Pekanbaru- Sebagian anak suku Talang Mamak di Provinsi Riau belum menikmati pendidikan dasar karena tidak ada sekolah. Sejumlah sanggar belajar pernah dibentuk oleh lembaga swadaya masyarakat, namun tidak bertahan lama.
Suku Talang Mamak merupakan salah satu suku asli di Riau. Mereka mendiami hutan sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh, yang terletak di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, dan sebagian wilayah Provinsi Jambi.
Asisten Komunikasi Bukit Tigapuluh Komunitas Konservasi Indonesia (KKI), Warsi Rahmadi, yang mengadvokasi suku Talang Mamak, Rabu (2/5), mengatakan, dua desa suku Talang Mamak belum tersentuh pendidikan karena lokasi desa tersebut jauh dan sulit terjangkau. Kedua desa itu adalah Tuo Datai di Kecamatan Batang Gansal dan Durian Cacar di Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu.
"Sanggar belajar yang pernah berjalan di Desa Tuo Datai. Namun, sanggar yang dibentuk tahun 2005 itu hanya berlangsung beberapa bulan. Padahal, antusiasme masyarakat untuk belajar cukup tinggi," tutur Rahmadi.
Kondisi serupa terjadi dengan sekolah lapangan di Desa Durian. Akibatnya, puluhan anak usia sekolah dasar dari suku Talang Mamak di Riau masih belum bisa menikmati pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Riau Mohammad Wardan membantah bahwa masih ada warga Riau yang belum mendapatkan pendidikan. "Kami terus mengirimkan bantuan untuk anak-anak marjinal, termasuk suku asli, berupa pembentukan beberapa ratus kelompok belajar sejak tiga tahun lalu," ucap Wardan. (ART)
Sumber : Kompas.com
Suku Talang Mamak merupakan salah satu suku asli di Riau. Mereka mendiami hutan sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh, yang terletak di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, dan sebagian wilayah Provinsi Jambi.
Asisten Komunikasi Bukit Tigapuluh Komunitas Konservasi Indonesia (KKI), Warsi Rahmadi, yang mengadvokasi suku Talang Mamak, Rabu (2/5), mengatakan, dua desa suku Talang Mamak belum tersentuh pendidikan karena lokasi desa tersebut jauh dan sulit terjangkau. Kedua desa itu adalah Tuo Datai di Kecamatan Batang Gansal dan Durian Cacar di Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu.
"Sanggar belajar yang pernah berjalan di Desa Tuo Datai. Namun, sanggar yang dibentuk tahun 2005 itu hanya berlangsung beberapa bulan. Padahal, antusiasme masyarakat untuk belajar cukup tinggi," tutur Rahmadi.
Kondisi serupa terjadi dengan sekolah lapangan di Desa Durian. Akibatnya, puluhan anak usia sekolah dasar dari suku Talang Mamak di Riau masih belum bisa menikmati pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Riau Mohammad Wardan membantah bahwa masih ada warga Riau yang belum mendapatkan pendidikan. "Kami terus mengirimkan bantuan untuk anak-anak marjinal, termasuk suku asli, berupa pembentukan beberapa ratus kelompok belajar sejak tiga tahun lalu," ucap Wardan. (ART)
Sumber : Kompas.com