Waisai - Raja Ampat dengan ratusan pulau kecil dan kekayaan alam lautnya itu dinilai sebagai kabupaten di Papua Barat yang paling getol mempromosikan daerahnya. Namun, penyelenggaraan Festival Bahari Raja Ampat 2010 dinilai kurang fokus pada sisi bidang bahari.
Hal ini disampaikan secara terpisah oleh Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Surya Yuga dan Fransiscus Kosama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat, di Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat, Senin (3/5/2010), terkait digelarnya Festival Bahari Raja Ampat 2010. Dirangkaikan dengan perayaan Hari Jadi Ke-7 Raja Ampat, festival itu melibatkan sanggar seni dan masyarakat kepulauan serta beberapa kabupaten tamu, seperti Jayapura, Supiori, dan Teluk Bintuni.
Surya menuturkan, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat sudah mulai serius menggarap sektor pariwisatanya. Beberapa langkah telah dilakukan, yaitu penyelenggaraan Festival Bahari Raja Ampat, pendirian kantor promosi wisata di Bali, serta mengikuti berbagai pameran wisata nasional dan internasional.
Ia meminta agar penyelenggara festival lebih fokus pada bidang bahari atau kelautan yang menjadi ciri khas dan nilai jualnya sebab di beberapa spanduk dan promosi tertulis Festival Budaya Raja Ampat. ”Memang, Raja Ampat pasti memiliki budaya dan adat yang unik, tetapi mari kita lebih fokus pada apa yang akan dijual. Wisata bahari, lalu budaya dan kuliner sebagai bonusnya,” ujar Surya.
Fransiscus Kosama mengatakan, Raja Ampat menjadi wisata unggulan di Indonesia bagian timur bersaing dengan Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Halmahera (Maluku Utara). ”Mari kita semua memelihara alam ciptaan Tuhan dan menjaga fasilitas yang telah dibuat pemerintah. Dengan menjaganya, kita sendiri yang akan merasakan manfaatnya,” ucap Kosama. (ich)
Sumber: http://travel.kompas.com
Hal ini disampaikan secara terpisah oleh Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Surya Yuga dan Fransiscus Kosama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat, di Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat, Senin (3/5/2010), terkait digelarnya Festival Bahari Raja Ampat 2010. Dirangkaikan dengan perayaan Hari Jadi Ke-7 Raja Ampat, festival itu melibatkan sanggar seni dan masyarakat kepulauan serta beberapa kabupaten tamu, seperti Jayapura, Supiori, dan Teluk Bintuni.
Surya menuturkan, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat sudah mulai serius menggarap sektor pariwisatanya. Beberapa langkah telah dilakukan, yaitu penyelenggaraan Festival Bahari Raja Ampat, pendirian kantor promosi wisata di Bali, serta mengikuti berbagai pameran wisata nasional dan internasional.
Ia meminta agar penyelenggara festival lebih fokus pada bidang bahari atau kelautan yang menjadi ciri khas dan nilai jualnya sebab di beberapa spanduk dan promosi tertulis Festival Budaya Raja Ampat. ”Memang, Raja Ampat pasti memiliki budaya dan adat yang unik, tetapi mari kita lebih fokus pada apa yang akan dijual. Wisata bahari, lalu budaya dan kuliner sebagai bonusnya,” ujar Surya.
Fransiscus Kosama mengatakan, Raja Ampat menjadi wisata unggulan di Indonesia bagian timur bersaing dengan Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Halmahera (Maluku Utara). ”Mari kita semua memelihara alam ciptaan Tuhan dan menjaga fasilitas yang telah dibuat pemerintah. Dengan menjaganya, kita sendiri yang akan merasakan manfaatnya,” ucap Kosama. (ich)
Sumber: http://travel.kompas.com