itu masih menganut agama Hindu. Di daerah pesisir mungkin sudah memeluk agama Islam.

Status dan Legitimasi
Di antara runtuhan kapal yang tenggelam di perairan Cirebon, ada dua jenis benda yang mungkin tidak termasuk dalam barang komoditi. Kedua jenis barang tersebut adalah hulu pedang/pisau yang dibuat dari logam berlapis emas dan dari kristal, serta stempel dari batu sabun (soapstone). Kedua macam benda tersebut merupakan satu kesatuan yang dipegang oleh seseorang yang paling berwenang di kapal.

Orang-orang di dalam sebuah kapal merupakan satu komunitas tersendiri, ada nakhoda, kelasi, dan penumpang. Semuanya itu dipimpin oleh seorang nakhoda. Dialah yang memegang kendali di kapal. Sebagai simbol status nakhoda memegang pedang dan pisau. Hulu pedang dan pisau dibuat dari bahan yang berharga. Tidak nampak benda tersebut dipakai untuk berperang.

Ibn Khordadhbeh, seorang pejabat yang dilantik khalifah Dinasti Abassiah pada sekitar abad ke-9 Masehi, adalah seorang pedagang yang pernah berkunjung ke Zabag (Śrīwijaya). Dia menulis sebuah buku yang berjudul Kitab al-masalik wa-l-mamalik (Buku tentang Jalan-jalan dan Kerajan-kerajaan). Buku ini berisi tentang semua pos-pos pergantian dan jumlah pajak di setiap tempat yang dikunjunginya. Sebagai seorang pejabat yang dilantik oleh Khalifah tentunya mempunyai tanda legitimasi dan atribut lain yang dibawa dan disandangnya.

"Beberapa atribut yang dimiliki oleh seorang pejabat di dalam lingkungan sebuah kapal. Stempel bertuliskan: al-mlku; al-wahid; al-qahhar”

Stempel yang dibuat dari batusabun (soapstone) berwarna hitam, berbentuk empat persegi panjang (4,2 x 6,7 cm) dan tebal 0,7 cm. Pada salah satu sisinya (dalam sepasang bingkai bujursangkar 0,8 x 1,0 cm) terdapat kalimat yang ditulis dalam aksara Arab bergaya kufik: “al-mlku; lillah al-wahid; al-qahhar” yang berarti “Semua kekuasaan itu milik Allah yang Maha Esa dan Maha Perkasa” dalam dua buah bingkai empat persegi. Kalau diterjemahkan secara harfiah, maka kalimat itu mengandung asma’ul husna, tepatnya merupakan sifat yang dimiliki mausuf (Allah) yang memiliki kekuasan. Tetapi kalau ditafsirkan dengan konteks kapal dan hulu pedang/pisau, maka yang tersirat dalam kalimat tersebut mengandung makna bahwa si pembawa stempel mempunyai hak untuk pergi (berdagang) ke mana saja. Tidak ada satu kekuasaanpun yang berhak untuk melarang¬nya, karena semua yang ada di alam semesta termasuk kerajaan adalah milik Allah. Dengan demikian, stempel tersebut berguna sebagai “alat” legitimasi untuk berlayar/berdagang kemana saja.

Melihat gaya tulisan kufik yang dipakai tampaknya masih kaku jika dibandingkan dengan gaya tulisan kufik pada batu nisan Malik as-Saleh (wafat 1297 Masehi) dari Samudra Pasai (Aceh). Bentuk tulisan ini diduga berasal dari sekitar abad ke-9 Masehi yang dikembangkan di daerah Kufah pada masa pemerintahan kekhalifahan Bani Abbasiyah (750-870 Masehi).

Kalau ditelaah dari stempel yang beraksara Arab tersebut, kapal asing yang tenggelam bersama kargonya di perairan Cirebon, diduga kapal yang berasal dari pelabuhan Kufah atau Basra yang sekarang termasuk wilayah Republik Irak. Ini berarti bahwa kapal bersama kargonya berasal dari sekitar abad ke-9 Masehi. Dalam pelayarannya ke arah timur (mungkin ke pelabuhan di Jawa Tengah atau Kambangputih, Tuban) di perairan Cirebon tertimpa musibah dan tenggelam bersama kargonya. Dilihat dari posisinya di dasar laut, kapal ini tenggelam karena kelebihan muatan. Bagian ruang nakhoda masih tampak utuh (tidak terlalu porak poranda).

Hampir seluruh artefak yang diangkut tersebut bukan produk salah satu kerajaan di Nusantara. Ada yang berasal dari Timur Dekat (Persia), India, Thailand, dan ada pula yang berasal dari Tiongkok. Meskipun demikian, artefak tersebut manfaatnya sangat besar bagi sejarah kebudayaan Indonesia, khususnya sejarah masuknya Islam di Indonesia. Berdasarkan sumber-sumber tertulis para sejarahwan berteori bahwa masuknya Islam di Indonesia dibawa oleh kaum pedagang Islam. Dengan ditemukannya artefak-artefak yang berasal dari negeri-negeri yang beragama Islam dalam konteksnya dengan barang dagangan, teori tersebut semakin mendekati kebenaran. Stempel beraksara Arab dengan menyebutkan nama-nama Allah, merupakan bukti kuat bahwa Islam masuk melalui “perantara” para pedagang Islam.

Penutup
Hingga kini sebagian besar masyarakat di Indonesia mengetahui bahwa agama Islam masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad ke-13 Masehi, yaitu dengan berdirinya Kesultanan Samudra Pasai di Aceh. Meskipun demikian anggapan kebanyakan orang, namun tidak dipungkiri bahwa jauh sebelum berdirinya Samudra Pasai, Islam sudah ada di Nusantara. Adanya pedagang-pedagang Arab yang menjalin kontak dagang dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara merupakan suatu petunjuknya.

Pedagang Arab sering dikatakan identik dengan pedagang muslim. Saya pikir pendapat ini terlalu umum yang dasarnya adalah Arab sama dengan Muslim. Hubungan perdagangan antara Arab, Tiongkok, dan kerajaan-kerajaan di Nusantara mengindikasikan ada juga muslim yang bukan Arab, misalnya orang Tionghoa yang sudah memeluk Islam. Tionghoa muslim ini juga melakukan aktivitas dagang ke segala penjuru dunia. Di pelabuhan Guangzhou tidak mustahil tinggal juga kelompok masyarakat Tionghoa yang sudah memeluk Islam.

Kapal dagang yang tenggelam di perairan Cirebon pada abad ke-9 Masehi mengindikasikan keberadaan pedagang muslim di kapal itu. Pedagang muslim yang ada di kapal bisa orang Arab, Persia, India, dan bisa juga orang Tionghoa. Ketika Chêng Ho melakukan kunjungan muhibah ke Nusantara pada abad ke-15 Masehi, ia juga mengunjungi saudaranya sesama Muslim. Ini berarti jauh sebelum kedatangan Chêng Ho ke Nusantara sudah ada Tionghoa Muslim.

Dua bulan lagi kargo kapal yang tenggelam tersebut akan dilelang oleh investor yang mengangkatnya bekerjasama dengan pemerintah Indonesia. Tidak perduli penting tidaknya bagi khasanah budaya Nusantara, tidak perduli pentingnya bagi sejarah masuknya Islam di Nusantara. Haruskah stempel yang beraksara Arab tersebut ikut dilelang demi untuk menaikkan harga jual barang lainnya? Padahal barang-barang tersebut merupakan bukti nyata masuknya Islam di Indonesia melalui jalur perdagangan.

Sumber: http://indoarchaeology.com