Tunisia - Lagu Habibie yang dibawakan kelompok musik tradisional Saung Angklung Udjo dibawah pimpinan Taufik Hidayat Udjo berhasil mengoyang sekitar 1.000 penonton pada Theater Municippalite Ariana, Tunisia, Minggu malam.
Acara yang dihadiri Dubes RI untuk Tunisia dan Ny Muhamad Ibnu Said serta Kepala Dinas Kebudayaan Ariana, Chikhi Chakir, berlangsung dari jam 10 hingga 12 malam di theater terbuka selain menampilkan madley lagu Indonesia dari Aceh sampai Irian juga lagu rakyat Tunisia seperti Habibie dan Ya Musthapa yang diikuti seluruh penonton.
Direktur Festival Ariana Zohair Ben Ramadan mengatakan bahwa pertunjukkan musik dari Indonesia menjadi acara puncak festival yang menampilan delapan kelompok kesenian lainnya dari Tunis.
"Saya mohon kepada Dubes agar pada tahun tahun mendatang Indonesia dapat menampilkan keseniannya lagi," ujar Zohair Ben Ramadan yang merasa sangat puas dengan hiburan yang dibawakan pemain musik tradisional dari Jawa Barat itu.
Dikatakannya Tunisia merupakan negeri yang sangat terbuka dan ternyata Indonesia juga memiliki kesenian yang sangat memukau dan unik.
Sementara itu seniman dan juga penyair Tunisia Lassad sangat kagum dengan musik yang ditampilkan kelompok musik Saung Angklung Udjo yang baru pertama kali didengarnya. "Penampilan mereka sangat bagus dan meninggalkan kesan yang mendalam," ujar Lassad lagi.
Sementara itu Madame Honolo Achouri mengakui ia baru pertama kali mendengarkan musik yang sangat indah dari alat musik tradisional itu. "Excellence," ujar Madame Honolo.
50 tahun hubungan diplomatik RI -Tunisia
Kehadiran kelompok musik Saung Angklung Udjo ke Tunisia ikut merayakan rangkaian peringatan 50 tahun hubungan diplomatik RI-Tunisia yang diadakan KBRI Tunisia dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Selain itu mereka juga akan tampil di enam kota di Tunisia hingga tanggal 5 Agustus.
Festival Ariana merupakan salah satu festival musim panas terkemuka di kota Tunisia karena merupakan sarana berkumpulnya warga Tunis yang menikmati liburan musim panas di panggung terbuka.
Dutabesar RI di Tunisia Muhammad Ibnu Said mengatakan sambutan antusias dari pengunjung merupakan cerminan positif khususnya dari masyarakat Tunis yang ingin mengenal Indonesia, sementara bagi Indonesia festival tersebut berhasil meningkatkan awareness masyarakat Tunisia terhadap Indonesia yang memiliki beragam budaya.
Penampilan budaya Indonesia tersebut penting meninggat generasi muda Tunisia saat ini tidak memiliki ikatan emosional sejaray seperti yang dimiliki generasi sebelumnya.
Untuk itu KBRI Tunisia bertekad untuk menjadikan peringatan 50 tahun hubungan RI-Tunisia sebagai momentum untuk meningatkan generasi muda Tunisia tentang peranan Indonesia terhadap Kemerdekaan Tunisia dengan menjadikan kegiaan tersebut sebagai kegiatan tahunan.
Sementara itu Taufik Hidayat Udjo mengatakan bahwa ia sangat terkesan dengan adanya perhatian dari dari pemerintah Indonesia yang cukup besar pada kesenian Angklung dari kelompok Saung Udjo yang memberikan fasilitasi untuk tampil diberbagai negara.
Apalagi dengan adanya kemungkinan disyahkannya alat musik angklung sebagai warisan bukan benda oleh UNESCO pada bulan November mendatang.
Taufik Hidayat Udjo yang menyelesaikan Program S1 Ekonomi di STIE Dharma Agung, beliau Lahir di Bandung 1966 merupakan putra ke 9 dari Udjo Ngalagena dan Uum Sumiati , saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT. Saung Angklung Udjo.
Pada festival yang diselingi dengan permainan kuis yang dibawakan pembawa acara dari KBRI Tunisia Fauzi Anteman yang sangat fasih berbahasa setempat dengan membagi bagikan paket hadia berupa kaos wisata dan tas yang bertuliskan Visitez L Indonesie.
Meskipun acara telah ditutup dengan menampilkan lagu Kopi Dangdut yang diikuti oleh joget bersama, penonton masih enggan beranjak dari halaman Theater Municipalite, propinci Ariana, Tunisia meskipun hari telah larut malam. (ZG/K004)
Sumber : http://www.antaranews.com
Acara yang dihadiri Dubes RI untuk Tunisia dan Ny Muhamad Ibnu Said serta Kepala Dinas Kebudayaan Ariana, Chikhi Chakir, berlangsung dari jam 10 hingga 12 malam di theater terbuka selain menampilkan madley lagu Indonesia dari Aceh sampai Irian juga lagu rakyat Tunisia seperti Habibie dan Ya Musthapa yang diikuti seluruh penonton.
Direktur Festival Ariana Zohair Ben Ramadan mengatakan bahwa pertunjukkan musik dari Indonesia menjadi acara puncak festival yang menampilan delapan kelompok kesenian lainnya dari Tunis.
"Saya mohon kepada Dubes agar pada tahun tahun mendatang Indonesia dapat menampilkan keseniannya lagi," ujar Zohair Ben Ramadan yang merasa sangat puas dengan hiburan yang dibawakan pemain musik tradisional dari Jawa Barat itu.
Dikatakannya Tunisia merupakan negeri yang sangat terbuka dan ternyata Indonesia juga memiliki kesenian yang sangat memukau dan unik.
Sementara itu seniman dan juga penyair Tunisia Lassad sangat kagum dengan musik yang ditampilkan kelompok musik Saung Angklung Udjo yang baru pertama kali didengarnya. "Penampilan mereka sangat bagus dan meninggalkan kesan yang mendalam," ujar Lassad lagi.
Sementara itu Madame Honolo Achouri mengakui ia baru pertama kali mendengarkan musik yang sangat indah dari alat musik tradisional itu. "Excellence," ujar Madame Honolo.
50 tahun hubungan diplomatik RI -Tunisia
Kehadiran kelompok musik Saung Angklung Udjo ke Tunisia ikut merayakan rangkaian peringatan 50 tahun hubungan diplomatik RI-Tunisia yang diadakan KBRI Tunisia dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Selain itu mereka juga akan tampil di enam kota di Tunisia hingga tanggal 5 Agustus.
Festival Ariana merupakan salah satu festival musim panas terkemuka di kota Tunisia karena merupakan sarana berkumpulnya warga Tunis yang menikmati liburan musim panas di panggung terbuka.
Dutabesar RI di Tunisia Muhammad Ibnu Said mengatakan sambutan antusias dari pengunjung merupakan cerminan positif khususnya dari masyarakat Tunis yang ingin mengenal Indonesia, sementara bagi Indonesia festival tersebut berhasil meningkatkan awareness masyarakat Tunisia terhadap Indonesia yang memiliki beragam budaya.
Penampilan budaya Indonesia tersebut penting meninggat generasi muda Tunisia saat ini tidak memiliki ikatan emosional sejaray seperti yang dimiliki generasi sebelumnya.
Untuk itu KBRI Tunisia bertekad untuk menjadikan peringatan 50 tahun hubungan RI-Tunisia sebagai momentum untuk meningatkan generasi muda Tunisia tentang peranan Indonesia terhadap Kemerdekaan Tunisia dengan menjadikan kegiaan tersebut sebagai kegiatan tahunan.
Sementara itu Taufik Hidayat Udjo mengatakan bahwa ia sangat terkesan dengan adanya perhatian dari dari pemerintah Indonesia yang cukup besar pada kesenian Angklung dari kelompok Saung Udjo yang memberikan fasilitasi untuk tampil diberbagai negara.
Apalagi dengan adanya kemungkinan disyahkannya alat musik angklung sebagai warisan bukan benda oleh UNESCO pada bulan November mendatang.
Taufik Hidayat Udjo yang menyelesaikan Program S1 Ekonomi di STIE Dharma Agung, beliau Lahir di Bandung 1966 merupakan putra ke 9 dari Udjo Ngalagena dan Uum Sumiati , saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT. Saung Angklung Udjo.
Pada festival yang diselingi dengan permainan kuis yang dibawakan pembawa acara dari KBRI Tunisia Fauzi Anteman yang sangat fasih berbahasa setempat dengan membagi bagikan paket hadia berupa kaos wisata dan tas yang bertuliskan Visitez L Indonesie.
Meskipun acara telah ditutup dengan menampilkan lagu Kopi Dangdut yang diikuti oleh joget bersama, penonton masih enggan beranjak dari halaman Theater Municipalite, propinci Ariana, Tunisia meskipun hari telah larut malam. (ZG/K004)
Sumber : http://www.antaranews.com