Kamis, 29 Oktober 2009

Sawahlunto Jadi Tuan Rumah Kongres Kota Pusaka

Padang - Kota Sawahlunto di Sumatera Barat menjadi tuan rumah kongres pertama jaringan kota pusaka di Indonesia pada 23-25 Oktober, akhir pekan ini. Kongres ini akan diikuti pemerhati kota tua dan pemerintah daerah yang memiliki aset kota tua di Indonesia.

Seanyak 30 Wali Kota ynag memiliki aset kota tua di Indonesia akan hadir diantaranya dari Jakarta Barat, Jakarta Utara, Kota Yogyakarta, Kota Solo, Banjarmasin, Banda Aceh, Bogor, Surakarta, Surabaya dan Denpasar.

Wali Kota Sawahlunto Amran Nur, Selasa (20/10) mengatakan ini adalah kongres pertama kota pusaka di Indonesia yang akan membahas bagaimana memafaatkan aset-aset kota tua di Indonesia seperti yang sudah dilakukan negara-negara di Eropa yang menjual kota tuanya sebagai wisata sejarah.

“Dalam kongres ini kita akan menyusun anggaran dasar jaringan kota pusaka Indonesia, kota tua ini adalah aset yang mahal karena nilai sejarah yang terkandung dalam kota-kota tua tersebut, jangan sampai kita menyesal karena tidak menjaga kota tua dari sekarang,” kata Amran Nur yang juga Ketua Umum Jaringan Kota Pusaka Indonesia

Kongres yang berlangsung di Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, akan dibuka Gubernur Sumatera Barat dan dihadiri Ketua Menteri Malaka Dt Muhammad Ali karena Kota Malaka di Malaysia, saat ini sudah masuk ke dalam kategori heritage dunia.

Kota Sawahlunto bekas kota tambang batu bara saat ini sudah berubah menjadi kawasan wisata kota tua dan wisata tambang batu bara yang dilengkapi dengan beberapa museum, di antaranya museum tambang batubara dan museum kereta api.

Di museum tambang, wisatawan bahkan bisa masuk ke lubang tambang batubara di bawah kota Sawahlunto. Sedangkan di museum kereta api, wisatawan bisa naik kereta api yang menggunakan lokomotif uap, lengkap dengan gerbong tua dari kayu. (Febrianti)

Sumber: http://www.tempointeraktif.com

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Buka Sumut Expo 2009

Medan - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono diwakili Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dijadwalkan membuka Sumut Expo 2009 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (29/10) hari ini, pukul 10.00 WIB.

“Sumut Expo 2009 dibuka oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mewakili presiden RI yang kebetulan ada tugas penting,” demikian dikatakan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ir Nurlisa Ginting MSc kepada Analisa, Rabu (28/10).

Dikatakan Nurlisa, Sumut Expo tahun 2009 ini diikuti oleh 98 peserta dalam 58 stan ditambah 3 stan kuliner dari Pemko Medan, Dekranas, alumni SMU 1, biro Pemberdayaan Perempuan (PP) Pemprovsu, MABMI, Tapteng.

Usai pembukaan agenda Sumut Expo, akan digelar berbagai kegiatan seperti tabletop, trade forum dari Kadinsu dan Kadin DKI. “Sementara malam hari digelar North Sumut Culture night dengan menampilkan berbagai jenis kesenian dari 8 etnis dari Sumatera Utara,” jelas Nurlisa yang sudah berada di Jakarta sejak Seni (26/10).

Sementara Mei Basudewa selaku event organizer dari PT Sinergi Cipta Kreasi yang dihubungi melalui telepon selulernya menyebutkan di hari pertama Sumut Expo dibuka diharapkan dikunjungi oleh 600 hingga 700 orang. “Total undangan selama acara ini berlangsung diharapkan mencapai 10.800orang,” pungkas Mei.

Paket Tour Murah

Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sumut ikut berperan aktif dalam Sumut Expo 2009 di Jakarta. Dalam kegiatan ini ASITA menyiapkan paket tour harga murah selama Sumut Expo 2009 berlangsung.

Hal itu dikatakan Ketua DPD ASITA Sumut, Solahuddin Nasution SE MSP didampingi Wakil Ketua CHJ Gultom dan Sekretaris HR Yuriandi Siregar dan pengurus lainnya di bandara Polonia Medan sebelum bertolak ke Jakarta, Rabu (28/10).

Menurutnya, ASITA berpartisipasi pada Sumut Expo mengusung tema ‘Tourism Inspiring The World To Trade And Invest’ yang mengutamakan pariwisata. Bahkan pada hari pertama pelaksanaan akan diadakan Table Top Meeting diikuti biro-biro perjalanan Sumut yang juga anggota ASITA dan hotel-hotel berbintang di Medan sebagai Seller dengan biro-biro perjalanan di daerah lain, seperti DKI, Jabar dan Jateng sebagai buyer. “Untuk pengaturan forum Table Top Meeting ini dipercayakan kepada ASITA Sumut,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan Solahuddin, Sumut Expo 2009 diharapkan menjadi ajang promosi pariwisata Sumut terutama untuk menjaring wisatawan nusantara.
Hal ini karena, para wisman baik dari Eropa dan Amerika sangat rentan terhadap isu-isu dalam negeri seperti teroris, konflik sosial, bencana alam dan lainnya.

“Perputaran uang wisatawan nusantara juga tidak kalah dari wisman,” tegasnya. Untuk itu, Solahuddin mengajak segenap stakeholder tidak boleh berhenti berpromosi. Sebab, promosi harus dilakukan terus menerus dan berkesinambungan.

“Seperti Israel, meski terus terjadi konflik, negara tersebut tidak berhenti promosikan wisata religi di Yerussalem. Makanya semua ini bukan untuk ASITA, tetapi bagaimana kita mampu memajukan pariwisata Sumut,” sebutnya. (mc/msm)

Sumber: http://www.analisadaily.com

Ada "Baywatch" di Gunung Kidul

Gunung Kidul - Masih ingat film seri Baywatch? Itu loh, film yang berkisah tentang kehidupan para penjaga pantai di Amerika. Wanita-wanita cantik dan pria-pria ganteng bergerak sigap menangani aneka kecelakaan pantai yang menimpa wisatawan.

Di setiap tempat wisata pantai tim penyelamat ini memang lazim ada. Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki sejumlah obyek wisata pantai pun mulai menggagas tim penyelamat ini.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Gunung Kidul akan mendirikan posko penyelamatan terpadu di sejumlah kawasan wisata pantai untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

"Kami akan melengkapi kawasan pantai dengan pos terpadu. Pos terpadu itu didirikan untuk mengantipasi kemungkinan ramainya pengunjung saat liburan dan akhir pekan," kata Kabid Pengembangan Produk Wisata Disparbud Gunung Kidul Birowo Adhie di Wonosari, Jumat (23/10).

Ia mengatakan, pembangunan posko terpadu di antaranya melibatkan petugas medis dari Dinas Kesehatan dan tim SAR pantai selatan. Dengan adanya posko tersebut akan mempermudah penanganan kesehatan dan mencegah terjadinya kecelakaan laut yang disebabkan kelalaian pengunjung.

"Pos tersebut akan mendekatkan pelayanan kepada wisatawan, tim SAR juga lebih mudah melakukan tugasnya untuk mengingatkan kepada pengunjung saat terjadi gelombang dan ombak laut besar," katanya.

Ia mengatakan, pengamanan akan terfokus di kawasan wisata Pantai Baron, Kukup, dan Krakal, sebab pantai tersebut masih menjadi tujuan utama wisata di Gunung Kidul yang selalu dikunjungi ribuan wisatawan saat libur dan akhir pekan.

Menurut dia, selain mendirikan posko penyelamatan, kawasan wisata pantai selatan juga akan ditata agar lebih indah dan nyaman. "Kami akan mengembangkan kawasan pantai lebih terencana sehingga kepariwisataan di Gunung Kidul berkembang sesuai arah pembangunan," katanya.

Terkait dengan sering terjadinya gelombang pasang akhir-akhir ini, Birowo menjelaskan, beberapa langkah terus dilakukan. Semua tempat wisata pantai harus dilengkapi dengan sistem peringatan dini jika terjadi gelombang tinggi dan ombak besar.

"Para wisatawan harus mengetahui apa yang akan dilakukan dan ke mana harus menyelamatkan diri karena setiap pantai telah dilengkapi jalur evakuasi apabila ada gelombang pasang atau tsunami," katanya.

Menurut dia, pemerintah kabupaten juga terus menata sarana pendukung pariwisata, seperti hotel, restoran, tempat parkir serta sentra pedagang makanan khas dari ikan laut. "Pemkab Gunung Kidul berharap sektor pariwisata akan mengalami perkembangan pesat sehingga mampu menopang sumber pandapatan asli daerah," katanya.

Sumber: http://travel.kompas.com

Takabonerate Punya Karang Atol Terbesar Ketiga di Dunia

Taman Nasional Takabonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva. Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km².

Dalam situs Departemen Kehutanan, http://www.dephut.go.id, disebutkan, potensi wisata bawa laut di Takabonerate sangat menarik. Topografi kawasan sangat unik dan menarik, di mana atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak.

Di antara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam-kolam kecil yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah, terlihat dengan jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil.

Tumbuhan yang terdapat di daerah pantai didominasi kelapa (Cocos nucifera), pandan laut (Pandanus sp), cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan ketapang (Terminalia catappa).

Terumbu karang yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili di antaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh.

Terdapat sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.), napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp.).

Sebanyak 244 jenis moluska diantaranya lola (Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga (Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus berongga (Nautilus pompillius).

Jenis-jenis penyu yang tercatat termasuk penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang (Dermochelys coriacea).

Sebanyak 15 buah pulau di Taman Nasional Taka Bonerate dapat dilakukan kegiatan menyelam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya.

Musim kunjungan terbaik: bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.

Cara pencapaian lokasi: Mengg-gunakan bis dari Makassar ke Bulukumba (153 km) dengan waktu tempuh lima jam, kemudian ke pelabuhan Pamatata Selayar dengan ferry sekitar dua jam, yang dilanjutkan ke Benteng sekitar 1,5 jam. Dari Benteng ke pulau terdekat yaitu Rajuni Kecil menggunakan kapal kayu sekitar lima jam.

Sumber: http://travel.kompas.com

2010, Depbudpar Bangun 200 Desa Wisata

Jakarta - Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) menargetkan mampu untuk membangun sedikitnya 200 desa wisata pada 2010.

"Pengembangan desa wisata sudah menjadi salah satu target program kami tahun depan dan kami targetkan sedikitnya 200 desa wisata bisa dikembangkan," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Depbudpar, Winarno Sudjas, awal pekan ini di Jakarta.

Ia mengatakan, semula pihaknya mematok target mampu mengembangkan desa wisata sebanyak 100 titik. Namun, angka itu bertambah hingga dua kali lipat setelah pihaknya mendapatkan dukungan dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

"Tahun depan, jumlahnya meningkat menjadi Rp 80 juta hingga Rp 100 juta per desa yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki berbagai fasilitas pendukung," katanya.

Sejumlah fasilitas yang dapat dibangun menggunakan dana itu di antaranya fasilitas pendukung pariwisata, seperti homestay, pengolahan bahan baku lokal untuk suvenir dan kuliner, serta kegiatan yang berbasis dari sumber daya desa setempat.

Winarno menambahkan, besarnya alokasi dana untuk mengembangkan masing-masing desa wisata juga dinaikkan, dari Rp 50 juta tahun ini, menjadi Rp 80 juta hingga Rp 100 juta pada tahun depan.

Seperti diketahui, PNPM Mandiri adalah program utama Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat yang mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat, baik dari 17 kementerian maupun lembaga pemerintah.

PNPM Mandiri terdiri dari dua macam, yakni PNPM Inti dan PNPM Perkuatan. PNPM Inti menggarap perdesaan dan perkotaan. Setiap kecamatan di pedesaan dan perkotaan mendapat dana PNPM Mandiri sebesar Rp 3 miliar.

PNPM Perkuatan yang masuk ke bidang pariwisata dimaksudkan agar pariwisata makin berkembang, yakni dengan adanya sekitar 300 desa wisata pada tahun 2010 yang tersebar di seluruh Tanah Air. (MBK)

Sumber: http://travel.kompas.com

Denada Tambunan Jadi Duta Bahari

Penyanyi rap nan seksi Denada Tambunan didapuk menjadi duta wisata bahari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Lantaran tugas, kulit dara yang punya hobi menyelam ini tampak lebih hitam dari biasanya.

"Kebetulan memang saya begini dari dulunya," kata dia sambil tertawa saat ditemui di GOR Bulungan, Jakarta, Rabu (28-10).

Denada mengaku belum lama dilantik di Paripurna DPRD sebagai duta wisata bahari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. "Dilantik karena hobi menyelam 12 tahun yang lalu dan ternyata Kabupaten Berau, kepulauan berawan, pulau yang sangat cantik luar biasa. Susah ditandingi daerah lain," paparnya.

Meski begitu, Denada mengaku tidak menyesal kulitnya menghitam karena menjadi duta bahari. "Ini adalah kehormatan dan kebanggaan saya sebagai duta," ujarnya.

Selain menjadi duta bahari, Denada yang juga pemain sinetron ini mengaku saat lagi keranjingan membaca puisi. Bahkan pada acara Indonesia Membaca Rendra, Denada kebagian membacakan puisi milik si Burung Merak ini. "Ini adalah sebuah kehormatan buat saya diberi kesempatan untuk memberikan tribute untuk beliau (W.S. Rendra)," ujar Denada di sela latihannya di GOR Bulungan.

Bagi Denada, W.S. Rendra merupakan orang besar yang sangat dikagumi banyak orang. Oleh sebab itu, dia merasa membawakan puisi berjudul Anugerah dari Gusti Allah ini seperti beban berat. "Maksudnya karena aku merasa deg-degan untuk membawakan ini semua dari latihannya. Pokoknya semuanya deh. Karena bagi saya beliau adalah legenda," kata dia.

Saat membacakan puisi W.S. Rendra, Denada mengaku teringat akan masa lalunya dalam menulis puisi, cerpen, lirik lagu. "Waktu SD dulu saya suka nulis puisi," ujarnya.a. n OZ/L-2

Sumber: http://www.lampungpost.com

Kapal Pesiar Costa Allegra Singgah di Makassar

Sekitar 600 wisatawan mancanegara yang dibawa oleh Kapal Pesiar Costa Allegra sandar di dermaga terminal pelabuhan Makassar, Selasa (20/10). Kapal pesiar dari Italia yang memuat turis mancanegara itu disambut dengan tarian dan musik tradisional asal Sulawesi Selatan (Sulsel), Gandrang Bulo yang dibawakan oleh puluhan anak-anak Sekolah Dasar, sekitar pukul 09.00 WITA.

Kapal pesiar yang dinakhodai oleh Kapten Saverio La Forgia ini, sebelumnya telah berlayar dari Singapura. Rencananya mereka akan berwisata di beberapa tempat-tempat yang ditawarkan oleh Travel Intercruises. Mereka ditawarkan dua paket wisata, berupa paket wisata dan non paket.

Paket wisata, dengan mengunjungi tempat wisata cagar alam Bantinmurung Kabupaten Maros, tempat bersejarah di benteng Somba Opu dan Benteng Fort Rotterdam Makassar.

Sedangkan non-paket, turis dipersilahkan untuk berkeliling kota sendiri tanpa ada pemandu dari travel. "Sekitar 600 orang turis yang mengambil Paket wisata ini," kata Direktur Intercruises, Andreas.

Kepala Administrasi Pelabuhan (Adpel) Makassar, Sukardi, menuturkan kapal ini dapat ditumpangi sekitar 900 orang dengan kru kapal sekitar 300 orang. "Sore ini mereka akan berlayar lagi ke NTB. Kapal ini akan berkeliling beberapa daerah di wilayah Indonesia sekitar tiga hari," ujarnya.(Ant/Ol-5)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Sabang Prioritaskan Pembenahan Objek Wisata

Pemerintah Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada tahun anggaran 2010 memprioritaskan pembenahan sejumlah objek wisata andalan

''Prioritas pembangunan 2010 masih tertuju pada pembenahan fasilitas pendukung sejumlah objek wisata yang manjadi andalan di kepulauan ini,'' kata Wali Kota Sabang Munawar Liza di Banda Aceh, Rabu (28/10).

Sejumlah objek wisata andalan Kota Sabang, Pulau Weh atau sekitar 16 mil sebelah utara Kota Banda Aceh itu, antara lain Pulau Rubiah, Klah, pantai Iboih, Gapang, dan titik 'Nol' (0) kilometer barat Indonesia.

''Pembenahan itu dimaksudkan untuk menata kembali objek wisata dengan membangun berbagai fasilitas pendukung. Selama bertahun-tahun, objek wisata Sabang terlantar akibat konflik,'' katanya.

Wali Kota menjelaskan sarana dan prasarana jalan ke sejumlah objek wisata tersebut kini sudah membaik, misalnya dari pusat kota Sabang menuju titik 'Nol' kilometer Indonesia.

''Akses transportasi ke sejumlah lokasi wisata kini mudah. Selain jalan yang membaik juga didukung dengan angkutan umum dari kota sampai ke titik 'Nol' Indonesia,'' kata Munawar Liza.
Di pihak lain, ia mengatakan pemerintah terus berupaya menarik investor ke sektor pariwisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke pulau berpenduduk sekitar 26 ribu jiwa tersebut. ''Kami akan memberikan kemudahan bagi investor untuk membangun dan mengembangkan sektor pariwisata Sabang,'' katanya.

Pulau Weh (Sabang) memiliki potensi pariwisata yang cukup besar, namun belum tergarap secara profesional. ''Kami optimistis, jika objek wisata dikelola dengan baik dan profesional, wisatawan mancanegara akan menjadikan Sabang sebagai pilihan kedua untuk berlibur setelah Bali,'' katanya.

Kota Sabang dapat dijangkau dengan menggunakan kapal penumpang (feri) dari Pelabuhan Ulee Lhue (Kota Banda), yang setiap hari melayani penumpang ke pulau itu.(Ant/Ol-5)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Rabu, 28 Oktober 2009

Puluhan Wartawan tidak Diizinkan Daki Puncak Cartensz

Jayapura - Niat puluhan wartawan untuk mendaki puncak tertinggi di Indonesia, Cartensz, gagal karena manajemen PT Freeport Indonesia tidak mengizinkan mereka melintasi area tambangnya menuju Cartensz.

Keterangan yang dihimpun di Jayapura, Senin (26/10), perlakuan itu berbeda bagi para pendaki asing dari sejumlah negara Eropa. Tidak jelas alasan Freeport yang hanya membolehkan pendaki asing melewati arealnya, sementara wartawan Indonesia justru dilarang. Akibatnya, puluhan wartawan media nasional kembali ke Jayapura pada Minggu (25/10).

Juru Bicara PT Freeport, Mindo Pangaribuan, ketika dikonfirmasi via telepon selulernya, mengatakan, pihaknya tidak bertanggung jawab atas gagalnya keberangkatan puluhan wartawan mendaki puncak Cartensz. "Jangan salahkan kami kalau wartawan tidak ikut pendakian. Silakan komplain ke pemerintah daerah Papua sebab merekalah yang menjanjikan dan memfasiltasi," katanya.

Ia mengatakan, soal tak diizinkannya wartawan nasional melintasi area tambang Freeport, kata Mindo, juga bukan tanggung jawab pihaknya. "Tanya fasilitator kalian, kenapa sampai tidak bisa diberangkatkan?"ujar Mindo.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Provinsi Papua, Ronald Tapilatu, yang juga ikut berangkat dengan rombongan para pendaki asing, belum bersedia memberikan pernyataan. Jauh hari sebelum rencana ekspedisi ini dilaksanakan, Ronald kepada wartawan mengatakan, pihak Freeport melalui Presiden Direkturnya, Armando, sudah memberikan izin kepada para pendaki untuk melewati areal Freeport. Tak hanya izin, kata dia, Freeport juga akan memfasilitasi para pendaki hingga tiba di Puncak Cartensz.

Keputusan pihak Freeport disesali para wartawan. Wartawan Radar Timika (Jawa Pos) Mustofa mengatakan dari awal dia pesimis manajemen Freeport yang selama ini terkenal tertutup akan mengizinkan wartawan melewati areanya. Sementara Lasaruz Gon dari majalah Foja mengungkapkan, dirinya sangat kecewa dengan sikap panitia yang tidak bertanggung jawab dengan kondisi yang terjadi saat ini. (Ant/OL-04)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Pemko Medan Tetap Pertahankan Kawasan Pagaruyung sebagai Ikon Wisata Kuliner

Medan - Pj Walikota Medan, Drs Rahudman Harahap MM menyatakan pedagang Pagaruyung tetap boleh berjualan dengan ketentuan buka pukul 17.00 WIB hingga 05.00 WIB.

Sedangkan siang hari tidak boleh ada aktivitas.

"Ini sesuai kesepakatan antara Pemko Medan, DPRD dan pedagang.Jadi Pj Walikota tidak pernah mengambil keputusan sendiri-sendiri melainkan bermusyawarah," kata Rahudman ketika meninjai gotoroyong yang digelar pedagang Pagaruyu ng, Minggu, (25/10).

Menurutnya, mempertahankan Pagaruyung sebagai ikon wisata kuliner Kota Medan karena pedagang yang berjualan merupakan penduduk asli Kota Medan. Selain itu, pedagang mau merobah desain sendiri sehingga kesan kumuh yang selama ini terlihat menjadi berkualitas dan bersih.

Selama ini, kata Rahudman, siang hari kawasan Pagaruyung menjadi kawasan kumuh dimana kebersihan tidak terjaga dan, macet. Makanya, Pemko Medan berniat menata. Tapi, setelah ada musyawarah dan pedagang telah membangun swadaya ini penataan diserahkan kepada pedagang dan Desember 2009 sudah tertata dengan baik.

Gotong Royong
Sebelum, puluhan pedagang Pagaruyung menggelar gotong royong membersihkan drainase. Pedagang Pagaruyung ini sepakat melakukan kebersihan dan akan membuat jadwal tetap untuk pembersihan.

Koordinator pedagang Pagaruyung, Rahmadsyah mengatakan selama ini memang pedagang sempat terkejut ketika diminta bongkar ikon wisata kuliner Kota Medan ini, tapi setelah bertemu dengan camat, maka dibuat kesimpulannya pedagang menyeragamkan tenda dan menjaga kebersihan.

Dia menambahkan, pihaknya sudah mendesain penataan Pagaruyung, mulai keseragaman tenda sampai ke perlengkapan dagangan. Hal ini setelah adanya koordinasi dengan Camat Medan Petisah minggu lalu.

Di tempat yang sama, Kepala Pasar Muara Takus Pagaruyung, Nur Abdi mengatakan, sesuai hasil rapat kemarin dengan pihak kecamatan dan pedagang, semuanya diserahkan kepada pedagang untuk melakukan penetaan secepat mungkin. Makanya, kini adanya gotong royong sangat membantu proses penataan ini.

Pada pelaksanaan gotong royong ini, dua orang wakil rakyat dari Fraksi PKS, Surianda Lubis dan PDI-P, Hasyim hadir dalam pelaksanaan gotong royong tersebut.

Surianda menyampaikan, diharapkan pedagang harus mampu menjaga kebersihan ini, karena ikon wisata kuliner ini harus menjadi garda terdepan untuk ciri khas kuliner di Kota Medan.

"Desain dan tetatertib berdagang ini sebaiknya buat pedagang sendiri, sehingga pagaruyung ini lebih apik dipandang mata, dan benar tercipta wisata kulinernya," katanya.

Anggota Fraksi PDI-P, Hasyim menyampaikan kegiatan pedagang ini sebaiknya bisa dilakukan pedagang kaki lima lainnya di tempat lain, sebab dengan kegiatan ini sangat membantu tugas Pemko Medan dalam menata kota ini. "Pagaruyung ini sebagai wisata kuliner sudah ditetapkan dalam website Pemko Medan, makanya kita semua harus menjaganya. Kemudian, Pemko Medan juga diminta membantu pedagang mencari bapak angkatnya," ujarnya. (maf)

Kunjungan Travel Agent Bali di Sulut

Sabtu (24/10) sekira Pukul 07.00 Wita, bus pariwisata Star Express mulai menyisir para travel agent di hotel-hotel. Sengaja para travel agent itu berpencar untuk merasakan kelebihan hotel-hotel yang tumbuh subur sebelum iven World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit 2009 dihelat. Mulai SwissbelHotel Maleosan, Hotel Sintesa Peninsula, Aston Hotel, Ritzy Hotel, Quality Hotel, Sedona Hotel dan Hotel Gran Puri.

Itulah yang menjadi tempat penginapan. Bus pariwisata lantas berangkat ke arah kota bunga Tomohon. Canda tawa dan keakraban antar peserta Fam Trip Lion Air, menemani selama perjalanan. Apalagi mereka membawakan karaoke di dalam bus serta bercerita lucu. Semua itu mengiringi perjalanan menarik itu. Ditambah dengan gaya kocak pemandu jalan (guite) Nyong Oni, membuat suasana jadi lebih akrab dan bersahabat.

Setelah tiba di rumah makan pemandangan Tinoor, ke 25 travel agent Bali tak menyia-nyiakan momen untuk mengabadikan pesona alam Manado yang terlihat dari puncak. Mereka berebutan memotret dengan kamera digital masing-masing. Sekitar 15 menit mengambil gambar langsung menuju pasar tradisional Tomohon.

Di Pasar Tomohon, mereka melihat penjualan makanan ekstrem kuliner seperti Paniki, Anjing, Ular. “Pertunjukan membunuh binatang seperti itu tidak cocok diperlihatkan kepada bule, karena pada dasarnya bule mencintai Binatang,” jelas Iwan Taruna, travel agent yang memiliki market Rusia ini.

Tak memakan waktu lama, setelah melihat keberadaan di pasar Tomohon itu, travel agent pergi menuju kelurahan Woloan Tomohon Barat, tempat pembuatan rumah adat khas Minahasa itu. Di tempat ini, rombongan sangat terpesona dengan cara pembuatan rumah yang sudah tembus di pasar Amerika dan Eropa itu. Ketertarikan terhadap rumah kayu itu membuat sebagian rombongan ingin membeli, walaupun harganya sudah mencapai Rp250 juta untuk ukuran 11x15 meter dengan dua tangga depan. “Bahan kayu yang dipakai sangat tepat dibawa di Bali, apalagi ditaruh di halaman rumah yang luas. Itu menarik,” kata Tommy Soetrisno Direktur PD Tour.

Tommy yang sudah 4 kali datang ke Manado menyayangkan perilaku para waiters maupun pramuniaga di restoran maupun karaoke. Dia menilai mereka belum bekerja maksimal dan profesional dalam melayani tamu. “Mereka menggunakan HP saat ada customer. Kalau di Bali tidak ada yang seperti itu,” tegas Tommy.

Mengenai rumah kayu itu, Nicholas Hariyanto ketua rombongan, juga sangat menyukai gaya bangunan rumah tersebut. Menurutnya, rumah seperti itu pas kalau atapnya dari seng diganti dengan atap bahan tradisonal. Sama seperti berada di rumah makan Pemandangan Tinoor. Kesempatan untuk foto-foto ria tak dilupakan. Sehingga sampai guite Nyong Oni, harus kerepotan mengambil gambar dari kamera digital rombongan. Tapi situasi itu membuat suasana jadi seru, dengan menampilkan gaya khusus baik perempuan maupun laki-laki dari travel agent itu.

Tak sampai di situ, setelah puas menyaksikan pembuatan rumah kayu itu, rombongan melanjutkan melihat pembuatan furniture dari bahan kayu kelapa, tepatnya di balai pendidikan latihan teknik Kaaten Tomohon. Rombongan travel agent sebagian menyukai itu, tapi mereka penasaran dengan cara pembuatannya. “Sayang yah tidak melihat pembuatannya,” kata Nik Yuliani, Manager Asia Link.

Memang saat itu hari libur, tidak ada aktivitas. Selanjutnya hanya sekira 15 menit, rombongan langsung menuju restoran Danau Tondano untuk santap siang. Sekitar pukul 12.30 Wita, sambil menunggu makan siang suasana guyonan kembali membuat para travel agent jadi terbahak-bahak, seakan tidak merasakan kelelahan sedikitpun. Selama 1 jam, rombongan melanjutkan perjalanan dengan menuju tempat wisata Bukit Kasih.

Turun dari bus pariwisata, rombongan pun terpesona dengan kondisi alam dan pembangunan yang ada di Bukit Kasih itu. Lebih membuat 25 travel agent itu terpesona, keramahan warga sekitar menerima tamu yang datang. Mereka tidak terkesan saling rampas, walaupun yang satu sudah dapat fee dari tamu. Warga lain tidak menunjukkan kecemburuan. “Warga di sini sudah mulai menunjukkan keramahan, setidaknya basic tourism sudah ada. Ini modal yang baik bagi Sulut,” kata Satrayana, special event supervisor Tour East Bali. Semua rombongan baru pertama kali datang di Bukit Kasih, walaupun ada yang lain sudah beberapa kali mengunjungi Sulut.

Sejak menginjakkan kaki pertamanya, kembali lagi acara potret memotret dilakukan rombongan tersebut. Anak-anak kecil pun diberikan fee karena sudah membantu untuk memotret. Sepertinya rombongan tertarik dengan cara pengambilam gambar oleh anak-anak kecil itu, dan hasil foto terlihat unik. Gambarnya seperti orang yang lagi memegang tugu Bukit Kasih, seperti hasil fotografer professional. Sekira 30 menit berada, rombongan melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi Resort Gardenia Tomohon, untuk coffee break. Setibanya di Resort Gardenia itu, rombongan terkagum-kagum dengan situasi dan keadaan alam.

Tema back to nature dihadirkan keluarga Ratulangi sebagai pemilik Resort Gardenia. Dengan taman, bunga, telaga, dan pepohonan membuat suasana resort menjadi menarik dengan konsep alamnya. Semua travel agent Bali itu, merasa nyaman berada disitu. “Tempat ini sangat menarik dan memiliki nilai jual, pasti wisatawan sangat menyukai tempat seperti ini,” ujar Bambang Sugijono Gajah Bali Tour Product Director. Owner Resort Gardenia, sangat gembira ketika dikunjungi 25 travel agent Bali itu. Kunjungan ini sebagai bentuk kerjasama dengan agen-agen travel di Manado dan Bali. (Rizky Pogaga)

Sumber: http://mdopost.com

Babel Kembangkan Wisata Religius

Jakarta - Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengembangkan obyek wisata bernuansa religius sebagai upaya mewujudkan program Visit Babel Archi 2010.

“Babel memiliki sejumlah tempat ibadah yang cukup potensial dikembangkan menjadi obyek wisata religius,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Babel, Yan Megawandi di Pangkalpinang, Minggu.

Menurut dia, Babel memiliki berbagai tempat ibadah yang cukup menarik, unik dan memiliki nilai historis, seperti tempat ibadah Dewi Kwan Yin, masjid Agung serta beberapa tempat ibadah lainnya yang memiliki daya tarik tersendiri.

“Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan program Visit Babel Archi 2010, tidak hanya mengembangkan obyek wisata alam seperti pantai, tetapi tempat ibadah diberdayakan sebagai objek wisata religius potensial,” ujarnya.

Untuk mengembangkan kawasan obyek wisata religius, kata dia, harus terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota agar memiliki persepsi yang sama.

“Pengembangan sektor kepariwisataan di Babel harus dikoordinasikan dengan pemerintah kabupaten dan kota, karena kebijakan pemerintah daerah kabupaten dan kota sangat menentukan kemajuan perkembangan obyek wisata,” ujarnya.

Sehingga kata dia diperlukan langkah-langkah strategis dalam mengembangkan dunia kepariwisataan daerah

“Memang diakui infrastruktur harus terus ditingkatkan untuk memajukan dunia kepariwisatan Babel dan masyarakat juga berperan penting dalam menybukseskan program Visit Babel Archi 2010,” ujarnya.

Program Visit Babel Archi 2010, kata dia, cukup realistis mengingat Babel memiliki banyak kawasan obyek wisata menarik dan unik.

“Terutama obyek wisata pantai yang cukup menarik dan unik yang dihiasi pantai berpasir putih dan batu granit, ini tidak ditemukan di daerah lain,” ujarnya. (*an/ham)

Sumber: http://matanews.com

Pengunjung Pameran Merasa Membuat Batik Tidak Mudah

Surabaya - Membatik itu tidak gampang. Paling tidak, itulah yang dirasakan para pengunjung pameran batik Jawa Timur dan UKM Award di Convention Hall Gramedia Expo, kemarin.

Pengunjung pameran memang mendapatkan kesempatan untuk mencoba langsung cara membuat batik di stan Kabupaten Pasuruan. Mereka terlihat kerepotan saat menorehkan canting berisi malam panas ke atas kain putih yang sudah ada gambar mal-nya.

''Wah, ternyata susah, ya,'' tutur Dewi, salah seorang pengunjung, setelah mencoba membatik. Menurut dia, kerumitan teknik dalam membatik itulah yang membuat hasil kerajinan yang satu ini jadi mahal harganya.

Hal serupa juga diungkapkan Novian Budi F. Dokter di RS Mitra Keluarga ini mengajak istri dan kedua putranya untuk mencoba membatik. ''Malamnya panas,'' tutur Albert, putra Novian.

Anak kelas dua SD tersebut mengaku kesulitan saat meneteskan malam di atas kain. Akibatnya, hasilnya tidak rata.

Menurut Sri Khofifah, pemilik Batik Dinar Agung Pasuruan, demo membatik itu untuk memberi pengalaman tersendiri bagi pengunjung stannya. ''Biar lebih menarik minat pengunjung,'' tutur Sri Khofifah.

Selain praktik membatik langsung, pameran yang digagas Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Dinkop dan UMKM) Jawa Timur itu juga menampilkan batik khas dari berbagai daerah di Jatim. Seluruh kabupaten/kota se-Jatim ikut serta dalam pameran ini. Masing-masing peserta menampilkan batik khas asli daerahnya.

''Ciri khas batik Jatim lebih pada warnanya,'' tutur Erwin Sosrokusumo, ketua Asosiasi Tenun Batik dan Bordir (ATBB) Jawa Timur. Warna yang mencolok dan ciri kelokalan masing-masing daerah Jatim merupakan keunggulannya.

Ciri-ciri lokal tersebut memang terlihat dari corak batik setiap daerah. Misalnya, batik Magetan yang bercorak gambar bambu. ''Di daerah kami masih banyak tumbuh pring (bambu),'' tutur Mukit Rahayu, perajin batik asli Magetan.

Demikian juga dengan batik Ponorogo, Tuban, Sidoarjo, dan Madura. Corak lokal seperti reog ponorogo, sisik tuban, sekar jagat, dan corak burung banyak ditemui dalam khasanah batik Jatim.

Batik dengan motif-motif langka ikut pula memeriahkan pameran yang akan berakhir hari ini (27/10) tersebut. Misalnya batik gentong dari Bangkalan. Batik itu memiliki kekhasan dalam hal proses pembuatan. ''Ada dua kali pewarnaan,'' tutur Iskandar Zulkarnaen., pembatik Bangkalan.
Setelah diwarnai, batik kemudian disimpan di dalam gentong selama tiga bulan. Setelah itu, kemudian diwarnai lagi, sebelum kemudian dicuci untuk dikeringkan. (upi/ari)

Sumber: http://www.jawapos.com

Obsesi Jadikan Takabonerate Obyek Wisata Terkemuka

Selayar - Grand launching Takabonerate Island Expedition 2009 dilakukan Gubernur Sulsel, H Syahrul Yasin Limpo, Sabtu (24/10). Ada obsesi tersendiri dari ajang ini, yaitu menjadikan Takabonerate sebagai obyek wisata bahari termuka di nusantara dan mancanegara.

Kepala Dinas Pariwisata Sulsel, Suaib Mallombassi pada grand launching yang dipusatkan di Lapangan Pemuda Benteng, mengatakan kegiatan ini menandai dimulainya perjalanan panjang wisata bahari kepulauan Selayar sebagai ikon pariwisata Sulsel dan Indonesia.

Grand lauching ini juga menjadi pengantar untuk memasuki pentas dan even yang berskala internasional, untuk mengantar Takabonerate menjadi salah satu obyek wisata bahari yang menarik bagi para wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.

Untuk mewujudkan itu, menurut Suaib Mallombassi, tidaklah terlalu sulit. Dibanding wisata bahari Bunaken ataupun Wakatobi, obyek wisata Takabonerate memiliki kualitas yang lebih baik.

''Penelitian lembaga Coremap, ditemukan bahwa gret keragaman populasi terumbu karang dan jenis ikan Takabonerate masih lebih tinggi dibanding obyek wisata bahari lainnya. Gret Takabonerate 35, sementara Bunaken hanya 8 gret,'' ungkap Suaib.

Meski memiliki taman laut yang terindah di dunia, Kadisbudpar Sulsel menyadari bahwa menjadikan Takabonerate sebagai obyek wisata bahari terkemuka tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu melibatkan lintas sektor, pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama untuk menjaga dan melindungi obyek secara terus menerus.

Selain Gubernur, grand launching juga dihadiri Wagub Agus Arifin Nu'mang, Ketua DPRD Sulsel HM Roem serta unsur muspida lainnya. Hadir juga Danlantamal VI Makassar, Laksamana Pertama Bambang Wahyuddin. Ratusan Saka Bahari juga terlibat dalam acara ini.

Gubernur tiba di pelabuhan Selayar dengan menggunakan KRI Makassar. Rombongan dijemput Bupati Selayar, Syahrir Wahab dan Wabup, Syamsina Aroeppala. ((K10/rus))

Sumber: http://www.beritakotamakassar.com

Promosikan Visit Batam lewat JOTA-JOTI

Batam - Selama tiga hari sejak Jumat (16/10) hingga Minggu (18/10) lalu digelar kegiatan Jambore On The Air (JOTA) Nasional ke-52 dan Jambore On The Internet (JOTI) ke-66 tahun 2009. Kegiatan ini diselenggarakan di Dataran Engku Putri dan dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota (Wawako) Batam, Ria Saptarika.

Ria Saptarika mengungkapkan rasa senangnya atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Sebab, kata dia, dengan kegiatan ini bisa mensosialisasikan langsung kepada masyarakat. Selama ini kegiatan jambore lebih pada kegiatan fisik, namun kali ini dipadukan dengan jambore radio secara internasional dan internet secara internasional. Tujuan digelarnya JOTA-JOTI ini untuk mengenalkan teknologi pada anak-anak pramuka dan menghubungkan antara negara dibawah skop internasional.

”Di Batam kegiatan ini merupakan yang pertama. Peserta yang ikut serta sebanyak 300 orang dari tingkat SD hingga SMA. Untuk tingkat SD atau siaga, kita harapkan ini bisa membuka wawasan mereka,” kata Ria usai membuka kegiatan JOTA-JOTI.
Melalui komunikasi menggunakan media radio ini anak-anak bisa berkomunikasi dengan dunia dan mereka akan mendapatkan QSL Card. Adapun hal yang akan dikomunikasikan yakni terkait ikon dari masing-masing daerah. Untuk Batam, anak-anak pramuka akan mempromosikan kegiatan Visit Batam 2010.

Kegiatan ini diikuti oleh Kwartir Cabang 3203 Gerakan Pramuka Batam dan bekerja sama dengan Organisasi Amatir Radio (ORARI) Lokal Batam, Batam Bloger Comunity (BBC) dan kelompok pecinta alam. Kwartir Nasional meminta Kwartir Daerah untuk menyelenggarakan kegiatan JOTA-JOTI ditingkat Kwarda. Melalui kegiatan ini anggota pramuka dapat melakukan sharing kegiatan baik melalui udara maupun internet.

Melalui kegiatan JOTA-JOTI ini, maka seluruh peserta dapat melakukan hubungan di bidang kepramukaan dengan seluruh peserta pramuka yang ada di dunia, baik melalui media radio maupun internet. Ria Saptarika yang juga selaku Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Batam mengharapkan melalui kegiatan JOTA-JOTI ini dapat terwujud persaudaraan dengan dunia luar. Tujuan digelarnya kegiatan JOTA-JOTI ini agar peserta lebih terampil dan lebih mengenal perkembangan teknologi informasi baik melalui radio maupun internet.

Di tingkat Asia Pasifik kegiatan JOTA-JOTI ini telah dibuka pada Jumat (31/7) sampai dengan Minggu (2/8) 2009. Dalam kegiatan tingkat Asia Pasifik ini mempertemukan anggota pramuka seluruh Indonesia dan Asia Pasifik dengan menggunakan media radio dan internet. (a)

Sumber: http://batampos.co.id

Sulteng Menoleh Desa

Jakarta - Pembangunan di Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 2010 akan diarahkan ke pedesaan karena sebagian besar masyarakat miskin di provinsi itu berada di desa.

Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulawesi Tengah, Fachrudin D Yambas mengatakan, kebijakan tersebut dilakukan untuk menekan angka kemiskinan yang saat ini masih berkisar 500 ribu jiwa dari 2,3 juta penduduk Sulteng.

“Salah satu prioritas pembangunan Sulteng adalah pengentasan kemiskinan. Salah satunya melalui program pengembangan wilayah pedesaan,” kata Fachrudin.

Data yang diperoleh menyebutkan pada 2007 penduduk miskin di Sulteng masih mencapai 557,4 ribu jiwa. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 32,7 ribu jiwa 2008. “Sebagian besar penduduk miskin berada di desa,” kata Fachrudin.

Dia mengatakan pada 2010, sebagian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulteng akan dialokasikan untuk pembangunan desa. Dalam perencanaannya, setiap desa diupayakan mendapat alokasi dana sebesar Rp250 juta.

Namun, tidak semua desa mendapat anggaran tersebut karena setiap kabupaten hanya mendapat jatah 10 desa. “Ini akan menjadi proyek percontohan 2010. Setiap kabupaten sebanyak 10 desa,” katanya.

Dana untuk pembangunan desa tersebut akan digunakan untuk penguatan ekonomi di pedesaan khususnya pada sektor produksi pertanian, sekaligus mewujudkan program revitalisasi pertanian.

Dia mengakui pembangunan pedesaan termasuk masalah yang kompleks terutama terkait dengan sumber daya manusia. Karena itu kemungkinan setiap desa akan didampingi seorang sarjana pendamping.

Saat ini, katanya, sudah ada titik-titik yang akan menjadi fokus pembangunan.

Dia mencontohkan, di Kabupaten Banggai akan dikembangkan peternakan, pertanian, industri skal rumah tangga, hortikultura dan hutan produksi. Sedangkan di Kabupaten Parigi Moutong akan dikembangkan budidaya jagung, ikan, bawang merah dan pelestarian adat daerah.

“Tapi akan dilihat potensi yang ada di desa bersangkutan. Dananya akan diarahkan untuk pembangunan sesuai kebutuhan di desa itu,” katanya.

Fachrudin menjelaskan pembukaan akses perekonomian masyarakat perdesaan dilakukan untuk mencegah urbanisasi yang selama ini sudah menjadi fenomena pada masyarakat Indonesia. Jika ekonomi suatu desa membaik, urbanisasi dapat ditekan.

Menurut dia, pemerintah Provinsi Sulteng akan berupaya menekan angka kemiskinan di Sulteng hingga 12 persen pada 2011. (*an/ham)

Sumber: http://matanews.com

Minggu, 25 Oktober 2009

PLTU Pun Bisa Jadi Objek Wisata Menarik

Lampung Selatan - PLTU Lampung yang dibangun di Dusun Sebalang, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan, selain dipersiapkan sebagai pemasok listrik sebesar 2 x 100 MW, juga sebagai lokasi pariwisata berwawasan teknologi.

Menurut Koordinator Proyek PLTU Lampung, Zulian, di Lampung Selatan, Jumat (23/10), konsep wisata edukasi tersebut sudah diusulkan dan disetujui oleh Pemprov Lampung.

Lokasi PLTU yang dibangun di atas lahan seluas 65 hektar itu berada di dekat lokasi pantai yang sudah dijadikan daerah pariwisata terlebih dahulu oleh pemkab setempat.

"Untuk teknisnya kami serahkan kepada pemda. Namun, begitu PLTU ini selesai dibangun, masyarakat dapat melihat adanya bangunan pembangkit di sekitar pantai yang mereka kunjungi dan akan ada informasi tentang bagaimana PLTU bekerja menghasilkan listrik bagi kebutuhan mereka," kata dia.

Zulian menambahkan, tidak menutup kemungkinan wilayah PLTU akan menjadi area kunjungan anak sekolah yang sedang melakukan study tour.

"Kami mencoba menyosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana listrik dihasilkan sehingga niat untuk melakukan penghematan dapat ditumbuhkan," kata dia.

Sementara itu, pembangunan PLTU Lampung, atau yang lebih dikenal sebagai PLTU Sibalang, sudah mencapai 33 persen dan telah menyelesaikan 60 persen pembangunan konstruksinya. Ia menerangkan, tahapan selanjutnya adalah tahapan pemasangan mesin dan peralatan elektrik pembangkit.

PLTU Lampung merupakan pembangkit listrik berbahan non-BBM dengan memanfaatkan batu bara berkalori rendah dengan kebutuhan 1.000.800 ton per tahun. Pembangunan itu merupakan hasil kerja sama Indonesia dan China, yaitu joint operation antara PT Adhi Karya dan Jiangxi Electric Power Overseas Engineering, dengan nilai kontrak 154,3 juta dollar AS dan Rp 595 miliar.

Berdasarkan kontrak, pembangunannya akan selesai pada April 2010, atau paling lambat pada awal 2011, dan listrik yang dihasilkan akan ditransfer ke pusat beban di sistem Sumbagsel melalui Gardu Induk New Tarahan. (MBK)

Sumber: http://travel.kompas.com

Melestarikan Danau Tondano dengan Pesta Nelayan

Minahasa - Pemandangan Danau Tondano, di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) pada Sabtu (10/10), tampak tidak seperti biasanya. Danau seluas kurang lebih 4.278 ha tersebut dipadati ratusan perahu bolotu yang bercorak warna-warni. Perahu bolotu merupakan perahu khas masyarakat setempat yang tidak bercadik

Kehadiran ratusan perahu bolotu secara bersaman tersebut untuk memeriahkan "Pesta Nelayan Danau Tondano 2009". Kegiatan ini diprakarsai Istitut Seni Budaya Sulawesi Utara (ISBSU).

Berbagai kegiatan dilakukan dalam pesta nelayan tersebut, antara lain lomba dayung, lomba perahu hias, lomba tangkap ikan tanpa alat, serta parade perahu bolutu yang masuk dalam Musuem Rekor Indonesia (MURI).

Kegiatan yang dipusatkan di obyek wisata Danau Tondano Sumaro Endo Remboken itu dipadati masyarakat yang datang dari berbagai kota di Sulut.

Sejumlah pejabat maupun tokoh agama hadir dalam kegiatan itu, antara lain Kapolda Sulut Brigjen Bekto Suprapto, Bupati Minahasa Vreke Runtu, dan Ketua Sinode GMIM Pdt Dr Albert Supit

Ketua Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (ISBSU) Beny Mamoto, mengatakan, pelaksanan Pesta Nelayan Danau Tondano tersebut untuk memberdayakan potensi masyarakat nelayan yang berada di sekitar danau itu. Konsep kegiatan ini dari nelayan oleh nelayan dan untuk nelayan. "Jika konsep ini berjalan terus maka kegiatan tersebut akan berkelanjutan," katanya.

Beny Mamato mengatakan, kegiatan itu memberikan berbagai dampak positif bagi masyarakat nelayan di sekitar danau Tondano antara lain dari aspek lingkungan hidup. Menurut dia, masyarakat akan mencintai lingkungan serta menjaga agar Danau Tondano tersebut dapat terus terjaga.

Sebab, kata dia, kalau lingkungan tersebut tercemar atau menjadi rusak akan berdampak negatif terhadap kehidupan nelayan di sekitar danau itu. Dengan rusaknya lingkungan akan membuat Debit air Danau Tondano berkurang, populasi ikan sulit berkembang dan banyak ikan yang mati. "Jika kondisi tersebut terjadi maka penghasilan dari nelayan akan menurun," katanya.

Kelestarian Tondano

Kapolda Sulut Brigjen Pol Bekto Suprapto mengatakan, dirinya mengajak masyarakat untuk melestarikan kawasan hutan yang ada di sekitar Danau Tondano, Minahasa. "Kondisi hutan dan bukit-bukit di sekitar Danau Tondano memprihatinkan dengan semakin berkurangnya pohon atau tanaman," kata Suprapto.

Menurut Mantan Komandan Densus Mabes Polri tersebut, dengan kondisi lingkungan tersebut, perlu pemikiran dan langkah bersama dalam upaya melestarikan hutan yang ada di sekitar danau tersebut. Langkah itu sangat penting karena jika lingkungan rusak, masyarakat sendiri akan merasakan dampaknya.

Jenis ikan semakin berkurang, kata dia, begitupula jumlah ikan yang hidup di danau tersebut akan menyusut. Selain itu saat musim panas, debit air danau akan berkurang sehingga berdampak negatif terhadap ketersediaan kelistrikan di daerah tersebut.

Kondisi ini menyebabkan sering terjadinya pemadaman listrik dan berimbas terhadap aktivitas masyarakat yang terganggu. "Sehingga untuk menjaga kelestarian alam Danau Tondano merupakan suatu kewajiban kita bersama," katanya.

Beny Mamoto mengatakan, kondisi pengunungan di sekitar danau tersebut saat ini perlu menjadi perhatian dari masyarakat. Karena banyak pohon yang ditebang tanpa dilakukan penanaman kembali, padahal sumber air ada di tempat tersebut.

"Kalau dari hulu hingga hilir tidak dijaga atau dipelihara dengan baik, maka debit air danau itu akan terjadi penurunan dan imbasnya masyarakat nelayan yang rasakan," katanya.

Bagi masyarakat Sulut, keberadaan Danau Tondano, yang diapit Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masarang, sangat penting. Danau Tondano adalah danau terluas di daerah "Nyiur melambai" itu dan merupakan penghasil ikan air tawar seperti ikan mujair, kabos, payangka, dan nike.

Danau Tondano mempunyai obyek wisata yang terkenal antara lain "Sumaru Endo" Remboken, dan Resort Wisata Bukit Pinus (Tondano arah Toliang Oki).

Danau Tondano dengan 16 titik sungai yang mengaliri beberapa kabupaten dan kota se-Sulut itu memiliki manfaat besar pemenuhan kebutuhan manusia, seperti sumber air bersih melalui pengelolaan PT Air Manado.

Dana itu juga merupakan sumber air bagi PLTA Tonsea Lama sekitar 14,4 Megawatt (MW), PLTA Tanggari Satu 18 MW, PLTA Tanggari II 19 MW, dan PLTA Sawangan 16 MW. Danau itu juga bermanfaat pada sektor perikanan karena ada produksi ikan sekitar 534 ton bisa didapat setiap tahun.

"Melalui pelaksanaan kegiatan Pesta Nelayan Danau Tonado, diharapkan masyarakat akan semakin peduli untuk memelihara lingkungan," kata Beny Mamoto. (MBK)

Sumber: http://travel.kompas.com

Turis Senang, Tukang Becak Pun Senang

Makassar - Alat transportasi lokal selalu menarik bagi wisatawan. Mereka pasti ingin untuk mencicipi bagaimana rasanya. Itulah yang terjadi ketika rombongan turis Eropa mengunjungi Makassar awal pekan ini.

Kapal pesiar asal Italia Costa Allegra yang merapat di dermaga Pelabuhan Soekarno-Hatta membawa 820 orang wisatawan dari beberapa negara di Eropa dengan jumlah crew kapal sekitar 410 orang. Sebagian dari mereka turun ke darat dan mengunjungi Benteng Fort Rotterdam Makassar.

Di tengah kunjungan, sejumlah wisatawan tertarik dengan becak yang banyak ditemukan di sekitar kawasan benteng. Sejumlah becak memang sehari-hari mangkal di sana. Tanpa banyak cingcong terjadilah iring-iringan panjang becak mengangkut para turis Eropa keliling memutari benteng.

Ratusan wisatawan asal Eropa itu mengunjungi Benteng Fort Rotterdam ditemani Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Makassar Eddy Kosasih Parawansyah, yang memperkenalkan tempat-tempat yang sering dikunjungi para wisatawan domestik maupun mancanegara.

Menurut Eddy, wisatawan mancanegara yang umumnya berasal dari Italia itu takjub dengan suasana Makassar. Bahkan banyak turis yang meluangkan waktunya untuk berkeliling sepanjang Jalan Penghibur dengan Nusantara menggunakan becak.

"Benteng Fort Rotterdam yang terletak di tengah kota Makassr dan berdekatan langsung dengan laut itu dikunjungi oleh setengah dari jumlah penumpang kapal pesiar Italia Costa Allegra," ujarnya.

Menurutnya, sebelum berkeliling dengan menggunakan becak, para wisatawan ini disuguhi tarian empat etnis di dalam Benteng Fort Rotterdam. Tarian empat etnis melambangkan empat suku yang ada di Sulawesi Selatan yakni, Makassar, Bugis, Mandar dan Toraja.

"Umumnya para tamu senang dan berfoto langsung dengan para penari. Mereka takjub dengan suguhan tarian empat etnis yang kita tampilkan," katanya.

Daeng Gassing salah satu tukang becak mengaku, kedatangan para wisatawan mancanegara itu berdampak positif bagi dirinya bersama rekan-rekannya yang lain.

"Saya sangat senang karena hanya sekali mengayuh becak dengan jaraka yang tidak terlalu jauh mendapat bayaran yang cukup besar. Sekali mengayuh mendapat Rp 50 ribu," katanya. Turis senang, tukang becak pun senang. (MBK)

Sumber: http://travel.kompas.com

Tamu Lokal Lebih Lama Menginap di Bali

PARA pengusaha di sektor pariwisata tidak bisa memandang sebelah mata terhadap keberadaan wisatawan dalam negeri. Sebab, tamu Indonesia ternyata lebih lama menginap di Bali dari pada tamu asing.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ida Komang Wisnu mengatakan tamu Indonesia menginap di Bali rata-rata 4,01 hari selama Agustus 2009 lebih lama jika dibandingkan dengan tamu asing yang hanya rata-rata 3,88 hari.

''Tamu Indonesia yang umumnya orang berduit dari Jakarta memang menginginkan ketenangan selama berada di Pulau Dewata, dan mereka memilih hotel di kawasan wisata Ubud, Payangan dan Tapaksiring Kabupaten Gianyar sebagai tempat berlibur,'' katanya di Denpasar, Selasa (20/10).

Ia mengatakan, tamu Indonesia menginap paling lama ada di hotel-hotel di Kabupaten Gianyar yakni rata-rata 5,75 hari selama Agustus, Denpasar rata-rata 4,17 hari dan hotel di Badung rata-rata 4,01 hari, sedangkan tamu asing justru di daerah Tabanan, Badung dan Denpasar.

Tamu asing lebih senang menginap di hotel-hotel yang berada di kawasan Wisata Nusa Dua, Kuta, Seminyak Kabupaten Badung, kawasan wisata Sanur yang penuh memiliki panoram pantai berpasir putih. Orang asing datang ke Bali lebih senang berjemur di pantai, baik pagi maupun sore hari.

Tamu asing berada di hotel selama Agustus 2009 rata-rata 3,88 hari, tertinggi menginap dihotel yang ada di Kabupaten badung yakni rata-rata 4,05 hari menyusul di kawasan wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan 3,68 hari dan penginapan di Denpasar yang rata-rata 3,28 hari.

Sementara itu, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Bali perioda Agustus 2009 tercatat rata-rata 65,54persen, atau naik 4,04 poin jika dibandingkan kondisi bulan Juli sebelumnya yang hanya 61,50 persen. TPK tertinggi terlihat di Denpasar mencapai 77,99 persen terendah di Gianyar 62,02 persen.

Jumlah kunjungan turis asing yang datang langsung dari negerinya ke Bali selama Agustus 2009 tercatat 232.255 orang, angkaitu naik 18,77 persen jika dibandingkan perioda sama 2008. Jadi jumlah turis asing ke Bali selama Januari-Agustus 2009 tercatat 1.538.048 orang, naik 13,38persen dari perioda sama 2008 hanya 1.357.263 orang. (Ant/Ol-5)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Rabu, 21 Oktober 2009

Pariwisata Berbasis Budaya Jadi Gerakan Penyadaran

Yogyakarta - Pembangunan pariwisata berbasis budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dapat menjadi gerakan penyadaran kembali bagi pelaku usaha wisata bahwa daerah ini sejak dulu memiliki basis tersebut.

"Sejak dulu sampai sekarang kekuatan pariwisata daerah ini ada pada potensi seni dan budaya yang masih hidup di masyarakat. Ini yang perlu disadari kembali oleh kalangan pelaku usaha wisata di DIY," kata Ketua Forum Insan Pariwisata (Fosipa) Indonesia Sarbini, di Yogyakarta, Senin (19/10).

Menurut dia, DIY pada awalnya menjadi daerah tujuan wisata karena potensi budayanya, sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung ke daerah ini. "Sampai sekarang pun kekuatan pariwisata daerah ini ada pada potensi
seni dan budaya yang ada di masyarakat," katanya.

Ia mengatakan dalam perjalanan waktu tampaknya basis budaya itu telah dilupakan sebagai kekuatan besar pengembangan pariwisata di daerah ini. "Padahal, Yogyakarta sejak dulu kaya dengan ragam budaya," katanya.

Selama ini, kata dia, para pelaku usaha wisata di Yogyakarta sebatas menonjolkan dan menjual paket wisata poros Prambanan - Keraton - Borobudur, padahal sebenarnya potensi budaya daerah ini bukan hanya ketiga objek wisata itu.

Menurut Sarbini, banyak ragam budaya yang sampai sekarang masih hidup dan berkembang di masyarakat Yogyakarta. "Itu dapat menjadi potensi sajian maupun atraksi yang layak jual. Misalnya, bangunan peninggalan masa lalu, masakan khas, dan kesenian tradisonal serta desa budaya," katanya.

Ia mengatakan dengan pembangunan pariwisata berbasis budaya diharapkan mampu mengajak pemangku kepentingan pariwisata dan masyarakat Yogyakarta untuk bersama-sama mengangkat kembali budaya sebagai potensi wisata daerah ini.

Menurut dia, pemerintah daerah melalui dinas pariwisata hendaknya terus menghidupkan atraksi seni dan budaya sebagai tontonan bagi wisatawan.

"Mengembangkan pariwisata jangan hanya berpikir sempit dan dibatasi administratif kewilayahan. Misalnya, bisa saja pelaku usaha pariwisata mengundang grup kesenian tradisional daerah lain di Indonesia untuk menjadi tontonan bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah ini," katanya.

Sarbini mengatakan pariwisata berbasis budaya hendaknya dapat mewujudkan filosofi budaya sebagai akses wisata, karena perwujudan filosofi budaya ini bukan hanya sekedar nostalgia masa lalu, tetapi berkaitan dengan nilai-nilai luhur serta kreasi yang telah terbangun sebagai pendukung pariwisata.

"Masalah budaya bukan sekedar pembelajaran Bahasa Jawa saja, tetapi bagaimana sekarang budaya sebagai akses pariwisata dapat dikemas menjadi kegiatan budaya, dan ini akan menghidupi para pelaku budaya maupun para seniman," katanya. (Ant/Ol-7)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Pariwisata Indonesia Peringkat 81 Dunia

Jakarta - Secara bertahap, industri pariwisata nasional terus merangkak bangkit. Yang paling mutakhir, berdasar survei World Economic Forum pada 2009, Indonesia kini menempati posisi 81 dari 133 negara di dunia dalam hal daya saing pariwisata. Indeks daya saing kepariwisataan itu dinilai dari tiga hal yakni kerangka regulasi, infrastruktur dan bisnis, serta sumber daya manusia, budaya, dan alam.

“Tiga indeks itu kemudian terbagi 14 sub indeks yang dinilai dan hasilnya posisi daya saing Indonesia pada 2009 ada pada peringkat 81 dan itu membanggakan,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Destinasi Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar), Firmansyah Rahim, di Jakarta, Ahad (18/10) kemarin.

Firmansyah mengatakan, Indonesia terbilang unggul dari sisi kompetitivitas harga dalam industri pariwisata. Namun sayangnya, kata dia, Firmansyah menempati peringkat 130 khusus di bidang lingkungan yang berkelanjutan. Secara keseluruhan, Indonesia dinilai kurang baik dari sisi kerangka regulasi mulai dari peraturan dan kebijakan, lingkungan, kea-manan dan keselamatan, serta kebersihan dan kesehatan. Namun untuk soal prioritas pariwisata, Indonesia berhasil merebut posisi 10 besar.(zul/jpnn)

Sumber: http://www.riaupos.com

Wisata Berwawasan dan Murah Meriah

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin belum pernah melihat dari dekat keberadaan Istana Presiden Bogor. Wisata cuma-cuma, gratis, merakyat bisa jadi obat di saat kondisi ekonomi bergerak lambat. Karena sejak akhir Mei 2008, Istana Kepresidenan membuka pintu lebar-lebar bagi rakyatnya yang ingin berwisata tanpa ditarik bayaran. Meski buka hanya weekend, tapi sambutan rakyat sangat hangat. Istana Kepresidenan kini jadi Istana Rakyat, pada Sabtu dan Minggu.

Dalam catatan, pintu Istana pernah dibuka pertama kali oleh Presiden KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Namun kembali dilarang setelah pergantian presiden baru. Padahal, di negara lain, Istana seperti Gedung Buckingham Palace, memiliki program tur Istana dengan konsep yang jelas, terjadwal, dan kemudahan birokrasi.

Kini rakyat Indonesia kembali bersyukur. Istana kembali dibuka untuk wisatawan, untuk rakyat, untuk bangsa. Meski hanya dibuka setiap akhir pekan, mulai pukul 09.00 sampai 16.00 WIB, namun antusias masyarakat untuk nongol harus diacungi jempol.

Wisatawan langsung masuk ke Gedung Sekretaris Negara (Sekneg), menuju tenda panitia yang menyambut ramah untuk didata identitasnya. Usai nunggu giliran pemberangkatan di ruang tunggu, wisatawan bisa mampir ke toko cinderamata yang menjual souvenir seperti kaos, gantungan kunci, topi, korek api, stiker, pulpen, jam, arloji, tremos, cangkir, payung yang semuanya berlogo Istana.

Setelah ada panggilan, setiap rombongan akan diangkut bus berkapasitas 20 hingga 25 orang dengan seorang pemandu wanita. Bus melaju ke dalam lingkungan Sekneg dan berhenti di gedung Serba Guna, yang disulap menjadi bioskop. Di dalam gedung diputar video sejarah Istana Merdeka, yang dibangun tahun 1873, masa pemerintahan Gubernur Jendral Louden dan selesai tahun 1879 pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Johan Willem van Landsbarge.

Bangunan bergaya arsitektur Yunani Kuno, berdiri di atas tanah seluas 2.400 meter persegi, dirancang arsitek Drossares. Dulu, istana ini dikenal sebagai Istana Gambir. kemudian diganti menjadi Istana Merdeka.

Tangga depan istana dijaga dua petugas Paspampres, yang berpakaian Merah Putih sambil tangannya memegang senjata. Mereka berdiri di trap paling atas dengan wajah menatap arah Monas. Tangga itu terbuat dari batu mamer yang jumlahnya 16 dan panjang 21 meter. Di tangga depan Istana Merdeka, biasanya digunakan para menteri untuk potret bersama dengan presiden, setelah dilantik jadi menteri.

Setelah menapaki tangga, di pintu masuk sebelah barat pasti disambut patung perunggu hulubalang membawa kotak. Sebuah pemandangan menakjubkan ketika kaki melangkah ke dalam Istana pasti disambut dua lampu kristal besar seberat 500 Kg asal Cekoslovakia, yang mengelantung di tengah ruangan.

Juga ada sepasang gading gajah warna putih bersih, yang ada sejak 1949. Juga, puluhan beragam benda-benda koleksi peninggalan Presiden pertama Bung Karno. Ada piring hias porselin. Bahkan jambangan porselin dari Dinasti Meiji Jepang juga buatan China pada abad XIX. Ada lagi patung perunggu penunggang kuda dari Hongaria. Ada vas bunga dari Korea Utara. Juga ada lukisan Pangeran Diponegoro karya Basoeki Abdullah yang dibuat 1949, lukisan ‘Penangkapan Diponegoro’ oleh pelukis Raden Saleh (1857), dan masih banyak lagi koleksi sejarah yang tetap terpelihara.

Sehari-hari keberadaan Istana Merdeka diperuntukkan acara formal kenegaraan seperti tempat peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus. Juga pagelaran Parade Senja, jamuan makan bagi tamu penting lainnya. “Selain itu, Istana Merdeka untuk upacara penyambutan tamu negara, penyerahan surat-surat kepercayaan Duta Besar negara-negara sahabat,” ucap Fitria, pemandu wisata.

Puas berada di dalam Istana Merdeka, selanjutnya diajak melintasi taman di belakang Istana Merdeka, yang nampak bersih, terawat dan indah. Mengingat, dihiasi patung-patung kecil yang jumlahnya puluhan dengan berbagai model. Termasuk sebuah patung petapa tua berusia 300 tahun terbuat dari kayu dan tak dimakan rayap.

Di pinggir taman, ada Gazebo atau di zaman Belanda disebut “Kupal” tempat pemain musik pada pesta kebun. Di era Soekarno, Kupal dipakai tempat belajar atau home schooling bagi anak-anak Presiden, termasuk mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Era Susilo Bambang Yudhoyono, Gazebo digunakan untuk pertemuan informal.

Saat berjalan melawati taman yang indah, nampak Kantor Kepresidenan, bagian belakang Istana Negara juga wisma negara. Istana Negara kini menjadi tempat Presiden dan Ibu Ani tinggal. Sejarah Istana Negara yang dibangun tahun 1796, semula untuk kediaman pribadi seorang warga negara Belanda J.A van Braam.

Sehari-hari, Istana Negara berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, diantaranya menjadi tempat penyelenggaraan acara-acara yang bersifat kenegaraan, seperti pelantikan pejabat-pejabat tinggi negara, pembukaan musyawarah, dan rapat kerja nasional, pembukaan kongres bersifat nasional dan internasioal, dan tempat jamuan kenegaraan.

Sejak masa pemerintahan Belanda dan Jepang sampai masa pemerintahan Republik Indonesia, sudah lebih kurang 20 kepala pemerintahan dan kepala negara yang menggunakan Istana Negara sebagai kediaman resmi dan pusat kegiatan pemerintahan Negara.

Dari wisata kepresidenan, memang hanya Istana Negara yang tertutup bagi kunjungan wisatawan. Karena Istana Negara menjadi tempat tinggal Presiden. Dari enam presiden yang memimpin Negara ini, hanya tiga presiden yang mendiami Istana, yakni Presiden Sukarno, Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Inilah rumah rakyat, rumah bangsa yang kini menjadi tujuan wisata. Selamat Datang rakyat Indonesia di Istana Rakyat.

Tips Berwisata di Istana Merdeka

Pengunjung harus membawa kartu identitas asli (KTP Kartu Pelajar/Mahasiswa, Paspor, atau ID), berpakaian rapi (tidak memakai jeans, celana pendek, kaos oblong dan sandal, kecuali anak dibawah 12 tahun dan berseragam sekolah), berperilaku sopan dan menghargai lingkungan Istana Kepresidenan sebagai tempat tinggal Presiden dan keluarganya, serta tempat kerja Presiden sehari-hari.

Pengunjung harus mematuhi semua peraturan yang ditetapkan oleh Istana Kepresidenan seperti tidak membawa senjata api, senjata tajam, bahan peledak dan benda-benda lain yang membahayakan. Tidak membawa tas, makanan, minuman di dalam lingkungan Istana Kepresidenan, tidak merokok di dalam lingkungan Istana, tidak mengaktifkan & menggunakan handphone selama berada dalam lingkungan Istana, tidak menggunakan kamera di dalam lingkungan Istana, kecuali oleh fotografer resmi Istana, fotografer Istana telah disediakan termasuk pemrosesannya, tidak melakukan aktivitas politik dalam bentuk apapun selama mengikuti tur, tidak melakukan orasi atau demonstrasi, menggelar poster atau spanduk, atau penyebaran pamplet selama melakukan tur, tidak menggunakan busana atau atribut dengan tulisan, atau gambar, atau simbol, atau bentuk yang patut diduga, dan tidak membuat keributan, kegaduhan, keonaran di dalam lingkungan Istana.(*bbs/travel club/z)

Sumber: http://matanews.com

Kontes Burung Berkicau Riuh

Jika di Jakarta tengah ramai acara seleksi menteri, di Tegal Jawa Tengah sebanyak 900 peserta ambil bagian dalam kontes nasional burung berkicau Pantura Cup I yang digelar di Balai Pendidikan dan Latihan Transjaya, Kota Tegal.

Para pesertanya para penggemar burung dari berbagai daerah di Jateng, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan dari luar Pulau Jawa.

Menurut Ketua Pelestari Burung Indonesia (PBI) Cabang Tegal, Dian Toto, selama perlombaan, pemilik burung tidak boleh berteriak untuk memancing burung agar berkicau karena akan mengganggu para juri dalam penilaian. “Kriteria penilaian antara lain menyangkut kualitas suara, volume, dan gaya,” ujar Dian di Tegal, Minggu (18/10).

Total hadiah kontes itu Rp65 juta. Hadiah tertinggi sebesar lima juta rupiah untuk jenis burung anis merah dan Rp3,5 juta untuk pentet.

Ia menjelaskan, kegiatan itu memperlombakan 22 jenis burung yang terdiri atas Kelas Istimewa, Tegal, Pekalongan, Pemalang, Brebes, dan Pantura.

Kelas Istimewa meliputi burung anis merah dan pentet, Kelas Tegal meliputi anis merah, cucak hijau, kacer, murai batu, tledekan, dan kenari.

Kelas Pekalongan meliputi anis merah, kacer, love bird, cucak hijau, dan murai batu, Kelas Pemalang meliputi anis merah, kenari, pentet, dan tledekan, Kelas Brebes meliputi cucak rawa ring, anis kembang ring, dan kacer ring, sedangkan Kelas Pantura meliputi murai batu ring, dan kacer dada hitam atau kacer brongsong.

Ketua Panitia Kontes Nasional Burung Pantura Cup I, M. Hilal, mengatakan, peserta berasal dari beberapa daerah baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa.

“Sebagian besar peserta berasal dari luar kota,” katanya.

Ia mengatakan, perlombaan itu bukan semata-mata untuk kepentingan para penggemar burung berkicau tapi juga promosi Kota Tegal.

“Selain itu, dengan perlombaan ini juga dapat meningkatkan pendapatan pajak dari sektor perhotelan dan rumah makan,” katanya. (*An/bo)

Sumber: http://matanews.com

Memacu Adrenalin di Lembah Mambuliling

Gunung Mambulilling dengan ketinggian 2.741 meter dari permukaan laut di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, saat ini menjadi salah satu tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara.

Gunung Mambulilling menjadi incaran para wisatawan lokal maupun mancanegara karena memiliki panorama alam yang begitu memikat.

Bupati Mamasa, Obed Dapparinding mengungkapkan, dewasa ini cukup banyak wisatawan yang datang untuk menikmati panorama sekaligus menguji dan memacu adrenalin di obyek wisata tersebut.

Adrenalin para pengunjung obyek wisata ini akan terpacu karena pada salah satu lembah Gunung Mambulilling terdapat air terjun Sarambu Mambulling yang cukup indah. Para pengunjung umumnya suka menjajal air terjun ini dengan beragam aksi loncat.

Keberadaan air terjun di lembah menjadikan keindahan gunung tersebut semakin sempurna bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke wilayah itu.

Obed menuturkan, potensi wisata di wilayahnya cukup banyak. Karenanya, selama kepemimpinannya di daerah hasil pemekaran kabupaten Polewali Mandar tersebut, ia akan berupaya membangun sektor pariwisata yang akan menjadi tumpuan penyumbang pendapatan asli daerah untuk memajukan pembangunan di Mamasa yang kini masih sangat tertinggal dari lima kabupaten di Sulbar.

“Obyek wisata akan kami genjot sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi pendapatan daerah. Dengan harapan kabupaten ini juga mampu bangkit dari ketertinggalan,” tuturnya.

Obed menambahkan, selain gunung Mambulilling, obyek wisata lain yang berpotensi untuk dikembangkan adalah rumah perkampungan tradisional “Balla Peu” yang dibangun secara berderet.

“Rumah itu terdiri dari sekitar 100 unit masing-masing dilengkapi lumbung padinya yang terletak di atas bukit dengan ketinggian 1.400 meter dari permukaan air laut,” kisahnya.

Obed menambahkan, rumah perkampungan tradisional tersebut terdapat di Desa Balla Tamuka, Kecamatan Balla, yang kini juga banyak didatangi oleh wisatawan. Sehingga desa ini diberi gelar desa Wisata Balla Peu, yang berati wilayah yang dibuka dengan membakar, yang kemudian secara alami ditumbuhi sayur-sayuran.

“Pada prinsipnya masih banyak potensi sumber daya budaya dan sumber daya alam yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan PAD Mamasa di masa mendatang,” timpal Obed. (an/ham)

Sumber: http://matanews.com

Denyut Pariwisata Sumbar Tiada Henti

Dua puluh hari telah berlalu, gempa 7,9 pada skala richter yang mengguncang Sumatra Barat (Sumbar) masih menyisakan trauma, rasa takut, dan kesedihan. Denyut kehidupan Sumbar berangsur normal. Bahkan tiga hari setelah gempa aktivitas perekonomian dari pedagang kaki lima Kota Padang mulai terlihat.

Tidak hanya perdagangan yang ingin segera beranjak dari keterpurukan, tetapi juga pariwisata yang menjadi bagian penting dari sektor jasa Ranah Minang. Keelokan alam Sumbar, kuatnya tradisi, dan beragamnya budaya Minang menjadi modal bagi pariwisata provinsi itu.

Belakangan terbukti, gempa tidak serta-merta merontokan seluruh pariwisata Nagari Minang ini. Empat hari setelah gempa, Cagar Budaya Rumah Gadang Mande Rubiah, di Lunang Silaut, Pesisir Selatan (Pessel), Sumbar, sudah didatangi pengunjung.

Dua minggu setelah gempa tercatat 15 kelompok pengunjung telah mendatangi cagar budaya yang menyimpan cerita sejarah Bundo Kanduang tersebut. “Empat hari setelah gempa sudah ada yang datang ke sini. Mereka ada yang sekedar berkunjung ada juga yang sengaja berziarah,” kata suami dari Mande Rubiah, Suhardi.

Bahkan, menurut Suhardi, di antara mereka, wisatawan lokal, yang datang kesorean ada yang menginap dirumahnya. Pengunjung biasanya tidak hanya mengagumi Rumah Gadang Mande Rubiah yang berusia ratusan tahun, tetapi juga berziarah ke makam Bungo Kanduang yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumahnya.

Bukittinggi, kota yang menjadi andalan pariwisata Sumbar pun tidak serta-merta ditinggalkan wisatawan asing maupun lokal. Tingkat hunian hotel di kota tersebut cukup tinggi, apalagi hotel-hotel terbaik yang tersisa di Sumbar pascagempa hanya ada di kota berhawa sejuk tersebut. Di Hotel Gran Malindo contohnya, kamar hotel mayoritas justru dihuni oleh wisatawan asing asal Jerman, Belanda, dan Turki.

Menurut seorang staf Hotel Gran Malindo, para wisatawan itu tidak terlalu terganggu dengan bencana yang baru saja terjadi di provinsi tersebut. Karena itu kunjungan tidak dibatalkan atau pun ditunda. Wisatawan asal Jerman dan Belanda, menurut dia, lebih menyukai wisata alam. Mereka akan mengunjungi Lembah Anai, Ngarai Sianok, Danau Maninjau, dan Singkarak.

“Mereka rombongan wisatawan asing dari Medan. Mereka biasanya mengambil paket wisata yang memasukan Bukittinggi sebagai salah satu tujuannya,” ujar dia.

Namun demikian, tidak semua aktivitas pariwisata di Sumbar telah kembali normal. Sieken contohnya, pedagang makanan dan minuman di obyek wisata jembatan akar, mengatakan, jumlah pengunjung belum kembali normal. “Apalagi biasanya pengunjung yang paling banyak datang itu dari Padang Pariaman. Tapi ternyata daerah yang paling parah terkena bencana di sana, otomatis itu mempengaruhi jumlah pengunjung di sini,” kata wanita beranak dua yang sedang menanti kelahiran anak ketiganya.

Jika di hari-hari besar agama jumlah pengunjung membludak, hingga pendapatan dapat mencapai Rp350.000 per hari, namun setelah gempa jumlah pengunjung di akhir pekan turun drastis. Baru di minggu kedua pascagempa, menurut Sieken, pengunjung mulai tampak walau jumlahnya baru satu atau dua orang. “Saya sudah berjualan di hari Sabtu dan Minggu pertama setelah gempa. Saya sama sekali tidak ada pemasukan karena tidak ada pengunjung,” ujar dia.

Banyak hal yang musti dibenahi untuk menunjang bangkitnya pariwisata Ranah Minang, misalnya penginapan yang layak, yang mampu menampung wisatawan asing dan lokal menjadi prasyarat utama, terutama di Kota Padang.

Perbaikan berbagai fasilitas dan infrastruktur, seperti jalan, telekomunikasi, air bersih, hingga transportasi, menjadi prasyarat lain. Promosi, menjadi hal penting untuk meyakinkan kembali wisatawan asing maupun lokal bahwa provinsi Sumbar siap dikunjungi. Dan tugas pemerintah untuk segera mengembalikan lagi “senyum” Ranah Minang untuk menyambut kembali wisatawan.(*an/z)

Sumber: http://matanews.com

Wakil Rakyat Kaltim Menyelam di Perairan Pulau Derawan

Tanjung Redeb - Anggota DPRD Kaltim melakukan penyelaman untuk melihat keindahan terumbuh karang dan ikan di perairan Pulau Derawan. Mereka adalah Gamalis, Bahrik Buseng, Safaruddin, Sofyan Nur, Masita, M Adam, dan Ismail, yang menghadiri undangan HUT ke 56 Kabupaten Berau dan HUT ke 199 Tanjung Redeb.

“Kami benar-benar kagum keindahan Pulau Derawan. Terutama ketika melakukan penyelaman di bawah air laut. Nampak jelas terumbuh karang dan sejumlah sepesis ikan yang ada di dalamnya,” ungkap Gamalis diamini rekan-rekannya.

Mereka mengaku ketagihan dan berjanji akan kembali setelah melakukan tugas di Samarinda. Bahkan mereka merencanakan rapat koordinasi di Pulau Derawan. Anggota dewan yang baru rata-rata dari kalangan pengusaha, LSM, dan mantan anggota DPRD Kaltim itu sudah pernah mengunjungi Pulau Bunaken di Manado, Pulau Bali, danau Toba dan sejumlah pulau lainnya. Namun mereka mengaku takjub melihat keindahan Pulau Derawan di dalamnya.

“Ini baru Pulau Derawan. Belum lagi sejumlah pulau seperti Pulau Kakaban yang di tengah-tengah pulau ada Danaunya yang terkenal akan ubur-uburnya. Belum lagi Pulau Sangalaki, Maratua, Nabuko, Pulau Bakungan dan beberapa pulau lainnya,” jelas Adam.

Mereka berharap agar Pemkab Berau benar-benar mengelola aset yang tak ternilai tersebut. Terutama melakukan pengelolaan kebersihan, keindahan alam yang dimiliki Pulau Derawan, dan terus menjaga lokasi yang merupakan kawasan penyelaman. Pengelolaan juga perlu melibatkan masyarakat yang ada disekitar Pulau Derawan agar sama-sama menjaga dan melakukan pengawasan.

Belum lagi jika terlihat sejumlah penyu hijau yang sedang asyik makan daun pisang dan rumput. Melihat ini semua mereka sebenarnya masih ingin berlama-lama lagi di Berau. Mereka pun berencana kembali ke Pulau Derawan dan menjadikan objek wisata Bahari yang menjadi andalan Kaltim.

Wakil rakyat Kaltim itu juga berjanji memberikan bantuan terutama memberikan aspirasi di DPRD Kaltim guna memajukan pembangunan di Berau dan beberapa kabupaten lainnya yang mempunyai potensi yang dapat diandalkan. “Kami akan memberikan dukungan sepenuhnya kepada Pemkab Berau terutama masalah pembangunan dan melestarikan objek wisata bahari yang dimiliki,” ujar Syarifuddin.

Syarifuddin juga berjanji membantu mempromosikan objek wisata Berau dengan cara jika mereka berkunjung ke sejumlah kota di Indonesia, mereka akan mengenalkan Kabupaten Berau terutama keindahan Pulau Derawan dan pulau-pulao lainnya. (bm)

Sumber: http://www.kaltimpost.net

Menbudpar Harus Punya Visi Kebudayaan

Bandung - Sejumlah pengamat dan aktivis kebudayaan mengharapkan posisi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dalam kabinet pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono periode 2009-2014 diisi oleh orang yang memiliki visi kebudayaan nasional serta memiliki keterpanggilan pada pelestarian kesenian tradisi.

Selama ini, kita belum memiliki visi kebudayaan nasional yang jelas. Keberpihakan kepada pelestarian kesenian tradisi masih kurang, sementara pengembangan seni dan budaya dikerdilkan hanya pada ukuran ekonomi semata, kata Halim HD, pengamat budaya asal Serang, Banten, Selasa (20/10).

Pendapat itu dikemukakan Halim dengan berkaca pada kondisi seni dan budaya Indonesia dalam lima tahun terakhir. Ia berpendapat, di bawah kepemimpinan Jero Wacik selaku Menbudpar, kebudayaan Indonesia dikembangkan secara sektoral. Kesenian dan budaya lebih banyak diarahkan untuk dijual dengan ukuran-ukuran ekonomi, katanya.

Padahal, kebudayaan tidak hanya terbatas pada nilai ekonomis semata. Kebudayaan melalui aneka pertunjukan kesenian tradisi, lanjut Halim, juga turut menyemai nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat yang kini makin teralienasi dan modern.

Di kota-kota dan desa makin sulit ditemui ruang publik bagi tumbuh kembangnya seni tradisi. Halim berpendapat, Hal itu turut men yumbang pada timbulnya kesenjangan dan konflik horizontal. Pandangan dan visi tentang peranan ruang publik dalam kebudayaan nasional itulah yang selama ini tidak menjadi pemikiran para pembuat kebijakan.

Ruang publik yang menyempit, Halim menambahkan, akhirnya mendesak kesenian tradisi. Akibatnya, banyak seni-seni tradisi yang terancam punah atau tidak ada lagi penerusnya. Misalnya, seni pertunjukan Ubrug di Banten yang kini hanya dijalankan oleh kurang dari 50 komunitas.

Padahal, seni pertunjukan yang menyerupai lenong itu dulu adalah seni yang akrab, serta tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dulu bisa ada lebih dari 80 komunitas yang menjalankan seni tersebut, katanya.

Bukan hanya seni pertunjukan Seni Ubrug, dari sejumlah pengalamannya berkunjung dan mempelajari kesenian tradisi di berbagai daerah, Halim mendapati fenomena yang serupa. Seni tari Pakarena di Sulawesi Selatan, misalnya, kini diperkirakan hanya dikuasai t idak lebih dari lima orang. Begitu halnya dengan kondisi Tari Topeng di Cirebon yang dikembangkan satu atau dua komunitas saja.

Persoalan seni tradisi menjadi sangat penting dalam pembentukan visi kebudayaan nasional. Sebab, tradisi adalah tonggak cara hidup dan berpikir suatu masyarakat. Ketika tradisi itu hilang, maka wajar bila suatu masyarakat mengalami disorientasi, kata Halim.

Ia mendorong Menbudpar yang terpilih nantinya agar membentuk tim khusus penanganan seni tradisi. Banyak hal yang harus diperbaiki di daerah, lanjut Halim, antara lain mengenai kemudahan mengakses informasi tentang kekayaan seni tradisi daerah.

Banyak kepala dinas yang menangani seni, budaya dan pariwisata di daerah ternyata tidak menguasai kekayaan seni tradisi di daerahnya, ujarnya.

Halim juga mengkritisi Jero Wacik semasa menjabat Menbudpar beserta jajarannya yang dinilai kurang menguasai kondisi di lapangan. Mereka sama sekali tidak mengetahui kondis i di lapangan. Sayangnya, mereka juga enggan bertanya dengan pihak-pihak yang paham tentang seni tradisi di daerah masing-masing, ungkapnya.

Wacana yang menyebutkan tentang kemungkinan dipilihnya kembali Jero Wacik sebagai Menbudpar, menurut Halim, kurang tepat. Saya bukannya menolak Jero Wacik. Sosok seperti dia memang praktisi kebudayaan yang menarik, namun cara pemikirannya terlal u sektoral dengan menempatkan kesenian seolah-olah hanya untuk dijual, ujarnya. (REK)

Sumber: http://oase.kompas.com

Pariwisata Bali: Turis Jepang Turun, Malaysia Naik

Denpasar - Jumlah wisatawan dari dua negara di Asia, yakni Jepang dan Taiwan, yang berkunjung ke Bali selama periode Januari-Agustus 2009 anjlok lebih dari 10 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Ida Komang Wisnu, di Denpasar, Selasa (20/10), turis asal "Negeri Matahari Terbit" yang berlibur ke Bali selama Januari-Agustus 2009 melorot hingga 10,56 persen menjadi hanya 218.298 orang, jika dibandingkan periode yang sama pada 2008 mencapai 244.063 orang.

Wisatawan Taiwan melorot hingga 14,87 persen dalam periode delapan bulan pertama 2009 menjadi hanya 80.452 orang jika dibandingkan periode yang sama pada 2008 mencapai 94.508 orang. Jumlah wisatawan dari Korea Selatan turun 4,19 persen dari 88.848 orang menjadi 85.123 orang.

Di pihak lain jumlah turis asing dari beberapa negara lainnya meningkat signifikan. Yang paling tinggi presentase penambahannya, yakni turis China hingga 61,36 persen dari 84.106 orang selama Januari-Agustus 2008 menjadi 135.710 orang periode delapan bulan pertama 2009.

Kedatangan turis Australia, yang selama ini menempati peringkat pertama sebanyak 271.643 orang, naik 39,59 persen dari periode yang sama sebelumnya yang hanya 194.600 orang; Malaysia naik 17,13 persen menjadi 93.962 orang dari sebelumnya hanya 80.223 orang.

Pelancong asal Perancis naik 39,98 persen dari 52.271 orang menjadi 73.167 orang, Inggris naik 10,50 persen dari 52.994 orang menjadi 58.560 orang, Jerman dari 50.187 orang naik 1,22 persen menjadi 50.800 orang, dan Amerika Serikat naik 2,69 persen dari 46.203 orang menjadi 47.445 orang.

Jadi, walau orang Jepang yang melakukan perjalanan wisata ke Bali agak berkurang pada periode tahun 2009, tetapi karena yang datang jumlahnya banyak maka masih menempati peringkat dua setelah Australia. (SOE)

Sumber: http://travel.kompas.com

Selasa, 13 Oktober 2009

Gunungkidul Kembangkan Objek Wisata Ilmu Pengetahuan

GUNUNGKIDUL--MI: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengembangkan objek wisata ilmu pengetahuan, jenis wisata budaya lokal dan sumber daya alam yang penuh dengan pengetahuan, sebagai tujuan wisata alternatif.

"Gunungkidul merupakan salah satu kawasan yang mempunyai destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Hal itu menjadi salah satu modal untuk menjadi salah satu pusat wisata kreatif dan ilmu pengetahuan," kata Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Gunungkidul Birowo Adie di Wonosari, Minggu (11/10).
Ia mengatakan upaya menjadikan Gunungkidul sebagai pusat wisata tersebut terus dilakukan, karena infrastruktur dan kesadaran masyarakat harus terus dibangun untuk mewujudkan Gunungkidul sebagai pusat wisata kreatif serta objek wisata yang menambah ilmu pengetahuan.

Birowo mengatakan objek wisata yang mampu menunjang ilmu pengetahuan masih membutuhkan pengembangan dan pembinaan. "Sejumlah objek wisata yang dikembangkan menjadi objek wisata pendukung ilmu pengetahuan adalah kawasan pegunungan Seribu Mulo, Gunung Api Purba Nglanggeran, dan kawasan Hutan Wonosadi.

"Objek wisata alam tersebut akan dikembangkan menjadi laboratorium alam sehingga masyarakat luas dapat menambah ilmu pengetahuan, di antaranya sejarah terbentuknya lapisan bumi, mempelajari aneka flora dan fauna, serta ilmu pengetahuan alam lainnya," katanya.

Ia menyatakan kawasan Hutan Wonosadi merupakan aset kekayaan alam yang tidak ternilai harganya. Di dalam hutan tersebut terkandung berbagai macam flora dan fauna langka sehingga cocok untuk dijadikan kawasan penelitian ilmu pengetahuan alam. "Gunung api purba Nglanggeran dijadikan salah satu objek wisata sekaligus lokasi penelitian perkembangan geologi, terutama gunung api pada zaman purba," katanya.

Menurut dia, selain mengembangkan kawasan objek wisata, Disbudpar Gunungkidul juga melakukan pendampingan dan pembinaan pada masyarakat di sekitar kawasan objek wisata itu. "Kami melakukan pembinaan dan pendampingan pada kelompok masyarakat sadar wisata (pokdarwis) yang diharapkan akan mendukung pengembangan sejumlah objek wisata ilmu pengetahuan," katanya.

Wisata merupakan salah satu sektor andalan bagi Kabupaten Gunungkidul dalam mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD). Realisasi PAD dari sektor retribusi wisata selama 2008 mencapai Rp1,3 miliar dari target Rp1,2 miliar. "Target PAD Gunungkidul dari sektor pariwisata pada 2009 sebesar Rp1,3 miliar," katanya.

Birowo menyatakan yakin target pendapatan tersebut dapat tercapai dengan berbagai langkah penganekaragaman objek wisata di Gunungkidul. Menurut dia, penganekaragaman objek wisata akan terus dilakukan untuk menarik wisatawan nusantara dan mancanegara berkunjung ke Gunungkidul."Pada masa mendatang pariwisata dijadikan sebagai sumber pendapatan asli daerah terbesar," katanya. (Ant/OL-05)

Sumber : http://www.blogger.com

Pameran Pariwisata Indonesia Ditargetkan Raup Transaksi Rp20 Miliar

JAKARTA-MI: Pameran pariwisata dan pasar wisata akbar, Indonesia Tourism and Travel Fair (ITTF) 2009, segera digelar di Jakarta Convention Centre (JCC), pada 2-4 Oktober 2009, dan ditargetkan mampu meraup transaksi minimal Rp20 miliar.

"Untuk ITTF kali ini panitia menargetkan 80 buyers, 300 sellers, serta jumlah transaksi minimal sebesar 20 juta dolar AS," kata Ketua Organizing Committee The 2nd Indonesia Tourism & Travel Fair 2009, Ben Sukma, di Jakarta, Kamis (1/10).

Pihaknya mendapatkan dukungan penuh dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar). Dan menurut rencana ITTF 2009 akan dibuka secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Aburizal Bakrie.

Penyelenggaraan ITTF 2009 yang merupakan kesempatan kedua itu diprakarsai oleh empat asosiasi industri pariwisata terbesar di Indonesia yakni PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia), ASITA (Association of Indonesia Tour and Travel), INCCA (Indonesia Congress and Convention Association), INACA (Indonesia Air Carriers Association), dan didukung Depbudpar, serta berbagai instansi terkait.

Menurut Ben Sukma, hingga 1 Oktober 2009 tercatat dari ratusan stand yang disediakan di atas area seluas 5000 m2 di hall A dan B telah terisi sebanyak 100 persen dengan peserta terdiri 80 instansi/asosiasi, 35 Industri pariwisata, 95 perusahan kerajinan, dan 6 media partner.

"Sedangkan untuk buyers panitia ITTF 2009 menargetkan sebanyak 80 buyers dari mancanegara," katanya.

Pihak penyelenggara ITTF 2009 juga menargetkan peningkatan pengunjung dari sekitar 12.000 pada tahun lalu, menjadi 15.000 pengunjung tahun ini karena melihat 'event' itu diselenggarakan menjelang banyaknya hari libur pada akhir 2009 .

"Dalam kegiatan The 2nd ITTF 2009 akan digelar sejumlah acara antara lain travel mart, forum bisnis dan konvensi, pertunjukan kesenian, city tour, pemberian penghargaan, fashion show, lomba uniform parade, table set up, bed set up, serta bermacam door prize menarik," kata Ben.

Selain itu juga diadakan direct sales/penjualan antara masyarakat di Jakarta dan sekitarnya dengan penjual produk-produk wisata dari 33 provinsi di Indonesia seperti ticket airlines, voucher hotel, dan paket-paket tour dengan harga promo.

Untuk mendukung suksesnya penyelenggaraan The 2nd ITTF 2009 tersebut pihak panitia telah mengundang pengunjung internasional melalui surat yang ditujukan kepada para Duta Besar Republik Indonesia serta perwakilan Maskapai Garuda Indonesia di luar negeri, membuka fasilitas pendaftaran online di www.ittf2009.com, serta melakukan sosialisasi exhibition ke Singapura, Malaysia, dan China.

Dirjen Pemasaran Depbudpar, Sapta Nirwandar, mengharapkan penyelenggaraan ITTF 2009 akan membawa pengaruh signifikan terhadap
kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia yang tahun ini ditargetkan sebesar 6,5 juta orang.

"Selain itu, penyelenggaraan ITTF 2009 yang merupakan salah satu event dalam upaya menyukseskan Visit Indonesia Year 2009, kami harapkan dapat mendorong peningkatan kunjungan wisman pada tahun 2010 mendatang," katanya. (Ant/OL-7)

Sumber : JAKARTA-MI: Pameran pariwisata dan pasar wisata akbar, Indonesia Tourism and Travel Fair (ITTF) 2009, segera digelar di Jakarta Convention Centre (JCC), pada 2-4 Oktober 2009, dan ditargetkan mampu meraup transaksi minimal Rp20 miliar.

"Untuk ITTF kali ini panitia menargetkan 80 buyers, 300 sellers, serta jumlah transaksi minimal sebesar 20 juta dolar AS," kata Ketua Organizing Committee The 2nd Indonesia Tourism & Travel Fair 2009, Ben Sukma, di Jakarta, Kamis (1/10).

Pihaknya mendapatkan dukungan penuh dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar). Dan menurut rencana ITTF 2009 akan dibuka secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Aburizal Bakrie.

Penyelenggaraan ITTF 2009 yang merupakan kesempatan kedua itu diprakarsai oleh empat asosiasi industri pariwisata terbesar di Indonesia yakni PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia), ASITA (Association of Indonesia Tour and Travel), INCCA (Indonesia Congress and Convention Association), INACA (Indonesia Air Carriers Association), dan didukung Depbudpar, serta berbagai instansi terkait.

Menurut Ben Sukma, hingga 1 Oktober 2009 tercatat dari ratusan stand yang disediakan di atas area seluas 5000 m2 di hall A dan B telah terisi sebanyak 100 persen dengan peserta terdiri 80 instansi/asosiasi, 35 Industri pariwisata, 95 perusahan kerajinan, dan 6 media partner.

"Sedangkan untuk buyers panitia ITTF 2009 menargetkan sebanyak 80 buyers dari mancanegara," katanya.

Pihak penyelenggara ITTF 2009 juga menargetkan peningkatan pengunjung dari sekitar 12.000 pada tahun lalu, menjadi 15.000 pengunjung tahun ini karena melihat 'event' itu diselenggarakan menjelang banyaknya hari libur pada akhir 2009 .

"Dalam kegiatan The 2nd ITTF 2009 akan digelar sejumlah acara antara lain travel mart, forum bisnis dan konvensi, pertunjukan kesenian, city tour, pemberian penghargaan, fashion show, lomba uniform parade, table set up, bed set up, serta bermacam door prize menarik," kata Ben.

Selain itu juga diadakan direct sales/penjualan antara masyarakat di Jakarta dan sekitarnya dengan penjual produk-produk wisata dari 33 provinsi di Indonesia seperti ticket airlines, voucher hotel, dan paket-paket tour dengan harga promo.

Untuk mendukung suksesnya penyelenggaraan The 2nd ITTF 2009 tersebut pihak panitia telah mengundang pengunjung internasional melalui surat yang ditujukan kepada para Duta Besar Republik Indonesia serta perwakilan Maskapai Garuda Indonesia di luar negeri, membuka fasilitas pendaftaran online di www.ittf2009.com, serta melakukan sosialisasi exhibition ke Singapura, Malaysia, dan China.

Dirjen Pemasaran Depbudpar, Sapta Nirwandar, mengharapkan penyelenggaraan ITTF 2009 akan membawa pengaruh signifikan terhadap
kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia yang tahun ini ditargetkan sebesar 6,5 juta orang.

"Selain itu, penyelenggaraan ITTF 2009 yang merupakan salah satu event dalam upaya menyukseskan Visit Indonesia Year 2009, kami harapkan dapat mendorong peningkatan kunjungan wisman pada tahun 2010 mendatang," katanya. (Ant/OL-7)

Sumber : http://www.blogger.com