SUMBAWA BARAT, NTB, --Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, menggelar Pekan Apresiasi Budaya (PAB) ke-VI yang menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya setempat pada 20-26 Juli 2010.
PAB bertema "Revitalisasi Budaya Lokal Untuk Membangun Peradaban Fitrah" yang dilangsungkan di Desa Goa, Kecamatan Jereweh, tersebut dibuka Bupati Sumbawa Barat, KH. Zulkifli Muhadli, Selasa.
Pada acara yang dihadiri para pemangku adat dan budayawan setempat itu dibuka dengan penampilan sejumlah atraksi budaya dan kesenian tradisional yang diiringi musik etnis Sumbawa.
"Budaya itu bukan sekedar musik dan tari, tapi lebih luas menyangkut seluruh aspek kehidupan masyarakat ’Tanah Samawa’," kata Zulkifli Muhadli di hadapan peserta PAB dari 8 kecamatan yang ada di Sumbawa Barat.
Bupati mengatakan, sejarah adat tanah Samawa (rumpun Sumbawa-Sumbawa Barat) hadir sejak 1600 tahun silam berlandaskan syara (agama).
"Syara ini yang hingga kini dilestarikan sebagai sumber nilai utama dalam adat istiadat `Tau Samawa’ (orang Sumbawa). Sumber nilai itu kini dijadikan sistem nilai dalam membangun peradaban fitrah yang humanis dan taat pada norma yang ada," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia PAB yang juga Kepala Dinas ESDM Kebudayaan dan Pariwisata setempat, Drs. Hajamuddin mengemukakan bahwa PAB ke-VI akan diisi dengan pawai budaya dan festival kesenian daerah.
"Selain ajang kreativitas seni budaya, acara ini juga dihajatkan sebagai sarana hiburan dan promosi wisata budaya Sumbawa Barat," kata Hajam.
Selain menampilkan atraksi budaya dan kesenian, PAB diharapkan juga bisa menjadi ajang perkenalan berbagai jenis alat musik tradisional Sumbawa Barat seperti rabbana, gong, genang dan serunai.
Seluruh budayawan dan pemangku adat di Sumbawa Barat diharapkan dapat berpikir lebih keras serta terus berkarya guna melestarikan warisan budaya leluhur.
Warisan budaya dan kesenian dipandang sebagai jembatan utama guna membentuk masyarakat Sumbawa Barat agar memiliki ukhuwah yang kuat, tradisi gotong royong serta solidaritas yang tinggi.
Kesenian dan adat Sumbawa Besar dan Sumbawa Barat berikut alat musik tradisionalnya memiliki berbagai kesamaan karena masyarakat dua daerah ini termasuk masih satu etnis atau rumpun.
Hajamuddin menambahkan, puncak acara PAB ke-VI akan ditutup dengan pemberian hadiah juara bagi kontingen yang berhasil menampilkan atraksi dan kesenian yang benar-benar mencerminkan khazanah budaya Sumbawa Barat.
Hadiah berupa piala tetap dari bupati dan piala bergilir dari PT Newmont Nusa Tenggara.
Sumber : http://oase.kompas.com
PAB bertema "Revitalisasi Budaya Lokal Untuk Membangun Peradaban Fitrah" yang dilangsungkan di Desa Goa, Kecamatan Jereweh, tersebut dibuka Bupati Sumbawa Barat, KH. Zulkifli Muhadli, Selasa.
Pada acara yang dihadiri para pemangku adat dan budayawan setempat itu dibuka dengan penampilan sejumlah atraksi budaya dan kesenian tradisional yang diiringi musik etnis Sumbawa.
"Budaya itu bukan sekedar musik dan tari, tapi lebih luas menyangkut seluruh aspek kehidupan masyarakat ’Tanah Samawa’," kata Zulkifli Muhadli di hadapan peserta PAB dari 8 kecamatan yang ada di Sumbawa Barat.
Bupati mengatakan, sejarah adat tanah Samawa (rumpun Sumbawa-Sumbawa Barat) hadir sejak 1600 tahun silam berlandaskan syara (agama).
"Syara ini yang hingga kini dilestarikan sebagai sumber nilai utama dalam adat istiadat `Tau Samawa’ (orang Sumbawa). Sumber nilai itu kini dijadikan sistem nilai dalam membangun peradaban fitrah yang humanis dan taat pada norma yang ada," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia PAB yang juga Kepala Dinas ESDM Kebudayaan dan Pariwisata setempat, Drs. Hajamuddin mengemukakan bahwa PAB ke-VI akan diisi dengan pawai budaya dan festival kesenian daerah.
"Selain ajang kreativitas seni budaya, acara ini juga dihajatkan sebagai sarana hiburan dan promosi wisata budaya Sumbawa Barat," kata Hajam.
Selain menampilkan atraksi budaya dan kesenian, PAB diharapkan juga bisa menjadi ajang perkenalan berbagai jenis alat musik tradisional Sumbawa Barat seperti rabbana, gong, genang dan serunai.
Seluruh budayawan dan pemangku adat di Sumbawa Barat diharapkan dapat berpikir lebih keras serta terus berkarya guna melestarikan warisan budaya leluhur.
Warisan budaya dan kesenian dipandang sebagai jembatan utama guna membentuk masyarakat Sumbawa Barat agar memiliki ukhuwah yang kuat, tradisi gotong royong serta solidaritas yang tinggi.
Kesenian dan adat Sumbawa Besar dan Sumbawa Barat berikut alat musik tradisionalnya memiliki berbagai kesamaan karena masyarakat dua daerah ini termasuk masih satu etnis atau rumpun.
Hajamuddin menambahkan, puncak acara PAB ke-VI akan ditutup dengan pemberian hadiah juara bagi kontingen yang berhasil menampilkan atraksi dan kesenian yang benar-benar mencerminkan khazanah budaya Sumbawa Barat.
Hadiah berupa piala tetap dari bupati dan piala bergilir dari PT Newmont Nusa Tenggara.
Sumber : http://oase.kompas.com