Sabtu, 13 November 2010

Dari Kegiatan Bakar Tongkang di TMII: Tiang Tongkang juga Jatuh Mengarah ke Laut

Jakarta- Ribuan pengunjung, sebagian besar warga Tionghoa Rohil yang berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangkerang dan Bekasi (Jabodetabek) maupun dari luar negeri, Sabtu (14/7), mengikuti pelaksanaan Bakar Tongkang di anjungan Riau di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Ternyata, pelaksanaan Bakar Tongkang kali ini, terdapat beberapa kesamaan dengan ritual Bakar Tongkang di Bagansiapi-api 1 Juli lalu.

Sekitar pukul 17.00 WIB, warga Tionghoa mulai berdatangan ke pusat TMII. Warga Tionghoa telah membawa berbagai peralatan yang telah disiapkan seperti dupa warga ungu yang bentuknya sebesar telunjuk jari orang dewasa serta kertas untuk sembahyang.

“Melihat dari segi peralatannya yang dibawanya saja, kondisinya sudah sama seperti yang pernah dilakukan di Bagansiapi-api. Sebelum mengikuti Bakar Tongkang, warga Tionghoa melakukan doa dulu yang ditandai dengan membakar kertas dan dupa itu. Dupa yang telah dibakar itu, kemudian dibawa untuk mengiringi arak-arakan replika tongkang menuju ke lokasi pembakaran,” kata Kedua Dokumentasi dan Publikasi Bakar Tongkang Rohil Ahok alias Rudi Harsono SH.

Banyaknya dupa yang dibawa oleh warga Tionghoa, disesuaikan dengan keinginannya sendiri. Artinya, setiap satu orang warga Tionghoa membawa dupa dalam kondisi yang menyala sebanyak tiga batang. Namun, ukuran tersebut tidak mutlak. Di mana, ada warga Tionghoa yang membawa dupa lebih dari tiga batang seperti lima hingga tujuh dan malahan sampai sebanyak sembilan batang. “Idealnya ya memang tiga batang saja sudah cukup. Tapi, kalau mau membawa agak banyak, saya pikir tidak menjadi masalah,” lanjut Ahok.

Kesamaan lainnya, yakni terdapat dapat arah jatuhnya tiang replika tongkang yang juga mengarah ke laut. Sehingga, warga Tionghoa berkeyakinan kondisi pendapatan rezeki yang berasal dari sektor perikanan dan kelautan masih menggembirakan. “Kalau di Bagansiapi-api tiang replikanya jatuh mengarah ke laut, maka di TMII ini juga sama. Tiang replika tongkang di TMII setelah dibakar, juga jatuh mengarah ke laut,” kata Ahok.

Kendati sudah ada petunjuk secara ritual yang menyebutkan sektor perikanan dan kelautan masih menjanjikan, namun sektor di darat juga memiliki peluang yang sama. Sebab, antara unsur laut dengan darat, kondisinya saling berkaitan dan mendukung antara satu dengan lainnya yang gilirannya mengarah terjadinya keseimbangan. “Semuanya itu tergantung dari keuletan dan ketekunan dari kita melaksanakan usaha. Kalau kita giat berusaha baik di darat maupun laut, maka akan berhasil,” jelas Ahok.

Sumber : www.riaupos.com