Sabtu, 31 Juli 2010

Guru se-Pelalawan Ikuti Pelatihan Penulisan Arab Melayu Berbasis IT

Para guru di Kabupaten Pelalawan mendapat pelatihan penulisan Arab Melayu berbasis teknologi. Diharapkan, para pendidik tersebut bisa menularkan kemampuannya kepada anak didik.

PANGKALANKERINCI-Dinas Pendidikan Pelalawan menggelar pelatihan tulisan Arab Melayu berbasi Teknologi. Pelatihan yang digelar Jumat (23/7/10) diikuti guru mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA se-Kabupaten Pelalawan di Balai Seminai komplek perkantoran bupati Pelalawan. Acara tersebut bekerjasama dengan, Dewan Pentadbiran Aksara Nusantara.

Pada kesempatan tersebut Kepala Disdik Pelalawan Drs Darwis Alkadam, mengatakan tulisan Arab Melayu adala aksara utama dalam penyebaran bahasa Melayu, ke wilayah nusantara munculseiring dengan kedatangan agama Islam ke wilayah ini, yakni sekitar abad 12 masehi. Selama 700 tahun lamanya, Arab Melayu mendominasi bahasa persatuan di nasantara.

Dikatanya, penggunaan lambang huruf Arab Melayu tidak hanya terjadi antara sesama bangsa Melayu. Bahkan dalam perhubungan antar bangsa melayu dengan bangsa lainnya, khusunya dengan Eropa dilakukan dengan Arab Melayu. Penuliisan Arab Melayu antar bangsa ini meliputi perjanjian dagang, surat menyurat antara raja-raja Melayu.

Keberadaan Arab Melayu yang terekam kedalam berbagai bentuk media, adalah sebagai bentuk pertahanan dan perlawanan terhadap penjajah. Bagaimanapun upaya penjajah Eropa hingga Jepang untuk menggiling Arab Melayu, namun tetap tak mampu mengikis eksistensi Arab Melayu. "Bahkan produk obat dan makanan buatan China, kalau tak ada huruf Arab Melayu, rasanya tak untuk dimakan," tegas Darwis.

Riau sudah menjadi pusat perhatian. Ketika berbicara tentang budaya Melayu, orang-orang langsung merujuk pada budaya Melayu Riau. Ketika berbincang mengenai adat Melayu,dirujuklah adat Melayu Riau." Saat berpantun rujukannya adalah pantun Melayu Riau.Hendaknya, mengenai Arab Melayu, rujuknannya adalah Arab Melayu Riau," harap Darwis.

Untuk membangkitkan kembali penggunaan Arab Melayu, dibutuhkan perpaduan peran semua komponen negara,mulai dari unsur pemerintah pendidik hingga genarasi muda. Para pendidik akan menanamkan kebanggaan akan Arab Melayu sebagai identitas bangsa kepada murid-muridnya. Namun peran para pendidik ini mendapat dukungan dan sokongan dari berbagai pihak.

Seperti kata lanjut Darwis, penyusuan Perda Arab Melayu, menerapkan Arab Melayu sebagai mata pelajaran UAN, kejar paket A, B dan C bagi penduduk yang kurang mampu untuk membrantas buta aksara Melayu,penyuluhan dan memberikan contoh aplikasi Arab Melayu yang baik.***(feb)

Sumber : http://www.riauterkini.com