Senin, 22 Februari 2010

Delegasi Solo Angkat Karakter Budaya Indonesia

Singapura - Delegasi Indonesia yang diwakili kelompok Solo Batik Carnival pada Parade Chingay di Singapura, 19-20 Februari 2010, mendapat sambutan hangat dan penilaian khusus karena dianggap mencerminkan karakter budaya Indonesia yang khas.

Parade Chingay yang mengambil lokasi di sirkuit balap mobil Formula 1 di Pantai Marina, Singapura, ditonton sekitar 70.000 orang, termasuk Presiden Singapura SR Nathan dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Pada malam kedua, mereka memberikan pidato di atas mobil hias—Presiden Nathan dalam bahasa Inggris, sedangkan PM Lee dalam bahasa Mandarin.

Parade Chingay merupakan perayaan menyambut Tahun Baru Imlek, tetapi mengesankan sebuah pesta nasional yang bersifat extravaganza, ingar-bingar oleh suara dentuman musik, mercon, dan pesta kembang api bagi rakyat Singapura. Selama dua malam itu warga tumpah ruah di lokasi parade. Mereka rela membayar tiket senilai Rp 300.000-Rp 500.000 per orang.

Penampilan Solo Batik Carnival (SBC) selama dua malam itu terasa unik karena desain kostumnya mendasarkan pada bahan dan pola batik tradisional. Parade selama 1,5 jam itu diikuti 40 kelompok dari beberapa negara, antara lain China, Malaysia, Indonesia, Jepang, Butan, Thailand, Taiwan, India, dan Brasil; di samping Singapura. Parade melibatkan 7.500 peraga serta 7.000 personel panitia pelaksana.

”Menurut saya, SBC merupakan kelompok yang unik karena menggunakan kostum yang didasarkan pada budaya etnik, yaitu batik,” kata Nah Juay Hng, Ketua Panitia Parade Chingay, Sabtu (20/2) petang.

Koordinator SBC, Heru Prasetya, menjelaskan, selain kostum berbahan baku batik, keunikan SBC karena mengangkat tema ”Sapujagad”, yaitu kepedulian terhadap lingkungan hidup yang desainnya diilhami bunga, tanaman, juga burung cendrawasih. ”Panitia dari Association’s People Singapura juga menyebutkan, SBC beda dengan samba atau gaya Brasil. SBC tampil dengan kekuatan etnik setempat,” ujar Bambang Suryono, koreografer SBC.

Delegasi Indonesia yang berjumlah 150 personel terdiri atas 60 personel SBC dari Kota Solo, didukung 15 siswa dari SMP Bhakti Mulya, Jakarta, serta 75 pelajar dan mahasiswa Indonesia di Singapura yang tampil tanpa kostum SBC. Personel SBC, yang sebagian besar terdiri atas pelajar dan mahasiswa, memperlihatkan semangat luar biasa untuk mengikuti Parade Chingay di Singapura. ”Ini pengalaman istimewa, luar biasa, dan bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk penyelenggaraan SBC ataupun event-event serupa lainnya di Solo,” ungkap Mayor Haristanto (50), salah seorang peraga, yang diamini rekannya, Ning Hadiyati (50), dosen di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Solo.

Wali Kota Solo Joko Widodo saat melepas rombongan pekan lalu menyatakan, Parade Chingay di Singapura punya nilai amat strategis untuk promosi pariwisata. Ia mengingatkan, posisi Singapura sebagai kota transit dalam pariwisata internasional akan memberi dampak promosi bagi pariwisata di Solo, Jateng, selain mengangkat Indonesia. (Ardus M Sawega dari Singapura)

Sumber: http://cetak.kompas.com