Sabtu, 04 September 2010

Pemerintah kurang peduli permainan tradisional

MEDAN - Pemerintah diminta segera melakukan revitalisasi berbagai permainan anak tradisional karena selain berasal dari budaya bangsa sendiri, secara perlahan namun pasti saat ini mereka lebih mengenal permainan modern.

Analis sosial Universitas Sumatera Utara, Yos Rizal di Medan, malam ini mengatakan, berbagai suku di Indonesia memiliki berbagai ragam permainan tradisional anak seperti patok lele, galasin, sambar elang dan aneka permainan tradisional lainnya.

Banyak permainan anak tradisional itu memiliki berbagai keunggulan yang tidak terdapat pada permainan modern.

Keunggulan itu antara lain adalah tumbuhnya rasa solidaritas atau setiakawan, rasa empati pada sesama, keakraban dengan alam serta menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas.

Namun sayangnya, dewasa ini sebagian besar anak-anak di Indonesia sudah tidak mengenal lagi aneka permainan tradisional tersebut dan lebih memilih permainan modern seperti video games, play station, nintento, PC games ataupun televisi.

Berbagai permainan anak tradisional juga sudah banyak yang punah dan sebagian besar terancam hilang digantikan permainan anak modern. Untuk itu pemerintah harus segera melakukan revitalisasi misalnya dengan memasukkan dalam kurikulum muatan lokal.

"Revitaslisasi harus segera dilakukan karena banyak permainan anak tradisional yang mengandung unsur-unsur edukatif. Berbeda halnya dengan permainan anak modern yang lebih cenderung membuat anak lebih egois apalagi semuanya dibuat oleh pabrik," katanya.

Menurut dia, permainan moderen juga cenderung menjadikan anak individualis dan berbasis materi karena anak setiap saat akan meminta uang untuk membeli alat permainannya.

Permainan moderen potensial menjadikan anak sebagai generasi yang hanya menuntut, meminta, kurang usaha, tidak inovatif dan tidak kreatif, untuk memproduksi dan mereproduksi apa yang dibutuhkannya.

Berbeda halnya dengan permainan anak tradisional yang memungkinkan timbulnya inisiatif, kreatifitas dan inovatif untuk memproduksi sendiri, mencari, mendesain, mengadaptasi permainan yang mereka butuhkan.

"Permainan anak tradisional juga menjauhkan anak dari sikap konsumtif, menampilkan kegembiraan, gerak tubuh yang ekspressif, disamping juga melatih tingkat kecerdasan dan logika," katanya.

Sumber : http://www.waspada.co.id