Rabu, 28 Oktober 2009

Puluhan Wartawan tidak Diizinkan Daki Puncak Cartensz

Jayapura - Niat puluhan wartawan untuk mendaki puncak tertinggi di Indonesia, Cartensz, gagal karena manajemen PT Freeport Indonesia tidak mengizinkan mereka melintasi area tambangnya menuju Cartensz.

Keterangan yang dihimpun di Jayapura, Senin (26/10), perlakuan itu berbeda bagi para pendaki asing dari sejumlah negara Eropa. Tidak jelas alasan Freeport yang hanya membolehkan pendaki asing melewati arealnya, sementara wartawan Indonesia justru dilarang. Akibatnya, puluhan wartawan media nasional kembali ke Jayapura pada Minggu (25/10).

Juru Bicara PT Freeport, Mindo Pangaribuan, ketika dikonfirmasi via telepon selulernya, mengatakan, pihaknya tidak bertanggung jawab atas gagalnya keberangkatan puluhan wartawan mendaki puncak Cartensz. "Jangan salahkan kami kalau wartawan tidak ikut pendakian. Silakan komplain ke pemerintah daerah Papua sebab merekalah yang menjanjikan dan memfasiltasi," katanya.

Ia mengatakan, soal tak diizinkannya wartawan nasional melintasi area tambang Freeport, kata Mindo, juga bukan tanggung jawab pihaknya. "Tanya fasilitator kalian, kenapa sampai tidak bisa diberangkatkan?"ujar Mindo.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Provinsi Papua, Ronald Tapilatu, yang juga ikut berangkat dengan rombongan para pendaki asing, belum bersedia memberikan pernyataan. Jauh hari sebelum rencana ekspedisi ini dilaksanakan, Ronald kepada wartawan mengatakan, pihak Freeport melalui Presiden Direkturnya, Armando, sudah memberikan izin kepada para pendaki untuk melewati areal Freeport. Tak hanya izin, kata dia, Freeport juga akan memfasilitasi para pendaki hingga tiba di Puncak Cartensz.

Keputusan pihak Freeport disesali para wartawan. Wartawan Radar Timika (Jawa Pos) Mustofa mengatakan dari awal dia pesimis manajemen Freeport yang selama ini terkenal tertutup akan mengizinkan wartawan melewati areanya. Sementara Lasaruz Gon dari majalah Foja mengungkapkan, dirinya sangat kecewa dengan sikap panitia yang tidak bertanggung jawab dengan kondisi yang terjadi saat ini. (Ant/OL-04)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com