Selasa, 29 Desember 2009

Ritual Buka Luwur, Ribuan Warga Berebut Nasi Jangkrik

Kudus - Lebih dari 15.000 warga Kudus dan warga dari berbagai kota di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur, Minggu (27/12), berebut nasi jangkrik di seputar kompleks masjid-makam Sunan Kudus.

Nasi jangkrik adalah nama masakan khas pada ritual buka luwur Sunan Kudus. Isinya antara lain nasi beserta lauk daging kerbau yang dibungkus daun jati. Adapun luwur artinya kelambu atau penutup dari bahan kain warna putih.

Dibandingkan dengan ritual buka luwur tahun 2008, jumlah pengunjung saat ini hampir dua kali lipat. Itu karena faktor cuaca yang cerah sejak Sabtu malam (26/12) hingga Minggu pagi.

Sejak subuh hingga menjelang pelaksanaan acara buka luwur, tampak antrean panjang warga untuk mendapatkan nasi jangkrik.

Menurut Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, Nadjib Hassan, panitia menyiapkan 25.000 nasi bungkus. Ketua panitia buka luwur 2009, Nailal Muna, menambahkan, pihaknya memperoleh bantuan berupa 10 kerbau, 62 kambing, 6,1 ton beras, dan puluhan meter kain kelambu.

Melimpahnya jumlah pengunjung menjadikan puluhan warga seputar kompleks Masjid Menara dan Kompleks Makam Sunan Kudus yang membuka jasa penitipan sepeda motor dan mobil memperoleh rezeki nomplok. Setiap motor dikenai biaya parkir Rp 5.000 dan mobil Rp 10.000. ”Lumayan, Pak, dapat Rp 100.000 lebih,” kata Muslikin, salah seorang pemilik penitipan sepeda motor.

Sholichin Salam, penulis buku Kudus Purbakala dalam Perjuangan Islam, menyebutkan, ritual buka luwur setiap tanggal 10 Asyuro sama dengan peringatan hari meninggalnya Sayyidin Husain yang dilakukan penganut aliran Syiah.

Di sisi lain, menurut penelitian Sholichin Salam, tidak ada penganut aliran Syiah di kalangan umat Islam di Kudus ataupun keturunan Sunan Kudus. Umumnya mereka adalah penganut aliran Syafii. (SUP)

Sumber: http://cetak.kompas.com