Rabu, 27 Oktober 2010

"Manambang", Tradisi Lebaran di Padang


Setiap kali Lebaran, salah satu hal yang dinantikan anak-anak di Kota Padang, Sumatera Barat, adalah manambang. Tradisi ini dilakukan seusai shalat Idul Fitri.

Manambang adalah kegiatan anak-anak secara berombongan mengunjungi rumah-rumah warga untuk bersilaturrahim dengan harapan mendapat tunjangan hari raya dari tuan rumah.

Rombongan mereka bervariasi, ada lima sampai delapan orang, bahkan ada yang jumlahnya belasan karena anak-anak itu seusai shalat Idul Firti sudah bersepakat untuk pergi bersama-sama.

Anak-anak itu berangkat bukan didampingi orangtua mereka, melainkan hanya rombongan yang sebaya. Sampai depan pintu rumah warga yang menjadi sasarannya, mereka tetap tak luput mengucapkan salam, "Assalamu`alaikum".

Pemilik rumah tak luput untuk menyahuti salam yang disampaikan rombongan anak-anak yang berkunjung itu. Ketika sudah disuruh masuk tuan rumah, rombongan anak-anak juga dihidangkan minuman dan kue lebaran.

Selain bersilaturahim, anak-anak usia sekolah taman kanak-kanak dan SD itu juga memperkenalkan diri bagi yang belum dikenal tuan rumah.

Anak-anak itu terlebih dulu disuguhi hidangan minuman ringan dan kue-kue lebaran, seperti kue bawang, kacang telor, dan tujin, serta jenis lainnya. Namun, ada juga yang mengabaikan hidangan karena menunggu uang dari tuan rumah.

Saat rombongan anak-anak itu pamitan kepada pemilik rumah, di sana pula tuan rumah membuka kantongnya dan membagikan uang. Ada yang recehan dan uang kertas pecahan Rp 1.000 dan Rp 2.000 yang masih baru.

Bahkan, ada juga dari rombongan anak-anak yang manambang itu tak masuk ke rumah yang dikunjunginya dan cukup salaman mohon maaf lahir dan batin di depan pintu dengan tuan rumah sembari menerima uang manambang.

Dengan manambang, sebagian anak di Kota Padang ini bisa mendapat jumlah yang banyak karena mereka bukan saja berkeliling sekitar kompleks tempat tinggal.

Aulia Zhafrani, putri kelas II SD di Kota Padang, mengaku sudah melakukan tradisi manambang seusai shalat Id bersama rombongan rekan sebayanya.

"Kami, seusai shalat mengantarkan perlengkapan ke rumah, baru pergi manambang," katanya tersenyum kecil.

Perempuan berambut keriting yang tinggal di perumahan kawasan Balai Baru Padang itu bersama temannya akan mengunjungi rumah yang ada di kompleks tempat tinggalnya.

"Ado juo warga yang tutup rumahnya karena pulang kampung (ada juga warga yang tutup rumahnya karena Lebaran di kampung)," tuturnya.

Warga yang dikunjungi rombongan anak-anak yang berharap pitih rayo itu merasa bahagia karena uang recerah sudah dipersiapkan menjelang Lebaran.

Ny Hayati (32), warga Perumahan Tarok Indah Padang, menuturkan bahwa sejak shalat Id selesai, rumahnya sudah dikunjungi rombongan anak di kompleks dan di luar kompleks tempat tinggalnya.

"Umumnya mereka masuk dulu dalam rumah dan menikmati kue yang suguhi," katanya.

Menurut perempuan berkerudung itu, tradisi manambang yang hanya sekali setahun ini merupakan suatu kebahagiaan bagi anak-anak dan pemilik rumah karena sembari bersilaturahim.

Selain itu, tradisi manambang juga menjadi satu kesempatan pula untuk berbagi dengan sesama umat Muslim atas rezeki yang diperoleh.

Ibu tiga anak itu mengaku sudah mempersiapkan uang kertas baru pecahan Rp 1.000 dan Rp 2.000 yang ditukarkan ke Bank Indonesia (BI) selama Ramadhan.

Jasa tukar uang kertas pecahan Rp 1.000 dan Rp 2.000, bahkan sampai Rp 10.000, bukan saja dilakukan di BI, tapi juga dimanfaatkan masyarakat di pinggir-pinggir jalan kota itu.

Sumber : http://oase.kompas.com