Sabtu, 04 September 2010

Suku Enggano Ikuti Hari Masyrakat Adat Se-Dunia

Bengkulu: Masyarakat adat Enggano yang mendiami Pulau Enggano, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, mewakili provinsi tersebut untuk menghadiri peringatan Hari Masyarakat Adat se-Dunia yang digelar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara di Jakarta, Senin (9/8).

"Kami membawa masyarakat adat Enggano yang mendiami Pulau Enggano untuk mengikuti peringatan Hari Masyarakat Adat se-Dunia yang diperingati setiap 9 Agustus," kata Koordinator Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu, Haitami saat dihubungi lewat telepon selular.

Ia mengatakan masyarakat adat Enggano yang terbagi dalam lima suku, yaitu Kaitora, Kauno, Kaharuba, Kaahua, dan Kaarubi memiliki persoalan penting yang harus dibahas di tingkat nasional terkait rencana pembangunan stasiun peluncur satelit oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Negara (LAPAN) di pulau itu.

Menurutnya, rencana pembangunan itu tidak pernah dikomunikasikan pemerintah dengan pemangku adat dan tokoh masyarakat Enggano.

"Padahal rencana pembangunan itu sudah sampai pada tahap penandatanganan nota kesepakatan antara LAPAN dengan Pemprov Bengkulu,"terangnya.

Haitami mengatakan Pulau Enggano yang dihuni lebih dari 2.600 jiwa masyarakat adat merupakan wilayah strategis dengan ekosistem unik.

Berdasarkan penelitian berbagai pihak kata dia, pulau itu terbentuk dari batu karang sehingga sangat terbatas terhadap pembangunan berskala besar.

"Masyarakat adat ingin mengetahui dengan jelas bagaimana dampak pembangunan hulu ledak itu terhadap kelestarian pulau mereka, karena tidak ada pulau terdekat yang bisa dihuni orang Enggano jika terjadi sesuatu hal buruk,"jelasnya.

Sementara itu Koordinator Kepala Suku Enggano yang disebut Pa`buki Rafli Zen Kaitora mengatakan pembangunan stasiun peluncur di Pulau Enggano sangat meresahkan masyarakat setempat.

"Kami juga sangat menyesalkan karena mengetahui rencana pembangunan itu dari media lokal, sama sekali tidak ada komunikasi pemerintah dengan masyarakat Enggano,"katanya.

Ia berharap dengan peringatan Hari Masyarakat Adat se-Dunia, pemerintah lebih menghargai hak-hak masyarakat adat dan mengakui serta menegakkan hukum adat di tengah-tengah masyarakat adat. (Ant/RIZ)

Sumber : http://www.metrotvnews.com