Sabtu, 04 September 2010

Dari Lakse hingga Lemang Mulai Semarakkan Batam

Oleh : Rumbadi Dalle

Batam - Menjelang Ramadan, dagangan beragam kue dan makanan dijajakan di pinggir jalan. Di JalanTeuku Umar, Nagoya, Batam, tepatnya berhadapan dengan BII Batam ditutup selama bulan puasa.

Bagi warga Batam yang tidak mau repot, cukup menghampiri pedagang kue dan makanan di situ. Sebab bisa ditemukan baik makanan khas, maupun makanan sehari-hari.

Makanan khas Batam yang disebut makanan khas Melayu adalah Lakse. Makanan khas ini sulit ditemukan di hari biasa. Kebanyakan yang dijual adalah Lakse jenis lain yang namanya pun berubah menjadi Laksa.

Laksa jenis ini dicampur dengan mie kuning dan mie putih, ada pula irisan tahu dan telur ayam. Sedangan Lakse tidak ada mie kuning dan mie putih, dan bentuknya tidak memanjang, tapi melingkar.

Lakse yang konon makanan Raja Melayu tempo doeloe, terbuat dari sagu. Bentuknya menyerupai kerupuk yang belum kering. Kuahnya agak kemerah-merahan, dan lucunya sambal Lakse ini adalah teri halus. Jadi waktu dimakan terasa asam, meski pedas.

Lakse asli bisa ditemukan di Tanjungpinang dan Tarempa Kabupaten Anambas serta Lingga. Ada pula makanan yang disebut "pohon buruk". Warnanya kuning menyerupai kuning telur, dilipat bulat menyerupai pohon. Di dalamnya ada daging dan bumbu lainnya.

Lemang pun menjadi makanan khas di bulan puasa. Penjaja makanan ini kebanyakan orang Minang. Lemang terbuat dari ketan yang ditanak dalam bambu. Airnya adalah air santan kelapa. Ketika makan lemang terasa santan dan sedikit asin.

Hampir di semua penjuru Batam ada pasar dadakan khusus menjual makanan dan beragam kue di bulan puasa. Di Batu Aji, Batam Center, Sekupang, Tembesi, dan Bengkong digelar dagangan musiman ini.Tak ketinggalan air tebu.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com