Senin, 01 Agustus 2011

Sebarluaskan Budaya, UGM-Keraton Yogyakarta Kerja Sama

Yogyakarta - Guna memadukan program dan kegiatan dalam rangka penggalian, pementasan, penelitian, dan pengembangan, serta penyebarluasan budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, UGM dan Kawedanan Hageng Punokawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sepakat menjalin kerja sama. Naskah kerja sama ditandatangani oleh Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia UGM, Prof Ainun Naim PhD dan Pengageng Kawedanan Hageng Punokawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Drs H GPPH Yudhaningrat MM di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM.

Kerja sama meliputi pagelaran berupa pertunjukan dan pameran budaya keraton, penelitian dengan melakukan pengkajian dan pengembangan budaya keraton. Di samping itu, keduanya bersepakat dalam pengembangan manajemen kebudayaan di lingkungan Kawedanan Hageng Punokawan Kridhamardawa dan penyebarluasan budaya kepada masyarakat luas, baik dalam negeri maupun luar negeri melalui pagelaran, media cetak, elektronik maupun teknologi informasi dan komunikasi. "Kami menyambut baik kerja sama ini. Kesepakatan ini tentu saja sebagai upaya dalam mempertahankan budaya dan memperkenalkan secara lebih luas agar tidak keluar dari rel-rel agama, berbangsa, dan bernegara," kata GPPH Yudhaningrat dalam sambutannya.

Gusti Yudha, begitu Dia akrab dipanggil, berharap kerja sama semacam itu dapat diperluas, tidak hanya dalam masalah budaya, tetapi juga bidang-bidang lain sebab hubungan Keraton Yogyakarta dan UGM akan terus terjalin hingga akhir. Senada dengan Gusti Yudha, Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia UGM, Prof Ainun Naim mengatakan bahwa Keraton Yogyakarta sudah sejak lama memberi dukungan pada pengembangan UGM. Sebagai universitas yang memiliki visi dan misi pada bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan, UGM memandang berbagai warisan budaya yang dimiliki sudah seharusnya dikembangkan. Terlebih di zaman globalisasi saat ini, ketika semua kebudayaan membutuhkan eksistensi.