BANDA ACEH - Pemerintah provinsi dan seniman Aceh menggelar festival musik tradisional Aceh 2010 sebagai upaya menyelamatkan dan menggali kembali warisan budaya itu dari ancaman kepunahan.
"Festival musik Aceh 2010 yang akan diikuti ratusan pekerja seni tradisional itu bertujuan menggali dan memperkenalkan kembali musik-musik tradisi yang pernah ada dan berkembang di seluruh Aceh ratusan tahun lalu," kata Koordinator festival Dindin Ahmad Najmuddin, malam ini.
Festival yang melibatkan 17 grup dari kabupaten/kota se-Aceh itu digelar selama tiga hari terhitung sejak 29 Juli 2010.
"Kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama seniman dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, dan juga merupakan rangkaian memperingati hari kesenian daerah (2 Agustus)," katanya menambahkan.
Ia mengatakan, festival musik tradisional itu berlangsung di Taman Budaya Aceh di Banda Aceh. "Kami berharap masyarakat berbondong-bondong menyaksikan perhelatan seni dan musik tradisi khas daerah ini," kata Dindin menambahkan.
Festival itu dimaksudkan sebagai ajang eksebisi dan berkreasi bagi para seniman dan musisi Aceh baik dalam musik tradisi maupun yang berminat terhadap bentuk-bentuk musik kreasi (kolaborasi musik tradisi dan modern), kata Dindin.
Untuk jenis musik tradisi diselenggarakan dalam bentuk eksibisi dan panitia akan memberikan penghargaan bagi penyaji terbaik dengan kriteria penilaian meliputi kekompakan, penampilan, harmonisasi dan keunikan khas musik asal daerah masing-masing.
"Kalau karya nusik kreasi diselenggarakan dalam bentuk kompetisi dan diberikan pengharagaan dengan sistem peringkat. Kriteria penilaian meliputi harmoniasasi, komposisi, penampilan, konsep garap, muatan khas atau karakteristik musik tradisi daerah asal," tambahnya.
Selain itu, kata dia, kegiatan festival dan eksebisi musik tradisi dan kreasi itu juga akan menampilkan para musisi muda Aceh, orkestra, perkuisi Aceh oleh komunitas drumer dan perkusi Aceh. Sarasehan dan diskusi dengan tema "Musik tradisi diantara industri musik modern".
Sumber : http://www.waspada.co.id
"Festival musik Aceh 2010 yang akan diikuti ratusan pekerja seni tradisional itu bertujuan menggali dan memperkenalkan kembali musik-musik tradisi yang pernah ada dan berkembang di seluruh Aceh ratusan tahun lalu," kata Koordinator festival Dindin Ahmad Najmuddin, malam ini.
Festival yang melibatkan 17 grup dari kabupaten/kota se-Aceh itu digelar selama tiga hari terhitung sejak 29 Juli 2010.
"Kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama seniman dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, dan juga merupakan rangkaian memperingati hari kesenian daerah (2 Agustus)," katanya menambahkan.
Ia mengatakan, festival musik tradisional itu berlangsung di Taman Budaya Aceh di Banda Aceh. "Kami berharap masyarakat berbondong-bondong menyaksikan perhelatan seni dan musik tradisi khas daerah ini," kata Dindin menambahkan.
Festival itu dimaksudkan sebagai ajang eksebisi dan berkreasi bagi para seniman dan musisi Aceh baik dalam musik tradisi maupun yang berminat terhadap bentuk-bentuk musik kreasi (kolaborasi musik tradisi dan modern), kata Dindin.
Untuk jenis musik tradisi diselenggarakan dalam bentuk eksibisi dan panitia akan memberikan penghargaan bagi penyaji terbaik dengan kriteria penilaian meliputi kekompakan, penampilan, harmonisasi dan keunikan khas musik asal daerah masing-masing.
"Kalau karya nusik kreasi diselenggarakan dalam bentuk kompetisi dan diberikan pengharagaan dengan sistem peringkat. Kriteria penilaian meliputi harmoniasasi, komposisi, penampilan, konsep garap, muatan khas atau karakteristik musik tradisi daerah asal," tambahnya.
Selain itu, kata dia, kegiatan festival dan eksebisi musik tradisi dan kreasi itu juga akan menampilkan para musisi muda Aceh, orkestra, perkuisi Aceh oleh komunitas drumer dan perkusi Aceh. Sarasehan dan diskusi dengan tema "Musik tradisi diantara industri musik modern".
Sumber : http://www.waspada.co.id