Rabu, 28 Oktober 2009

Kunjungan Travel Agent Bali di Sulut

Sabtu (24/10) sekira Pukul 07.00 Wita, bus pariwisata Star Express mulai menyisir para travel agent di hotel-hotel. Sengaja para travel agent itu berpencar untuk merasakan kelebihan hotel-hotel yang tumbuh subur sebelum iven World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit 2009 dihelat. Mulai SwissbelHotel Maleosan, Hotel Sintesa Peninsula, Aston Hotel, Ritzy Hotel, Quality Hotel, Sedona Hotel dan Hotel Gran Puri.

Itulah yang menjadi tempat penginapan. Bus pariwisata lantas berangkat ke arah kota bunga Tomohon. Canda tawa dan keakraban antar peserta Fam Trip Lion Air, menemani selama perjalanan. Apalagi mereka membawakan karaoke di dalam bus serta bercerita lucu. Semua itu mengiringi perjalanan menarik itu. Ditambah dengan gaya kocak pemandu jalan (guite) Nyong Oni, membuat suasana jadi lebih akrab dan bersahabat.

Setelah tiba di rumah makan pemandangan Tinoor, ke 25 travel agent Bali tak menyia-nyiakan momen untuk mengabadikan pesona alam Manado yang terlihat dari puncak. Mereka berebutan memotret dengan kamera digital masing-masing. Sekitar 15 menit mengambil gambar langsung menuju pasar tradisional Tomohon.

Di Pasar Tomohon, mereka melihat penjualan makanan ekstrem kuliner seperti Paniki, Anjing, Ular. “Pertunjukan membunuh binatang seperti itu tidak cocok diperlihatkan kepada bule, karena pada dasarnya bule mencintai Binatang,” jelas Iwan Taruna, travel agent yang memiliki market Rusia ini.

Tak memakan waktu lama, setelah melihat keberadaan di pasar Tomohon itu, travel agent pergi menuju kelurahan Woloan Tomohon Barat, tempat pembuatan rumah adat khas Minahasa itu. Di tempat ini, rombongan sangat terpesona dengan cara pembuatan rumah yang sudah tembus di pasar Amerika dan Eropa itu. Ketertarikan terhadap rumah kayu itu membuat sebagian rombongan ingin membeli, walaupun harganya sudah mencapai Rp250 juta untuk ukuran 11x15 meter dengan dua tangga depan. “Bahan kayu yang dipakai sangat tepat dibawa di Bali, apalagi ditaruh di halaman rumah yang luas. Itu menarik,” kata Tommy Soetrisno Direktur PD Tour.

Tommy yang sudah 4 kali datang ke Manado menyayangkan perilaku para waiters maupun pramuniaga di restoran maupun karaoke. Dia menilai mereka belum bekerja maksimal dan profesional dalam melayani tamu. “Mereka menggunakan HP saat ada customer. Kalau di Bali tidak ada yang seperti itu,” tegas Tommy.

Mengenai rumah kayu itu, Nicholas Hariyanto ketua rombongan, juga sangat menyukai gaya bangunan rumah tersebut. Menurutnya, rumah seperti itu pas kalau atapnya dari seng diganti dengan atap bahan tradisonal. Sama seperti berada di rumah makan Pemandangan Tinoor. Kesempatan untuk foto-foto ria tak dilupakan. Sehingga sampai guite Nyong Oni, harus kerepotan mengambil gambar dari kamera digital rombongan. Tapi situasi itu membuat suasana jadi seru, dengan menampilkan gaya khusus baik perempuan maupun laki-laki dari travel agent itu.

Tak sampai di situ, setelah puas menyaksikan pembuatan rumah kayu itu, rombongan melanjutkan melihat pembuatan furniture dari bahan kayu kelapa, tepatnya di balai pendidikan latihan teknik Kaaten Tomohon. Rombongan travel agent sebagian menyukai itu, tapi mereka penasaran dengan cara pembuatannya. “Sayang yah tidak melihat pembuatannya,” kata Nik Yuliani, Manager Asia Link.

Memang saat itu hari libur, tidak ada aktivitas. Selanjutnya hanya sekira 15 menit, rombongan langsung menuju restoran Danau Tondano untuk santap siang. Sekitar pukul 12.30 Wita, sambil menunggu makan siang suasana guyonan kembali membuat para travel agent jadi terbahak-bahak, seakan tidak merasakan kelelahan sedikitpun. Selama 1 jam, rombongan melanjutkan perjalanan dengan menuju tempat wisata Bukit Kasih.

Turun dari bus pariwisata, rombongan pun terpesona dengan kondisi alam dan pembangunan yang ada di Bukit Kasih itu. Lebih membuat 25 travel agent itu terpesona, keramahan warga sekitar menerima tamu yang datang. Mereka tidak terkesan saling rampas, walaupun yang satu sudah dapat fee dari tamu. Warga lain tidak menunjukkan kecemburuan. “Warga di sini sudah mulai menunjukkan keramahan, setidaknya basic tourism sudah ada. Ini modal yang baik bagi Sulut,” kata Satrayana, special event supervisor Tour East Bali. Semua rombongan baru pertama kali datang di Bukit Kasih, walaupun ada yang lain sudah beberapa kali mengunjungi Sulut.

Sejak menginjakkan kaki pertamanya, kembali lagi acara potret memotret dilakukan rombongan tersebut. Anak-anak kecil pun diberikan fee karena sudah membantu untuk memotret. Sepertinya rombongan tertarik dengan cara pengambilam gambar oleh anak-anak kecil itu, dan hasil foto terlihat unik. Gambarnya seperti orang yang lagi memegang tugu Bukit Kasih, seperti hasil fotografer professional. Sekira 30 menit berada, rombongan melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi Resort Gardenia Tomohon, untuk coffee break. Setibanya di Resort Gardenia itu, rombongan terkagum-kagum dengan situasi dan keadaan alam.

Tema back to nature dihadirkan keluarga Ratulangi sebagai pemilik Resort Gardenia. Dengan taman, bunga, telaga, dan pepohonan membuat suasana resort menjadi menarik dengan konsep alamnya. Semua travel agent Bali itu, merasa nyaman berada disitu. “Tempat ini sangat menarik dan memiliki nilai jual, pasti wisatawan sangat menyukai tempat seperti ini,” ujar Bambang Sugijono Gajah Bali Tour Product Director. Owner Resort Gardenia, sangat gembira ketika dikunjungi 25 travel agent Bali itu. Kunjungan ini sebagai bentuk kerjasama dengan agen-agen travel di Manado dan Bali. (Rizky Pogaga)

Sumber: http://mdopost.com