Jumat, 30 Juli 2010

Budaya Melayu di Permainan Gasing

Pangkalpinang - Permainan gasing tradisional yang sekarang menjadi cabang olahraga kegemaran masyarakat di Provinsi Bangka Belitung (Babel), sarat dengan nilai budaya Melayu.

"Gasing ini adalah permainan tradisional orang Melayu pada masa lalu, dan sekarang mampu menjadi olahraga profesi yang dimodernisasi, sehingga tidak kalah dari cabang olahraga tradisional lainnya," kata Ketua Gasing se-Indonesia, Agus MD, di Pangkalpinang, Senin.

Menurut dia, permainan itu adalah warisan dari nenek moyang yang sudah ada sejak puluhan bahkan mungkin ratusan tahun yang silam.

"Sekarang gasing menjadi satu dari beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Festival Serumpun Sebalai di Kota Pangkalpinang, Provinsi Babel, guna melestarikan dan mengembangkan olahraga ini di kalangan generasi muda," katanya.

Ia mengatakan, permainan gasing sudah dikenal masyarakat Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri dengan ciri khas keunikan dan menarik sehingga bermanfaat bagi daerah sebagai sarana menarik kunjungan wisatawan ke Babel.

"Sekarang permainan gasing sudah masuk salah satu mata pelajaran olahraga ekstrakurikuler di sejumlah sekolah di Babel," katanya.

Ia mengatakan, permainan gasing ni memiliki berbagai teknik yang unik dan menarik serta ukuran gasing yang beragam dari ukuran 2,5 kilo gram hingga 30 kilo gram.

"Cara bermain gasing ini adalah dengan memutar gasing dengan tali pada sumbu atau kepala gasing dan menghasilkan putaran sangat kencang dan kemudian lawan tanding memukul (pemangkak) gasing tersebut," ujarnya.

Ia menjelaskan, khusus untuk pertandingan gasing standar ada tiga gaya yaitu gaya normal, selintet dan dincak, dan dari tiga jenis itu memiliki teknik yang berbeda dalam memutarnya.

"Sistem permainan ada yang beregu dan perorangan dengan nilai penuh 100, pemenang ditentukan gasing yang paling lama berputar," ujarnya.

Ada atlet gasing yang berhasil memukul gasing lawan hingga pecah, maka kata dia langsung mendapatkan nilai seratus.

Permainan sistem beregu, pemenangnya ditentukan dengan poin akhir yang diperoleh oleh masing-masing regu dengan jumlah per regu tiga hingga enam orang, ujarnya.

"Khusus untuk permainan gasing raksasa yang beratnya mencapai 30 kilogram, ditarik oleh beberapa orang seperti halnya dengan permainan tarik tambang," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Babel, Yan Megawandi, mengatakan, permainan gasing salah satu olahraga tradisional yang memiliki nilai adat dan budaya yang harus dilestarikan.

"Permainan gasing ini sarat dengan nilai adat dan budaya sehingga mampu menjadi salah satu sarana untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah ini," katanya.

Ia mengatakan, permainan gasing sangat unik sehingga mampu menarik minat masyarakat untuk menyaksikannya.

"Kami terus mengembangkan permainan gasing ini agar tetap menjadi olahraga yang sarat dengan nilai budaya yang menjadi ciri khas suatu daerah," katanya. (JY)

Sumber: http://oase.kompas.com