Berlin, Kompas -
Kesadaran ini terlihat sangat menonjol dalam materi ekspose sebagian besar di antara sekitar 180 negara peserta Bursa Pariwisata Internasional (Internationale Tourismus Borse/ITB) Berlin 2010, yang berlangsung 10-14 Maret 2010. Hampir setiap paviliun negara peserta, khususnya dari Asia, produk dan nilai budaya bangsa masing-masing menjadi sajian utama yang mereka ditawarkan.
Pesona dan eksotisme alam dan lingkungan memang masih menghiasi stan tiap negara peserta, tetapi kebanyakan dikemas dalam paduan produk budaya setempat. Kalangan industri pariwisata yang terlibat dalam ajang promosi—sebutlah seperti agen perjalanan, perhotelan, dan maskapai penerbangan—pun selalu menyertakan keragaman budaya di lokasi tujuan dalam brosur dan presentasi yang disampaikan.
Indonesia yang tampil untuk ketiga kalinya dalam ajang promosi terbesar di dunia tersebut, tahun ini, hadir dengan maskot utama binatang langka komodo, ornamen Tana Toraja, Bali, dan Papua. Bursa pariwisata yang sudah ada sejak 1966 ini juga digunakan oleh Garuda Indonesia Airlines untuk mempromosikan kembalinya maskapai nasional milik pemerintah itu melayani rute penerbangan ke Eropa mulai pertengahan 2010.
Paviliun Indonesia yang menempati lahan seluas 800 meter persegi di Hall 26c Messegelande, Berlin, Rabu (10/3) siang waktu setempat, diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI Jero Wacik. Tarian Betawi yang disajikan oleh tim kesenian dari KBRI Berlin dan tarian werena, yang dibawakan langsung misi kesenian dari Papua di arena pameran, mendapatkan sambutan hangat pengunjung.
Menteri Ekonomi dan Teknologi Jerman Rainer Bruderle, yang dalam waktu dekat akan berkunjung ke Indonesia, menyempatkan hadir di Paviliun Indonesia. Didampingi Wali Kota Berlin Klaus Wowereit dan Presiden/CEO ITB Berlin Raimund Hosch, Rainer Bruderle, disambut langsung oleh Jero Wacik dan Duta Besar RI di Berlin, Eddy Pramatomo.
Dalam kesempatan berbincang dengan Kompas, Metro TV, Antara, dan Deusche Welle, Jero Wacik mencanangkan tekadnya untuk merebut pasar wisatawan Eropa. Setelah mengikuti kegiatan serupa di London dan Amsterdam beberapa waktu lalu, partisipasi Indonesia pada ajang promosi di ITB Berlin kali ini dipandang sangat penting.
”Dibandingkan dua kali keikutsertaan terdahulu, kedatangan tim Indonesia kali jauh lebih optismistis. Lebih percaya diri. Kalau keikutsertaan kita yang pertama bersamaan peristiwa tsunami dan yang kedua terjadi kasus bom Bali, sekarang Indonesia dalam kondisi sangat aman. Citra Indonesia sekarang sangat baik,” kata Jero Wacik.
Dari perspektif potensi kepariwisataan, Indonesia memiliki banyak keunggulan dibandingkan negara-negara tetangga, khususnya di Asia Tenggara. Salah satunya keragaman budaya, baik yang bersifat budaya sehari-hari maupun produk-produk budaya yang sudah jadi.
Sumber : http://cetak.kompas.com