Kamis, 04 Maret 2010

Hutan Wisata Seha, Berikan Keindahan Pengunjung

PAHAUMAN – Gunung Seha yang terletak di Dusun Asong ,Desa Aur Sampuk, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, tepatnya areal yang dilintasi perjalanan dari Kota Pontianak menuju ke sejumlah kabupaten di bagian timur Kalbar, merupakan tempat transit. Dengan fungsinya tersebut, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Landak Vinsensius yakin bahwa hutan yang ada di daerah ini bukan berstatus cagar alam atau hutan lindung. Berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan, kawasan ini merupakan kawasan HPL yang dapat dikelola oleh masyarakat. Sepanjang pengelolaan kawasan ini harus lebih pada konsep penataan yang lebih tepat, sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan sekitar.

“Keliru kalau ada yang beranggapan kawasan ini merupakan kawasan hutan lindung atau cagar alam,” tuturnya. Sehingga, katanya, mengingat kawasan ini adalah gunung yang merupakan kawasan yang harus dilindungi dan merupakan sumber air bagi masyarakat, maka kebijakan yang diambil Pemkab Landak, kawasan ini harus tetap dijaga dengan baik dan dilestarikan dengan konsep keterpaduan wisata alam. Di mana, lanjut dia, dalam pengelolaan kawasan ini dapat menjadikan kawasan wisata yang sejuk, dengan pemandangan alam yang begitu indah.

Menurut dia, harus ada penataan dengan teknik tersendiri, sehingga harus dikaji dengan sebaik mungkin, agar pada pelaksanaanya nanti tidak menimbulkan bencana bagi masyarakat yang ada di daerah sekitarnya. “Boleh diusahakan oleh masyarakat, tetapi dalam pengelolaannya harus lebih mengarah pada pelestarian alam. Yang artinya tidak sedikitpun mengurangi nilai alam yang aslinya,” pintanya. Hal senada juga diungkapkan Isodorus, warga yang ada di Seha. Menurutnya kalau saat ini penataan kawasan wisata alam di Seha sudah dimulai. Sebagai langkah awal yang dilakukan Pemkab adalah penanaman seribu batang mahoni oleh Disbunhut Kabupaten Landak. Bukan itu saja, dalam rangka pengayaan tanaman hutan yang ada di daerah ini, juga akan ditanam dengan aneka jenis buah-buahan hutan, yang merupakan jenis buah-buahan yang sudah hampir punah, namun bibit tanaman pengayaan tersebut saat ini masih disemai.

“Seperti kita lihat di beberapa tempat di areal ini, juga sudah akan dibangun kolam renang, serta akan dilengkapi dengan fasilitas wisata lainnya, dan selain itu juga sudah ditanami dengan tanaman yang dapat menahan ketahanan tanah, tetapi memberikan keindahan,” tuturnya.Dia juga mengatakan bahwa memang seharusnya kawasan ini dipertahankan sesuai dengan bentuk aslinya, walaupun terdapat penataan yang mengarah pada konsep wisata, tetapi bukan berarti harus mengubah dan meninggalkan keaslian alam. Karena apabila sampai terjadi hal tersebut, kata dia, maka ini akan berakibat fatal dan bisa menimbulkan longsor, apalagi kultur tanah yang ada di kawasan ini adalah tanah bebatuan yang sangat mudah longsong.

“Kalau kita lihat apa yang ada sekarang ini memang tidak meninggalkan keaslian Alam yang ada. Hanya yang kita minta terutama kepada masyarakat yang ada di daerah ini janganlah sampai daerah ini di tanami kelapa sawit karena memang tidak cocok dengan kondisi daerah yang memiliki lereng terjal,” pintanya.Kendati katanya tanaman kelapa sawit adalah merupakan tanaman yang kuat menyedot air serta akarnya kalau di lihat tidak memiliki kemampuan untuk menahan tanah. Sehingga kalau saja hal ini di lakukan maka seraya merasa kuatir akan terjadi kelongsongan yang di akibatkan tidak ada lagi kekuatan yang menahan tanah.

“kita sangat mendukung sekali kalau kawasan ini di jadikan kawasan wisata alam. Karena memang sangat cocok dengan kondisi daerah serta pemandangan yang cukup baik. Selain itu juga akan memberikan mempaat bagi masyarakat yang ada di daerah ini, karena akan dapat menciptakan lapangan kerja serta peningkatan perekonomian masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, menurut Eli rasif warga Dusun Asong Desa Aur Sampuk mengungkapkan, bahwa perubahan peningkatan keinginan masyarakat untuk mendirikan kios-kios ekcil di Seha ini di mulai sekitar tahun 1990an lalu. Sampai saat ini perkembangan daerah ini semakin pesat bahkan pembangunan yang ada di daerah ini semakin padat. Dan ini artinya, dalam peningkatan perekonomian dan terciptanya lapangan kerja akan semakin luas bagi penduduk setempat.“Intinya kami sangat mendukung langkah yang sudah di lakukan oleh Pemda Landak. Karena kalau beberapa belas tahun lalu tempat ini sangat terkenal dengan keangkerannyaTetapi kalau sekarang jam berapa saja kita lewat di tempat ini tidak perlu kuatir dan merasa takut lagi karena selain sudah ramai juga sangat aman dan ini adal bentuk kemajuan yang sudah kita rasakan,”paparnya.

Selain itu pendapat juga di sampaikan oleh Herwan warga Pahauman mengharapkan dalam penataan kawasan wisata Alam yang di lakukan ini juga harus dapat di lakukan di 2 tempat selain Seha yakni mulai dari Desa Aur sampuk dan Desa Pahauman karma ke dua Desa ini adalah merupakan pintu masuk kawasan Seha. Sehingga katanya apalah artinya kalau hanya seha saja yang harus di tata sedemikian rupa dengan bentuk keindahan sementara di dua Desa yang merupakan pintu masuk kawasan ini tidak di tata dengan baik oleh Pemda.“Seperti kita lihat saja sekaranglah, kalau hanya seha saja yang di tata mungkin masih kurang lengkap karena keberadaan warung-warung yang berselewaran di pinggir jalan ini juga perlu di tata dengan baik sehingga begitu orang masuk, sebelum mencapai Seha dari pintu masuknya saja sudah terlihat rapi dan tertata dengan baik,”ujarnya. Selain itu, yang harus lebih di perhatikan dalam penataan kawasan ini, mengingat Seha adalah kawasan pergunungan, maka dalam penataannya ini harus di kaji dengan sebaik-baiknya mengenai dampak yang akan di timbulkan terhadap baik lingkugan maupun penduduk setempat.

“Pada dasarnya kita sangatlah mendukung adanya rencana Pemda karena ini akan membuka kesempatan dan lapangan kerja bagi masyarakat yang ada di daerah ini. Hanya saja yang kita harpakan adalah kawasan ini harus di kelola dengan sepenuh hati agar dapat memberikan mempaat bagi kita karena kalau hanya di kelola setengah-setengah tentu ini akan menimbulkan hal yang kurang baik,” pintanya.Ia mengharapkan agar pembangunan ini akan dapat terwujud dengan konsep keseimbangan baik antara penataan kawasan dengan keselamatan lingkungan. (wan)

Sumber : http://www.pontianakpost.com