Kamis, 28 Juli 2011

Warga Singapura Minati Tarian Aceh

Lhoksukon, NAD - Warga Singapura ternyata suka dengan sejumlah tarian khas Aceh seperti Ratouh dan tari Saman. Hai itu diakui DR Faris, staf Bidang Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapore kepada pelaku seniman dan budayawan Aceh, Ayi Sarjev setelah menghadiri acara “By gerd mortar presented by the Asia Europe Foundatian (ASEF)”.

“Kami dijamu dengan eksklusif dan dia mengaku warga Singapore mulai banyak yang belajar budaya dan seni Aceh terutama Tarian Ratouh dan Saman, menurutnya Singapore gerbang Asia dan Eropa, jadi sangat tepat dijadikan pusat informasi wisata dan budaya Aceh,” ujar Ayi kepada Rakyat Aceh (Group JPNN).

Ayi juga menjelaskan, dalam perbincangan singkat itu Faris meminta dirinya untuk menjadi pemateri kesenian Aceh yang diagendakan pada event Singapore Art Festival dalam waktu, event itu merupakan agenda tahunan negara tersebut yang diadakan setiap Agustus . Saat itu Ayi Sarjev dari Krak Society juga didampingi Nurmasnsyah dari Pray Japan from Aceh.

"Malah saya sudah diagendakan menjadi pemateri pada “Workshop tari Ratoh dan Saman” yang akan berlangsung pada Agustus 2011 di LASALLE College Arts Singapore, ini salah satu wujud nyata minta warga Singapore terhadap budaya dan seni Aceh tinggi,” ungkap Ayi Sarjev yang yang pernah menjadi inisiator awal Diwana Cakradonya koreagrafi dan konsultan Even peradaban Melayu Raya (DMDI).

Mendapat tawaran itu, Ayi mengaku menerima dengan baik dan dia siap memaparkan porsi kebudayaan Aceh klasik serta perpaduan dengan budaya kontemporer yang terjadi saat ini.

“Saya akan beberkan tentang kebudayaan Aceh dan ini sangat perlu untuk meningkatkan minat warga negara itu untuk terus mendalami peradaban Aceh yang sebenarnya,” pungkas pria yang menjadi Konsultan Koetaradja Art Festival disamping Film Maker Dokumenter “Pena-pena patah “yang masuk Jakarta International Film Festival (JIFES) dan Film “Abrakadrabra” nominasi tiga besar katagori Dokumenter Antropologi Sosial.